Follow Us :              

Profesi Guru Adalah Harga Diri

  25 November 2017  |   07:30:00  |   dibaca : 276 
Kategori :
Bagikan :


Profesi Guru Adalah Harga Diri

25 November 2017 | 07:30:00 | dibaca : 276
Kategori :
Bagikan :

Foto : (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : (Humas Jateng)

Wonosobo – Profesi guru bukan pengorbanan. Menjadi guru itu adalah pilihan, dan profesi guru merupakan harga diri. Karenanya, guru mesti menunjukkan kompetensi, profesionalisme, dan tanggung jawabnya.

Pernyataan itu disampaikan Gubernur Jateng H Ganjar Pranowo SH MIP saat memberikan pengarahan pada “Sarasehan Guru Bersama Gubernur” di Halaman SDN I Reco, Padepokan Desa Wisata Anggrunggondok, Kecamatan Kertek, Kabupaten Wonosobo, Sabtu (25/11) pagi. Ditambahkan, peran guru sangat penting dalam kemajuan zaman.

“Artinya banyak tantangan yang harus dibereskan. Terlebih pada era digitalisasi seperti sekarang di mana hampir semua siswa memegang gadget,” bebernya.

Pada kegiatan dalam rangka memperingati HUT ke-72 Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) tersebut, gubernur mengingatkan kepada semua pengajar supaya meningkatkan kewaspadaan dan pengawasan terhadap generasi muda, terutama para siswa dari pengaruh negatif gadget. Apalagi saat ini hampir semua orang memiliki gadget.

Gadget bisa memberi manfaat, namun juga memberi pengaruh buruk pengggunannya, karena ini (gadget) adalah ‘narkoba baru’. Bahkan radikalisme maupun pornografi bisa dengan mudah didapat dari gadget,” katanya.

Selain menyangkut pengaruh gadget, mantan anggota DPR RI itu juga menjelaskan tentang dunia lapangan kerja, terutama bagi lulusan SMK yang memang materi pendidikannya disiapkan untuk siap bekerja di berbagai sektor usaha. Namun dunia industri dan SMK ternyata tidak sama. Dunia industri sudah masuk generasi tiga, sementara dunia SMK masih generasi ketinggalan.

Ia mencontohkan di bidang otomotif, kendaraan bermotor masih tetap menggunakkan karburator, padahal sekarang sudah ada teknologi yang lebih canggih. Di bidang pelayanan hotel sekarang pun sudah menerapkan teknologi, misalnya mencuci pakaian sekarang menggunakan mesin, membeli makan cukup memasukkan koin, kemudian begitu koin masuk maka makanan langsung tersaji.

Bidang industri kreatif maju cukup pesat dengan berbagai film animasi. Mobil VW atau kodok terbaru desainnya juga oleh warga Indonesia. Maka hari ini dan ke depan industri yang berkembang adalah semua yang berbasis teknologi informasi. Bahkan kini cara menjual barang pun tidak lagi konvensional tapi online.

“Menurut saya, kurikulum SMK perlu direvisi agar bisa digathukkan atau disesuaikan dengan kebutuhan dunia kerja, baik pekerjaan di sektor industri maupun lainnya,” imbuhnya.

Dalam kesempatan tersebut, orang nomor satu di Jateng itu juga memberi tali asih berupa tabungan dari Bank Jateng kepada tiga orang guru warga yang dinilai berdedikasi tinggi terhadap dunia pendidikan, khususnya di Wonosobo. Yaitu Istiqomah dari SMAN 1 Mojotengah yang aktif membimbing para siswa di ekstrakurikuler karya ilmiah remaja (KIR),  Mulyani guru SMPN 2 Wonosobo, serta Yuli Ernawati yang sehari- hari mengajar di SDN Purwosari.

Khusus untuk Istiqomah yang kegiatannya lebih konsentrasi pada kepedulian lingkungan, Ganjar pun memberikan PR. Dia bersama murid-muridnya diminta membuat karya ilmiah untuk menyelesaikan problem sampah di Dieng.

“Selamat Hari Guru, selamat mengajar dan membimbing, ada banyak hal yang harus kita dorong dalam mendidik generasi bangsa. Anak-anak yang saat ini kita bimbing dan didik pada sekian tahun ke depan ada yang menjadi bupati, gubernur, seniman, kiai, tokoh inspiratif,” pungkasnya.

 

Penulis : Mn, Humas Jateng

Editor : Ul, Diskominfo Jateng


Bagikan :

Wonosobo – Profesi guru bukan pengorbanan. Menjadi guru itu adalah pilihan, dan profesi guru merupakan harga diri. Karenanya, guru mesti menunjukkan kompetensi, profesionalisme, dan tanggung jawabnya.

Pernyataan itu disampaikan Gubernur Jateng H Ganjar Pranowo SH MIP saat memberikan pengarahan pada “Sarasehan Guru Bersama Gubernur” di Halaman SDN I Reco, Padepokan Desa Wisata Anggrunggondok, Kecamatan Kertek, Kabupaten Wonosobo, Sabtu (25/11) pagi. Ditambahkan, peran guru sangat penting dalam kemajuan zaman.

“Artinya banyak tantangan yang harus dibereskan. Terlebih pada era digitalisasi seperti sekarang di mana hampir semua siswa memegang gadget,” bebernya.

Pada kegiatan dalam rangka memperingati HUT ke-72 Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) tersebut, gubernur mengingatkan kepada semua pengajar supaya meningkatkan kewaspadaan dan pengawasan terhadap generasi muda, terutama para siswa dari pengaruh negatif gadget. Apalagi saat ini hampir semua orang memiliki gadget.

Gadget bisa memberi manfaat, namun juga memberi pengaruh buruk pengggunannya, karena ini (gadget) adalah ‘narkoba baru’. Bahkan radikalisme maupun pornografi bisa dengan mudah didapat dari gadget,” katanya.

Selain menyangkut pengaruh gadget, mantan anggota DPR RI itu juga menjelaskan tentang dunia lapangan kerja, terutama bagi lulusan SMK yang memang materi pendidikannya disiapkan untuk siap bekerja di berbagai sektor usaha. Namun dunia industri dan SMK ternyata tidak sama. Dunia industri sudah masuk generasi tiga, sementara dunia SMK masih generasi ketinggalan.

Ia mencontohkan di bidang otomotif, kendaraan bermotor masih tetap menggunakkan karburator, padahal sekarang sudah ada teknologi yang lebih canggih. Di bidang pelayanan hotel sekarang pun sudah menerapkan teknologi, misalnya mencuci pakaian sekarang menggunakan mesin, membeli makan cukup memasukkan koin, kemudian begitu koin masuk maka makanan langsung tersaji.

Bidang industri kreatif maju cukup pesat dengan berbagai film animasi. Mobil VW atau kodok terbaru desainnya juga oleh warga Indonesia. Maka hari ini dan ke depan industri yang berkembang adalah semua yang berbasis teknologi informasi. Bahkan kini cara menjual barang pun tidak lagi konvensional tapi online.

“Menurut saya, kurikulum SMK perlu direvisi agar bisa digathukkan atau disesuaikan dengan kebutuhan dunia kerja, baik pekerjaan di sektor industri maupun lainnya,” imbuhnya.

Dalam kesempatan tersebut, orang nomor satu di Jateng itu juga memberi tali asih berupa tabungan dari Bank Jateng kepada tiga orang guru warga yang dinilai berdedikasi tinggi terhadap dunia pendidikan, khususnya di Wonosobo. Yaitu Istiqomah dari SMAN 1 Mojotengah yang aktif membimbing para siswa di ekstrakurikuler karya ilmiah remaja (KIR),  Mulyani guru SMPN 2 Wonosobo, serta Yuli Ernawati yang sehari- hari mengajar di SDN Purwosari.

Khusus untuk Istiqomah yang kegiatannya lebih konsentrasi pada kepedulian lingkungan, Ganjar pun memberikan PR. Dia bersama murid-muridnya diminta membuat karya ilmiah untuk menyelesaikan problem sampah di Dieng.

“Selamat Hari Guru, selamat mengajar dan membimbing, ada banyak hal yang harus kita dorong dalam mendidik generasi bangsa. Anak-anak yang saat ini kita bimbing dan didik pada sekian tahun ke depan ada yang menjadi bupati, gubernur, seniman, kiai, tokoh inspiratif,” pungkasnya.

 

Penulis : Mn, Humas Jateng

Editor : Ul, Diskominfo Jateng


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu