Foto : Ebron (Humas Jateng)
Foto : Ebron (Humas Jateng)
PEKALONGAN - Pj Gubernur Jawa Tengah Komjen Pol (P) Drs. Nana Sudajana A.S., M.M mendampingi Presiden Joko Widodo (Jokowi) meninjau penanaman padi di Desa Kaibahan, Kecamatan Kesesi, Kabupaten Pekalongan pada Rabu, 13 Desember 2023.
Dalam kunjungan itu, turut juga mendampingi Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendy; Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman; dan Bupati Pekalongan, Fadia Arafiq.
Pada kesempatan tersebut, Pj Gubernur Jawa Tengah, Komjen Pol (P) Drs. Nana Sudajana A.S., M.M., mengatakan, pihaknya terus berupaya menjaga tingkat produktivitas hasil pertanian dengan memetakan daerah-daerah penghasil padi di Jateng. Termasuk menghitung waktu dimulainya musim tanam. Sebab, diketahui curah hujan di Jawa Tengah sudah mulai meningkat sejak bulan Desember 2023.
Pihaknya mengaku, bahwa dampak fenomena El Nino masih dirasakan sampai November 2023. Salah satu indikatornya, yaitu debit air yang belum normal. Tak pelak, jadwal tanam padi menjadi mundur dan realisasi tanamnya pun menjadi rendah.
Tercatat realisasi tanam padi di Jawa Tengah, masih sekitar 147.000 hektare atau 53% dari target, sedangkan jagung sebanyak 70.000 hektare atau 93% dari target.
Meskipun demikian, ketersediaan beras dipastikan aman. Sebab, sampai saat ini perkiraan jumlah ketersediaannya masih sebanyak 6,2 Juta ton dengan kebutuhan di tahun 2023 hanya sekitar 3,9 Juta ton.
Melihat kondisi pada awal Desember 2023, Pj Gubernur optimis di tahun 2024 capaian kinerja produksi padi dan jagung di Jateng dapat mencapai target, yaitu padi sebanyak 11,168 juta ton GKG (Gabah Kering Giling) dan jagung sejumlah 2.723 ton PK (Pipilan Kering).
"Upaya pencapaian target produksi padi, dilaksanakan dengan menerapkan beberapa strategi, di antaranya memaksimalkan pola penanaman, dan diharapkan mampu mewujudkan IP (Indeks Pertanaman) 300, bahkan IP 400, serta pendampingan yang semakin intensif," katanya.
Dalam kunjungannya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mendorong seluruh petani untuk segera menanam padi, mengingat beberapa daerah di Indonesia sudah mulai memasuki musim penghujan.
"Karena hujan sudah mulai di banyak provinsi, kita ingin mendorong agar petani segera mulai menanam padi," katanya.
Jokowi menjelaskan, fenomena El Nino yang terjadi pada tahun ini mengakibatkan mundurnya waktu tanam padi untuk para petani. Terkait hal tersebut, pihaknya menargetkan agar produksi padi pada tahun 2024 bisa meningkat dibandingkan tahun 2023.
"Kita kejar agar tanam, tanam, tanam. Kita harapkan di bulan Maret atau April, sudah mulai panen. Targetnya harus naik. Kemarin kita sempat turun, karena El Nino," jelasnya.
Guna menunjang peningkatan produktivitas padi, Presiden telah meminta Menteri Pertanian untuk mengantisipasi kebutuhan pupuk petani. Berdasarkan dialog dengan petani di Desa Kaibahan, diketahui masalah pupuk terbilang aman serta masih mudah untuk didapatkan.
“Dulu subsidi harus pakai kartu tani, sekarang pakai KTP bisa. Lebih menyederhanakan, tetapi di tempat-tempat tertentu, tidak semuanya. Jadi yang tidak memiliki kartu tani, bisa menggunakan KTP, sambil kita membenahi kartu tani," kata Jokowi.
Sementara itu, salah seorang petani di Desa Kaibahan, Kecamatan Kesesi, Kabupaten Pekalongan, Rusdi (65) mengaku senang atas kedatangan serta keikutsertaan Presiden Jokowi untuk menanam padi di sawahnya.
Sawah yang kurang lebih seluas 1,5 hektare itu, diketahui dapat mengalami masa panen sebanyak dua sampai tiga kali dalam setahun. Sekali panen, rata-rata lahan yang dimilikinya menghasilkan sebanyak 3 ton gabah.
“Pupuk tidak langka, gampang, kan ada kartu tani," ujar Rusdi.
PEKALONGAN - Pj Gubernur Jawa Tengah Komjen Pol (P) Drs. Nana Sudajana A.S., M.M mendampingi Presiden Joko Widodo (Jokowi) meninjau penanaman padi di Desa Kaibahan, Kecamatan Kesesi, Kabupaten Pekalongan pada Rabu, 13 Desember 2023.
Dalam kunjungan itu, turut juga mendampingi Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendy; Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman; dan Bupati Pekalongan, Fadia Arafiq.
Pada kesempatan tersebut, Pj Gubernur Jawa Tengah, Komjen Pol (P) Drs. Nana Sudajana A.S., M.M., mengatakan, pihaknya terus berupaya menjaga tingkat produktivitas hasil pertanian dengan memetakan daerah-daerah penghasil padi di Jateng. Termasuk menghitung waktu dimulainya musim tanam. Sebab, diketahui curah hujan di Jawa Tengah sudah mulai meningkat sejak bulan Desember 2023.
Pihaknya mengaku, bahwa dampak fenomena El Nino masih dirasakan sampai November 2023. Salah satu indikatornya, yaitu debit air yang belum normal. Tak pelak, jadwal tanam padi menjadi mundur dan realisasi tanamnya pun menjadi rendah.
Tercatat realisasi tanam padi di Jawa Tengah, masih sekitar 147.000 hektare atau 53% dari target, sedangkan jagung sebanyak 70.000 hektare atau 93% dari target.
Meskipun demikian, ketersediaan beras dipastikan aman. Sebab, sampai saat ini perkiraan jumlah ketersediaannya masih sebanyak 6,2 Juta ton dengan kebutuhan di tahun 2023 hanya sekitar 3,9 Juta ton.
Melihat kondisi pada awal Desember 2023, Pj Gubernur optimis di tahun 2024 capaian kinerja produksi padi dan jagung di Jateng dapat mencapai target, yaitu padi sebanyak 11,168 juta ton GKG (Gabah Kering Giling) dan jagung sejumlah 2.723 ton PK (Pipilan Kering).
"Upaya pencapaian target produksi padi, dilaksanakan dengan menerapkan beberapa strategi, di antaranya memaksimalkan pola penanaman, dan diharapkan mampu mewujudkan IP (Indeks Pertanaman) 300, bahkan IP 400, serta pendampingan yang semakin intensif," katanya.
Dalam kunjungannya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mendorong seluruh petani untuk segera menanam padi, mengingat beberapa daerah di Indonesia sudah mulai memasuki musim penghujan.
"Karena hujan sudah mulai di banyak provinsi, kita ingin mendorong agar petani segera mulai menanam padi," katanya.
Jokowi menjelaskan, fenomena El Nino yang terjadi pada tahun ini mengakibatkan mundurnya waktu tanam padi untuk para petani. Terkait hal tersebut, pihaknya menargetkan agar produksi padi pada tahun 2024 bisa meningkat dibandingkan tahun 2023.
"Kita kejar agar tanam, tanam, tanam. Kita harapkan di bulan Maret atau April, sudah mulai panen. Targetnya harus naik. Kemarin kita sempat turun, karena El Nino," jelasnya.
Guna menunjang peningkatan produktivitas padi, Presiden telah meminta Menteri Pertanian untuk mengantisipasi kebutuhan pupuk petani. Berdasarkan dialog dengan petani di Desa Kaibahan, diketahui masalah pupuk terbilang aman serta masih mudah untuk didapatkan.
“Dulu subsidi harus pakai kartu tani, sekarang pakai KTP bisa. Lebih menyederhanakan, tetapi di tempat-tempat tertentu, tidak semuanya. Jadi yang tidak memiliki kartu tani, bisa menggunakan KTP, sambil kita membenahi kartu tani," kata Jokowi.
Sementara itu, salah seorang petani di Desa Kaibahan, Kecamatan Kesesi, Kabupaten Pekalongan, Rusdi (65) mengaku senang atas kedatangan serta keikutsertaan Presiden Jokowi untuk menanam padi di sawahnya.
Sawah yang kurang lebih seluas 1,5 hektare itu, diketahui dapat mengalami masa panen sebanyak dua sampai tiga kali dalam setahun. Sekali panen, rata-rata lahan yang dimilikinya menghasilkan sebanyak 3 ton gabah.
“Pupuk tidak langka, gampang, kan ada kartu tani," ujar Rusdi.
Berita Terbaru