Follow Us :              

Gubernur Apresiasi Inisiatif Warga Menangani Stunting di Brebes

  10 August 2023  |   10:00:00  |   dibaca : 471 
Kategori :
Bagikan :


Gubernur Apresiasi Inisiatif Warga Menangani Stunting di Brebes

10 August 2023 | 10:00:00 | dibaca : 471
Kategori :
Bagikan :

Foto : Slam (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Slam (Humas Jateng)

BREBES - Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mengapresiasi inisiatif warga dalam menangani stunting di desanya. Para warga bergotong royong dengan menyumbangkan uang, sayuran, telur, dan sebagainya, untuk diberikan kepada ibu hamil dan balita yang mengalami stunting.

"Tadi ada makanan tambahan yang diberikan, ada gotong royongnya, dan tadi ada beseknya. Ada orang nyumbang Rp2.000, ada yang nyumbang Rp5.000, di dalam besek. Ini duitnya buat apa? Nanti pak, dipakai buat tambahan-tambahan,” ungkap Gubernur saat meninjau kegiatan di Posyandu Melati, Desa Ciampel, Kecamatan Kersana, Kabupaten Brebes, Kamis (10/8/2023). 

Gubernur mengapresiasi inisiatif yang dilakukan warga dengan menggerakkan masyarakat. Upaya mereka dapat membuat perubahan bahkan dari tingkat desa.

"Sehingga kekuatan dari masyarakat bisa digerakkan. Salah satu contoh yang menurut saya inisiatif, ada inovasi di level paling kecil," jelasnya.

Gubernur mendorong kegiatan posyandu sebagai garda terdepan penanganan stunting. Harapannya, kader posyandu dapat memberikan konsultasi serta informasi bagi warga yang mengalami stunting, bahkan dapat mencegah stunting di desanya.

"Kita mesti melihat, untuk memastikan ibu-ibu hamil asupan gizinya mesti cukup. Inilah kekuatan dari posyandu yang kita harapkan awareness (kesadaran), kepeduliannya ada, dan bisa mengecek satu per satu. Sehingga harapan kita, stunting bisa dicegah lebih awal," pungkasnya.

Gubernur berharap, cara yang dilakukan warga, juga dapat dicontoh desa lain di Jateng. Sehingga nantinya, angka stunting di Jateng dapat terus menurun, bahkan sampai nol.

Merujuk pada Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (ePPGBM), angka stunting di Jawa Tengah pada tahun 2018, sekitar 24,4 persen. Lalu mengalami penurunan, pada 2019 menjadi 18,3 persen. Selanjutnya di tahun 2020, turun menjadi 14,5 persen. Setahun berlalu, tahun 2021 menjadi 12,8 persen, hingga pada tahun 2022 berada di angka 11,9 persen.

Pada kunjungan ke Brebes ini, Gubernur juga menghadiri acara Gebyar Posyandu di GOR Sasana Adhi Karsa, Brebes. Menurut Gubernur, keberhasilan Jateng menurunkan stunting, tidak lepas dari gotong royong masyarakat yang luar biasa. Selain itu, peran kader Posyandu, juga sangat penting untuk mencapai keberhasilan ini.

"Semua itu bukan keberhasilan saya, tapi peran panjenengan (anda) semua para kader posyandu yang hebat. Kalau kita terus dorong ini, maka persoalan stunting, AKI (angka kematian ibu), AKB (angka kematian bayi), insyaalah bisa diselesaikan. Kita mesti bekerja sama," kata Gubernur.


Bagikan :

BREBES - Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mengapresiasi inisiatif warga dalam menangani stunting di desanya. Para warga bergotong royong dengan menyumbangkan uang, sayuran, telur, dan sebagainya, untuk diberikan kepada ibu hamil dan balita yang mengalami stunting.

"Tadi ada makanan tambahan yang diberikan, ada gotong royongnya, dan tadi ada beseknya. Ada orang nyumbang Rp2.000, ada yang nyumbang Rp5.000, di dalam besek. Ini duitnya buat apa? Nanti pak, dipakai buat tambahan-tambahan,” ungkap Gubernur saat meninjau kegiatan di Posyandu Melati, Desa Ciampel, Kecamatan Kersana, Kabupaten Brebes, Kamis (10/8/2023). 

Gubernur mengapresiasi inisiatif yang dilakukan warga dengan menggerakkan masyarakat. Upaya mereka dapat membuat perubahan bahkan dari tingkat desa.

"Sehingga kekuatan dari masyarakat bisa digerakkan. Salah satu contoh yang menurut saya inisiatif, ada inovasi di level paling kecil," jelasnya.

Gubernur mendorong kegiatan posyandu sebagai garda terdepan penanganan stunting. Harapannya, kader posyandu dapat memberikan konsultasi serta informasi bagi warga yang mengalami stunting, bahkan dapat mencegah stunting di desanya.

"Kita mesti melihat, untuk memastikan ibu-ibu hamil asupan gizinya mesti cukup. Inilah kekuatan dari posyandu yang kita harapkan awareness (kesadaran), kepeduliannya ada, dan bisa mengecek satu per satu. Sehingga harapan kita, stunting bisa dicegah lebih awal," pungkasnya.

Gubernur berharap, cara yang dilakukan warga, juga dapat dicontoh desa lain di Jateng. Sehingga nantinya, angka stunting di Jateng dapat terus menurun, bahkan sampai nol.

Merujuk pada Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (ePPGBM), angka stunting di Jawa Tengah pada tahun 2018, sekitar 24,4 persen. Lalu mengalami penurunan, pada 2019 menjadi 18,3 persen. Selanjutnya di tahun 2020, turun menjadi 14,5 persen. Setahun berlalu, tahun 2021 menjadi 12,8 persen, hingga pada tahun 2022 berada di angka 11,9 persen.

Pada kunjungan ke Brebes ini, Gubernur juga menghadiri acara Gebyar Posyandu di GOR Sasana Adhi Karsa, Brebes. Menurut Gubernur, keberhasilan Jateng menurunkan stunting, tidak lepas dari gotong royong masyarakat yang luar biasa. Selain itu, peran kader Posyandu, juga sangat penting untuk mencapai keberhasilan ini.

"Semua itu bukan keberhasilan saya, tapi peran panjenengan (anda) semua para kader posyandu yang hebat. Kalau kita terus dorong ini, maka persoalan stunting, AKI (angka kematian ibu), AKB (angka kematian bayi), insyaalah bisa diselesaikan. Kita mesti bekerja sama," kata Gubernur.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu