Follow Us :              

Gubernur Segera Kirim Bantuan Penanggulangan Stunting ke Desa Sidoharjo di Batang

  15 March 2023  |   10:00:00  |   dibaca : 584 
Kategori :
Bagikan :


Gubernur Segera Kirim Bantuan Penanggulangan Stunting ke Desa Sidoharjo di Batang

15 March 2023 | 10:00:00 | dibaca : 584
Kategori :
Bagikan :

Foto : Vivi (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Vivi (Humas Jateng)

BATANG - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo langsung merespon permintaan bantuan seorang bidan desa bernama Sri Umiyati di Desa Sidoharjo, Kecamatan Bawang, Kabupaten Batang. Pada Gubernur Umiyati meminta bantuan beras fortifikasi dan makanan bergizi lainnya untuk menanggulangi kasus stunting dan ibu hamil beresiko di desanya.

Permintaan tersebut disampaikan pada forum Musrenbang Wilayah Pekalongan, Batang, Kabupaten Pekalongan, Brebes, Tegal, Slawi, dan Pemalang  (Petanglong Bregasmalang) di Pendopo Kabupaten Batang, Rabu (15/3/2023).

Selain akan mengirim beras fortifikasi, Gubernur juga akan mengirim jajarannya untuk merenovasi Polindes Sidoharjo agar lebih nyaman digunakan, seperti yang diharapkan Umiyati. Keinginan Kepala Desa Sidoharjo untuk memiliki mobil pengangkut sampah, juga akan dikabulkan. "Oke nanti biar dilihat Polindesnya dan dibangun. Beras fortifikasi dan mobil sampah nanti saya kirim ke sana," kata Gubernur.

Terkait respon cepat yang dilakukan, Gubernur mengatakan, hal itu bisa dilakukan salah satunya karena adanya informasi langsung dari masyarakat. Informasi dari pihak yang mengetahui secara pasti kebutuhan masyarakat, sangat penting untuk membantunya membuat kebijakan dalam mengatasi masalah tersebut.

"Ada yang sebenarnya bisa kita tangani, kami sendiri saja, lebih cepat. Kan saya punya akses-akses yang bisa digunakan. Saya senang kalau ada orang yang bersemangat, punya prestasi. Kalau ada kendala kami bisa mengatasi, karena itu tidak terlalu sulit. Jika tidak terlalu mahal, itu bisa kami lakukan," jelasnya.

Umiyati yang mengikuti Musrembangwil secara daring menjelaskan, di Desa Sidoharjo terdapat 41 anak stunting. Jumlah tersebut turun 54 persen dari tahun 2021. Upaya yang dilakukan untuk menurunkan stunting adalah memberikan sosialisasi, memberikan makan bergizi, serta edukasi kepada ibu hamil termasuk pemberian pil penambah darah.

"Kami masih membutuhkan susu dan beras fortifikasi yang banyak mengandung gizi. Untuk ibu hamil ada 21 orang, jumlah risti (risiko tinggi) ada 12 orang karena Kurang Energi Kronis (KEK), hipertensi, penyakit penyerta, kehamilan lebih umur atau di atas 35 tahun, ada juga yang 17 tahun sudah hamil. Kalau AKI-AKB (Angka Kematian Ibu-Angka Kematian Bayi) nihil," ungkap Umiyati.

Kepala Desa Sidoharjo, Muhammad Mutokhin, menjelaskan, tiga persoalan terkait pengentasan kemiskinan di desanya.  "Tiga persoalan utama di Desa Sidoharjo itu ada RTLH (Rumah Tidak Layak Huni) sekitar 242 rumah, stunting, dan warga tidak mampu tidak tercover BPJS. Kami juga membutuhkan mobil sampah biar warga tidak buang sampah sembarangan," ujarnya.

Selain dihadiri dari forkopimda, musrembanwil juga dihadiri perwakilan dari masyarakat, termasuk pelajar. Salah satu pelajar, Ananda Saputri (17), bahkan sempat berdialog dengan Gubernur tentang program Jo Kawin Bocah.

 "Tadi ditanya sama Pak Ganjar Jo Kawin Bocah, eman-eman (sayang). Lebih baik sekolah dulu. Kalau saya mau menikah usia 25 karena mau berkarier dulu," ujar remaja asal Kradenan, Kota Pekalongan itu. Atas sikapnya itu, Gubernur memberinya hadiah produk kerajinan UMKM yang dijual di salah satu stand pameran di lokasi musrembang.


Bagikan :

BATANG - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo langsung merespon permintaan bantuan seorang bidan desa bernama Sri Umiyati di Desa Sidoharjo, Kecamatan Bawang, Kabupaten Batang. Pada Gubernur Umiyati meminta bantuan beras fortifikasi dan makanan bergizi lainnya untuk menanggulangi kasus stunting dan ibu hamil beresiko di desanya.

Permintaan tersebut disampaikan pada forum Musrenbang Wilayah Pekalongan, Batang, Kabupaten Pekalongan, Brebes, Tegal, Slawi, dan Pemalang  (Petanglong Bregasmalang) di Pendopo Kabupaten Batang, Rabu (15/3/2023).

Selain akan mengirim beras fortifikasi, Gubernur juga akan mengirim jajarannya untuk merenovasi Polindes Sidoharjo agar lebih nyaman digunakan, seperti yang diharapkan Umiyati. Keinginan Kepala Desa Sidoharjo untuk memiliki mobil pengangkut sampah, juga akan dikabulkan. "Oke nanti biar dilihat Polindesnya dan dibangun. Beras fortifikasi dan mobil sampah nanti saya kirim ke sana," kata Gubernur.

Terkait respon cepat yang dilakukan, Gubernur mengatakan, hal itu bisa dilakukan salah satunya karena adanya informasi langsung dari masyarakat. Informasi dari pihak yang mengetahui secara pasti kebutuhan masyarakat, sangat penting untuk membantunya membuat kebijakan dalam mengatasi masalah tersebut.

"Ada yang sebenarnya bisa kita tangani, kami sendiri saja, lebih cepat. Kan saya punya akses-akses yang bisa digunakan. Saya senang kalau ada orang yang bersemangat, punya prestasi. Kalau ada kendala kami bisa mengatasi, karena itu tidak terlalu sulit. Jika tidak terlalu mahal, itu bisa kami lakukan," jelasnya.

Umiyati yang mengikuti Musrembangwil secara daring menjelaskan, di Desa Sidoharjo terdapat 41 anak stunting. Jumlah tersebut turun 54 persen dari tahun 2021. Upaya yang dilakukan untuk menurunkan stunting adalah memberikan sosialisasi, memberikan makan bergizi, serta edukasi kepada ibu hamil termasuk pemberian pil penambah darah.

"Kami masih membutuhkan susu dan beras fortifikasi yang banyak mengandung gizi. Untuk ibu hamil ada 21 orang, jumlah risti (risiko tinggi) ada 12 orang karena Kurang Energi Kronis (KEK), hipertensi, penyakit penyerta, kehamilan lebih umur atau di atas 35 tahun, ada juga yang 17 tahun sudah hamil. Kalau AKI-AKB (Angka Kematian Ibu-Angka Kematian Bayi) nihil," ungkap Umiyati.

Kepala Desa Sidoharjo, Muhammad Mutokhin, menjelaskan, tiga persoalan terkait pengentasan kemiskinan di desanya.  "Tiga persoalan utama di Desa Sidoharjo itu ada RTLH (Rumah Tidak Layak Huni) sekitar 242 rumah, stunting, dan warga tidak mampu tidak tercover BPJS. Kami juga membutuhkan mobil sampah biar warga tidak buang sampah sembarangan," ujarnya.

Selain dihadiri dari forkopimda, musrembanwil juga dihadiri perwakilan dari masyarakat, termasuk pelajar. Salah satu pelajar, Ananda Saputri (17), bahkan sempat berdialog dengan Gubernur tentang program Jo Kawin Bocah.

 "Tadi ditanya sama Pak Ganjar Jo Kawin Bocah, eman-eman (sayang). Lebih baik sekolah dulu. Kalau saya mau menikah usia 25 karena mau berkarier dulu," ujar remaja asal Kradenan, Kota Pekalongan itu. Atas sikapnya itu, Gubernur memberinya hadiah produk kerajinan UMKM yang dijual di salah satu stand pameran di lokasi musrembang.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu