Follow Us :              

Dua Tahun, Pemprov Jateng Angkat 13.302 Guru Honorer jadi Tenaga PPPK

  25 July 2023  |   11:00:00  |   dibaca : 3162 
Kategori :
Bagikan :


Dua Tahun, Pemprov Jateng Angkat 13.302 Guru Honorer jadi Tenaga PPPK

25 July 2023 | 11:00:00 | dibaca : 3162
Kategori :
Bagikan :

Foto : Gholib (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Gholib (Humas Jateng)

SEMARANG - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah (Pemprov Jateng) terus berupaya memenuhi kebutuhan jumlah guru. Salah satunya dengan merekrut Guru Tidak Tetap (GTT) SMA/SMK/SLB baik negeri maupun swasta. Tahun ini sebanyak 13.302 orang dari mereka berhasil diangkat menjadi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK). 

Dari jumlah tersebut, merupakan hasil perekrutan tahun 2021 tahap 1 dan 2, serta tahun 2023. Dari 13.302 tersebut, sebanyak 8.812 merupakan GTT sekolah negeri. Sedang total GTT SMA/SMK/SLB negeri pada tahun 2020 sebanyak 12.777 orang. 

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah Uswatun Hasanah mengatakan untuk SMA negeri sederajat, pada pengangkatan PPPK tahun 2021 tahap 1 ada 5.116 guru, PPPK tahap 2 ada 744 orang, dan PPPK pada tahun 2023 ada 2.952 guru. 

“Dengan demikian total GTT sekolah negeri yang masuk dalam PPPK ada 8.812 orang," katanya Selasa (25/7/2023).

Saat ini guru honorer SMA sederajat negeri yang tersisa tinggal 3.965 guru. Ia memperkirakan, jumlah itu kemungkinan bisa tersaring menjadi tenaga PPPK namun secara bertahap. "Bisa tahun depan, tahun depannya lagi hingga tahun depannya lagi. Mudah-mudahan tidak terlalu lama waktunyalah nanti bisa terangkat semua GTT kita," ujarnya.

Kabid Ketenagaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah Nasikin menambahkan, untuk pegawai tidak tetap (PTT) SMA/SMK/SLB negeri total sebanyak 8.531 orang. PPPK tahun 2021 tahap 1 sebanyak 117 orang, tahap 2 sebanyak 18. Sedangkab total sisa PTT saat ini 8.396 orang.

Turut dijelaskan, tingginya kebutuhan guru di Jawa Tengah menjadi alasan yang pemerintah gencar melakukan seleksi PPPK. Mengingat, pendidikan merupakan hal yang penting untuk menciptakan generasi emas. 

"(Jumlah) guru kita yang PNS  belum mencukupi untuk memenuhi sejumlah 640 sekolah negeri, baik itu SMA, SMK, maupun SLB. Untuk memenuhi itu, tahun 2020 itu banyak (diisi) dari GTT. Karena tidak ada pengangkatan PNS untuk guru. Maka GTT yang men-support pendidikan," ujarnya.

Di tahun 2021 sampai tahun 2022 ini, terang Nasikin, ada pengangkatan ASN dari PPPK. Para GTT ikut bersaing mengikuti seleksi menjadi PPPK. Dengan harapan bila diterima menjadi PPPK maka akan ada peningkatan kesejahteraan. 

Melihat jumlah guru yang ada, ia mengatakan secara makro kebutuhan tenaga pendidik di Jawa Tengah untuk SMA/SMK dan SLB negeri sudah mencukupi. Sebab itu belum ada rencana penambahan guru. 

"Hitung-hitungan jam mengajar dari 24 jam sampai 40 jam dengan total guru PPPK ditambah jumlah kita PNS itu sudah di angka 35 ribuan guru yang berstatus ASN," terang Nasikin.

Dari jumlah itu, pihaknya telah hitung dengan jumlah jam seluruh Jawa Tengah itu, berarti masih di angka kisaran 31-32 jam per minggu. "Artinya, angka ini masih di range (rentang) jumlah jam mengajar sesuai dengan Permendikbud nomor 15 tahun 2018 adalah 24 jam sampai dengan 40 jam/minggu," pungkasnya.


Bagikan :

SEMARANG - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah (Pemprov Jateng) terus berupaya memenuhi kebutuhan jumlah guru. Salah satunya dengan merekrut Guru Tidak Tetap (GTT) SMA/SMK/SLB baik negeri maupun swasta. Tahun ini sebanyak 13.302 orang dari mereka berhasil diangkat menjadi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK). 

Dari jumlah tersebut, merupakan hasil perekrutan tahun 2021 tahap 1 dan 2, serta tahun 2023. Dari 13.302 tersebut, sebanyak 8.812 merupakan GTT sekolah negeri. Sedang total GTT SMA/SMK/SLB negeri pada tahun 2020 sebanyak 12.777 orang. 

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah Uswatun Hasanah mengatakan untuk SMA negeri sederajat, pada pengangkatan PPPK tahun 2021 tahap 1 ada 5.116 guru, PPPK tahap 2 ada 744 orang, dan PPPK pada tahun 2023 ada 2.952 guru. 

“Dengan demikian total GTT sekolah negeri yang masuk dalam PPPK ada 8.812 orang," katanya Selasa (25/7/2023).

Saat ini guru honorer SMA sederajat negeri yang tersisa tinggal 3.965 guru. Ia memperkirakan, jumlah itu kemungkinan bisa tersaring menjadi tenaga PPPK namun secara bertahap. "Bisa tahun depan, tahun depannya lagi hingga tahun depannya lagi. Mudah-mudahan tidak terlalu lama waktunyalah nanti bisa terangkat semua GTT kita," ujarnya.

Kabid Ketenagaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah Nasikin menambahkan, untuk pegawai tidak tetap (PTT) SMA/SMK/SLB negeri total sebanyak 8.531 orang. PPPK tahun 2021 tahap 1 sebanyak 117 orang, tahap 2 sebanyak 18. Sedangkab total sisa PTT saat ini 8.396 orang.

Turut dijelaskan, tingginya kebutuhan guru di Jawa Tengah menjadi alasan yang pemerintah gencar melakukan seleksi PPPK. Mengingat, pendidikan merupakan hal yang penting untuk menciptakan generasi emas. 

"(Jumlah) guru kita yang PNS  belum mencukupi untuk memenuhi sejumlah 640 sekolah negeri, baik itu SMA, SMK, maupun SLB. Untuk memenuhi itu, tahun 2020 itu banyak (diisi) dari GTT. Karena tidak ada pengangkatan PNS untuk guru. Maka GTT yang men-support pendidikan," ujarnya.

Di tahun 2021 sampai tahun 2022 ini, terang Nasikin, ada pengangkatan ASN dari PPPK. Para GTT ikut bersaing mengikuti seleksi menjadi PPPK. Dengan harapan bila diterima menjadi PPPK maka akan ada peningkatan kesejahteraan. 

Melihat jumlah guru yang ada, ia mengatakan secara makro kebutuhan tenaga pendidik di Jawa Tengah untuk SMA/SMK dan SLB negeri sudah mencukupi. Sebab itu belum ada rencana penambahan guru. 

"Hitung-hitungan jam mengajar dari 24 jam sampai 40 jam dengan total guru PPPK ditambah jumlah kita PNS itu sudah di angka 35 ribuan guru yang berstatus ASN," terang Nasikin.

Dari jumlah itu, pihaknya telah hitung dengan jumlah jam seluruh Jawa Tengah itu, berarti masih di angka kisaran 31-32 jam per minggu. "Artinya, angka ini masih di range (rentang) jumlah jam mengajar sesuai dengan Permendikbud nomor 15 tahun 2018 adalah 24 jam sampai dengan 40 jam/minggu," pungkasnya.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu