Foto : Fajar (Humas Jateng)
Foto : Fajar (Humas Jateng)
SEMARANG - Ketua TP PKK Jawa Tengah, Siti Atikoh Ganjar Pranowo menyampaikan, perempuan memiliki peran penting dalam ketahanan pangan. Mulai dari lingkup terkecil, diri sendiri, keluarga bahkan sampai lingkungan.
Hal itu disampaikan Ka TP PKK Jateng, saat menghadiri acara 'Peluang dan Tantangan Kepemimpinan Perempuan dalam Mendorong dan Memperkuat Kedaulatan Pangan' di Auditorium Fakultas Peternakan dan Pertanian Univeritas Diponegoro, Semarang, Kamis (24/8/2023).
“Kalau kita bicara perempuan, itu kan menjadi aktor terkait dengan kedaulatan pangan. Baik itu di lingkungan terkecil, untuk diri sendiri, keluarga, maupun masyarakat. Jadi ini peran dari perempuan luar biasa sekali,” ucapnya.
Ka TP PKK Jateng menambahkan, Perempuan juga berperan dalam mencegah dan mengurangi pemanasan global. Salah satunya dengan pengelolaan kelebihan makanan yang dikonsumi, agar tidak menjadi limbah.
“Sebenarnya kita ada kayak filosofi berkah itu ada di makanan yang terakhir, itu sebenarnya orangtua ingin mengedukasi bahwa makanan itu nggak boleh dibuang-buang, karena itu akan mubazir,” tandasnya.
Pada kesempatan yang sama, aktivis dari Koalisi Rakyat untuk Kedaulatan Pangan, Lily Barata menyampaikan, berdasarkan data BPS tahun 2018, petani perempuan di Indonesia jumlahnya mencapai lebih dari 24 persen. Kendati demikian, Indonesia masih banyak mengimpor bahan pangan, seperti beras, gandum, buah, dan lain sebagainya.
Lily berharap, melalui diskusi bersama ini, akan memunculkan ide-ide kreatif, inovasi, serta rekomendasi dari para perempuan. Tujuannya guna memajukan swasembada pangan di Indonesia.
“Jadi bagaimana kita (perempuan) bisa berkontribusi melalui gerakan ini, agar swasembada yang ada di Indonesia itu bisa meningkat,” katanya.
SEMARANG - Ketua TP PKK Jawa Tengah, Siti Atikoh Ganjar Pranowo menyampaikan, perempuan memiliki peran penting dalam ketahanan pangan. Mulai dari lingkup terkecil, diri sendiri, keluarga bahkan sampai lingkungan.
Hal itu disampaikan Ka TP PKK Jateng, saat menghadiri acara 'Peluang dan Tantangan Kepemimpinan Perempuan dalam Mendorong dan Memperkuat Kedaulatan Pangan' di Auditorium Fakultas Peternakan dan Pertanian Univeritas Diponegoro, Semarang, Kamis (24/8/2023).
“Kalau kita bicara perempuan, itu kan menjadi aktor terkait dengan kedaulatan pangan. Baik itu di lingkungan terkecil, untuk diri sendiri, keluarga, maupun masyarakat. Jadi ini peran dari perempuan luar biasa sekali,” ucapnya.
Ka TP PKK Jateng menambahkan, Perempuan juga berperan dalam mencegah dan mengurangi pemanasan global. Salah satunya dengan pengelolaan kelebihan makanan yang dikonsumi, agar tidak menjadi limbah.
“Sebenarnya kita ada kayak filosofi berkah itu ada di makanan yang terakhir, itu sebenarnya orangtua ingin mengedukasi bahwa makanan itu nggak boleh dibuang-buang, karena itu akan mubazir,” tandasnya.
Pada kesempatan yang sama, aktivis dari Koalisi Rakyat untuk Kedaulatan Pangan, Lily Barata menyampaikan, berdasarkan data BPS tahun 2018, petani perempuan di Indonesia jumlahnya mencapai lebih dari 24 persen. Kendati demikian, Indonesia masih banyak mengimpor bahan pangan, seperti beras, gandum, buah, dan lain sebagainya.
Lily berharap, melalui diskusi bersama ini, akan memunculkan ide-ide kreatif, inovasi, serta rekomendasi dari para perempuan. Tujuannya guna memajukan swasembada pangan di Indonesia.
“Jadi bagaimana kita (perempuan) bisa berkontribusi melalui gerakan ini, agar swasembada yang ada di Indonesia itu bisa meningkat,” katanya.
Berita Terbaru