Follow Us :              

Ekonomi Meningkat, BPS Kabarkan Penduduk Miskin Jateng Turun Signifikan

  17 July 2023  |   10:00:00  |   dibaca : 607 
Kategori :
Bagikan :


Ekonomi Meningkat, BPS Kabarkan Penduduk Miskin Jateng Turun Signifikan

17 July 2023 | 10:00:00 | dibaca : 607
Kategori :
Bagikan :

Foto : Tim Humas (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Tim Humas (Humas Jateng)

SEMARANG - Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Tengah mencatat jumlah penduduk miskin di Jawa Tengah menurun. Pada Maret 2023 tercatat 3,79 juta orang. Data ini didapat melalui pendekatan Basic Needs Approach, atau kemampuan seseorang memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan yang diukur menurut garis kemiskinan.

Kepala BPS Jawa Tengah Dadang Hardiwan, saat jumpa pers Senin (17/7/2023) menerangkan, dari jumlah itu, secara presentase penduduk miskin di Jawa Tengah mengalami penurunan. Pada September 2022 penduduk miskin di Jawa Tengah mencapai 10,98 persen atau 3,86 juta orang. Sedangkan pada Maret tahun ini jumlah itu menjadi 10,77 persen atau turun 0,21 persen poin. 

Dadang mengatakan, perbaikan ekonomi ini membuat penurunan jumlah penduduk miskin di Jawa Tengah, bahkan mendekati jumlah saat sebelum pandemi Covid-19. 

"Jumlah penduduk miskin Jateng (Jawa Tengah) Maret 2023 sebesar 3,79 juta orang. Atau turun 66,73 ribu orang, bila dibandingkan September 2022. Dan turun 39,94 ribu orang bila dibandingkan Maret 2022," ucapnya. 

Dadang menambahkan, perbaikan ekonomi Jawa Tengah, salah satunya dibuktikan dengan rendahnya tingkat inflasi selama periode September 2022 sampai Maret 2023 yang berada pada 1,30 persen. Sedangkan pada Maret 2022-September 2022 inflasi menyentuh 3,60 persen. 

Pertumbuhan ekonomi juga terlihat dari peningkatan Nilai Tukar Petani pada Maret 2023 sebesar 107,52 dibandingkan September 2022 sebesar 105,97.  Selain itu, produksi padi pada Triwulan I 2023 mencapai 3,28 juta ton Gabah Kering Giling (GKG), naik sebesar 1,10 juta ton, dibanding produksi padi Triwulan III 2022 sebanyak 2,18 juta ton GKG.

"Hasil catatan kami, yang memberikan pengaruh kepada kesejahteraan masyarakat, seperti penurunan tingkat pengangguran terbuka (TPT), pada Februari 2023 sebesar 5,24 persen, lebih rendah dibanding Februari 2022 sebesar 5,75 persen," terang Dadang.


Bagikan :

SEMARANG - Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Tengah mencatat jumlah penduduk miskin di Jawa Tengah menurun. Pada Maret 2023 tercatat 3,79 juta orang. Data ini didapat melalui pendekatan Basic Needs Approach, atau kemampuan seseorang memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan yang diukur menurut garis kemiskinan.

Kepala BPS Jawa Tengah Dadang Hardiwan, saat jumpa pers Senin (17/7/2023) menerangkan, dari jumlah itu, secara presentase penduduk miskin di Jawa Tengah mengalami penurunan. Pada September 2022 penduduk miskin di Jawa Tengah mencapai 10,98 persen atau 3,86 juta orang. Sedangkan pada Maret tahun ini jumlah itu menjadi 10,77 persen atau turun 0,21 persen poin. 

Dadang mengatakan, perbaikan ekonomi ini membuat penurunan jumlah penduduk miskin di Jawa Tengah, bahkan mendekati jumlah saat sebelum pandemi Covid-19. 

"Jumlah penduduk miskin Jateng (Jawa Tengah) Maret 2023 sebesar 3,79 juta orang. Atau turun 66,73 ribu orang, bila dibandingkan September 2022. Dan turun 39,94 ribu orang bila dibandingkan Maret 2022," ucapnya. 

Dadang menambahkan, perbaikan ekonomi Jawa Tengah, salah satunya dibuktikan dengan rendahnya tingkat inflasi selama periode September 2022 sampai Maret 2023 yang berada pada 1,30 persen. Sedangkan pada Maret 2022-September 2022 inflasi menyentuh 3,60 persen. 

Pertumbuhan ekonomi juga terlihat dari peningkatan Nilai Tukar Petani pada Maret 2023 sebesar 107,52 dibandingkan September 2022 sebesar 105,97.  Selain itu, produksi padi pada Triwulan I 2023 mencapai 3,28 juta ton Gabah Kering Giling (GKG), naik sebesar 1,10 juta ton, dibanding produksi padi Triwulan III 2022 sebanyak 2,18 juta ton GKG.

"Hasil catatan kami, yang memberikan pengaruh kepada kesejahteraan masyarakat, seperti penurunan tingkat pengangguran terbuka (TPT), pada Februari 2023 sebesar 5,24 persen, lebih rendah dibanding Februari 2022 sebesar 5,75 persen," terang Dadang.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu