Follow Us :              

Angkat Peran Agama di AICIS 2024, Pemprov Jateng Komitmen Selalu Gandeng Tokoh Agama

  03 February 2024  |   19:30:00  |   dibaca : 273 
Kategori :
Bagikan :


Angkat Peran Agama di AICIS 2024, Pemprov Jateng Komitmen Selalu Gandeng Tokoh Agama

03 February 2024 | 19:30:00 | dibaca : 273
Kategori :
Bagikan :

Foto : Tim Humas (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Tim Humas (Humas Jateng)

SEMARANG - Annual International Conference on Islamic Studies (AICIS) 2024 yang digelar di Kota Semarang menghasilkan 9 poin kesepakatan yang tertuang dalam Piagam Semarang (Semarang Charter). 

Piagam tersebut dideklarasikan dalam Closing Ceremony AICIS ke-23 tahun 2024 di Hotel Padma Kota Semarang pada Sabtu, 3 Februari 2024 malam.

Dalam acara tersebut, Pj Gubernur Jawa Tengah, Komjen Pol (P) Drs. Nana Sudjana A.S., M.M., hadir bersama Menteri Agama RI, Yaqut Cholil Qoumas; Dirjen Pendidikan Islam Kementerian Agama RI, Ali Ramdhani; Kepala Kanwil Kemenag Provinsi Jawa Tengah, Mustain Ahmad; dan Sekjen Kemenag RI sekaligus Plt Rektor UIN Walisongo Semarang.

AICIS sangat berpotensi menjadi gerakan keagamaan yang bisa menjadi solusi mengenai krisis kemanusiaan. Hal ini sudah relevan dengan komitmen Pemerintah Provinsi Jawa Tengah untuk selalu menggandeng organisasi keagamaan maupun tokoh-tokoh agama dalam mengatasi berbagai persoalan di masyarakat. 

Sama halnya dengan perhelatan Pemilu 2024, kolaborasi antara pemerintah dan tokoh agama maupun ulama juga dilakukan guna menyosialisasikan Pemilu damai. 

Sebab, keberadaan tokoh agama dan tokoh masyarakat, diharapkan dapat membantu meningkatkan kepercayaan, memudahkan komunikasi, serta menjalin hubungan baik dengan masyarakat.

"Peran ulama sangat besar dalam memberikan edukasi, memberikan pelayanan kepada masyarakat, dan pengetahuan agama,” kata Pj Gubernur dalam berbagai kesempatan.

Pada kegiatan AICIS tersebut, Menteri Agama mengatakan, begitu krusialnya peran agama untuk memberikan solusi saat terjadi krisis kemanusiaan. Agama bukan hanya tentang ketenangan spiritual, tetapi juga sebagai menjadi pemersatu dan penyejuk konflik.

"Kita meyakini, bahwa agama memiliki solusi yang lengkap atas semua persoalan kehidupan, baik itu urusan keagamaan, kemanusiaan, ekologi, maupun politik, dan seterusnya," katanya. 

Dalam kesempatan itu, sempat dibahas tentang tragedi kemanusiaan yang terjadi di dunia, contohnya tentang genosida dan Holocaust. Semua tragedi kemanusiaan tersebut, bisa hilang jika nilai-nilai kebaikan universal agama selalu dikedepankan.

Terkait penyelenggaraan kegiatan ini, harapannya, AISIC selanjutnya dapat mengangkat tema-tema yang berkesinambungan dengan apa yang dilakukan di tahun ini.

Adapun isi Semarang Charter yang dirumuskan dalam AICIS ke-23 itu, meliputi: 

1. Keyakinan, tradisi, dan praktik keagamaan di seluruh dunia begitu kaya, beragam, dan tidak bisa ditafsirkan secara monolitik, sehingga masing-masing perlu mengenali dan menghormati keragaman ini sebagai sumber kekuatan dan pemahaman dalam merespons krisis kemanusiaan.

2. Dalam menghadapi krisis kemanusiaan akhir-akhir ini, komunitas agama-agama harus bersama-sama memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat untuk meringankan penderitaan, membangun solidaritas, dan menciptakan keadilan dan kesetaraan.

3. Ajaran agama harus ditafsirkan dan diterapkan dengan cara-cara yang sejuk dan moderat untuk melindungi martabat setiap individu, sehingga diperlukan advokasi untuk menjaga hak asasi manusia dan keadilan sosial di setiap elemen kehidupan manusia.

4. Untuk menghindari sedikit mungkin terjadinya konflik sosial, ekonomi, bahkan politik, para pemimpin dan lembaga agama harus secara aktif terlibat dalam dialog antaragama dan kepercayaan, menghindari sentimen agama, membina pemahaman, dan kerja sama yang utuh sebagai jembatan empati antarsesama umat manusia.

5. Menyadari hubungan yang tidak bisa dilepaskan antara agama, kemanusiaan, dan lingkungan, dibutuhkan komitmen untuk mempromosikan segala praktik berkelanjutan yang berkontribusi pada pengelolaan lingkungan hidup dan kesejahteraan planet serta penghuninya.

6. Masifnya kejahatan dan kebrutalan terhadap sesama manusia akhir-akhir ini, komunitas agama-agama dan keyakinan berkomitmen dan kerja yang nyata dalam memberikan bantuan kemanusiaan kepada mereka yang terdampak untuk meringankan penderitaan dan mempercepat pemulihan mereka tanpa memandang agama dan keyakinannya.

7. Komunitas agama-agama dan keyakinan berkomitmen untuk melakukan pemberdayaan dan penguatan yang berkelanjutan bagi masyarakat tanpa memandang agama dan keyakinan guna menghindari berulangnya konflik.

8. Untuk menjauhkan diri dari sentimen dan provokasi yang dapat merusak hubungan sosial antarsesama umat manusia, komunitas agama-agama dan keyakinan perlu mempromosikan penggunaan teknologi secara bijak dalam rangka menghindari eskalasi konflik yang semakin meningkat.

9. Para pemimpin agama-agama dan keyakinan berkomitmen untuk mendorong terbentuknya kepemimpinan moral yang dapat menumbuhkan kepercayaan dalam komunitas masing-masing dan masyarakat yang lebih luas.


Bagikan :

SEMARANG - Annual International Conference on Islamic Studies (AICIS) 2024 yang digelar di Kota Semarang menghasilkan 9 poin kesepakatan yang tertuang dalam Piagam Semarang (Semarang Charter). 

Piagam tersebut dideklarasikan dalam Closing Ceremony AICIS ke-23 tahun 2024 di Hotel Padma Kota Semarang pada Sabtu, 3 Februari 2024 malam.

Dalam acara tersebut, Pj Gubernur Jawa Tengah, Komjen Pol (P) Drs. Nana Sudjana A.S., M.M., hadir bersama Menteri Agama RI, Yaqut Cholil Qoumas; Dirjen Pendidikan Islam Kementerian Agama RI, Ali Ramdhani; Kepala Kanwil Kemenag Provinsi Jawa Tengah, Mustain Ahmad; dan Sekjen Kemenag RI sekaligus Plt Rektor UIN Walisongo Semarang.

AICIS sangat berpotensi menjadi gerakan keagamaan yang bisa menjadi solusi mengenai krisis kemanusiaan. Hal ini sudah relevan dengan komitmen Pemerintah Provinsi Jawa Tengah untuk selalu menggandeng organisasi keagamaan maupun tokoh-tokoh agama dalam mengatasi berbagai persoalan di masyarakat. 

Sama halnya dengan perhelatan Pemilu 2024, kolaborasi antara pemerintah dan tokoh agama maupun ulama juga dilakukan guna menyosialisasikan Pemilu damai. 

Sebab, keberadaan tokoh agama dan tokoh masyarakat, diharapkan dapat membantu meningkatkan kepercayaan, memudahkan komunikasi, serta menjalin hubungan baik dengan masyarakat.

"Peran ulama sangat besar dalam memberikan edukasi, memberikan pelayanan kepada masyarakat, dan pengetahuan agama,” kata Pj Gubernur dalam berbagai kesempatan.

Pada kegiatan AICIS tersebut, Menteri Agama mengatakan, begitu krusialnya peran agama untuk memberikan solusi saat terjadi krisis kemanusiaan. Agama bukan hanya tentang ketenangan spiritual, tetapi juga sebagai menjadi pemersatu dan penyejuk konflik.

"Kita meyakini, bahwa agama memiliki solusi yang lengkap atas semua persoalan kehidupan, baik itu urusan keagamaan, kemanusiaan, ekologi, maupun politik, dan seterusnya," katanya. 

Dalam kesempatan itu, sempat dibahas tentang tragedi kemanusiaan yang terjadi di dunia, contohnya tentang genosida dan Holocaust. Semua tragedi kemanusiaan tersebut, bisa hilang jika nilai-nilai kebaikan universal agama selalu dikedepankan.

Terkait penyelenggaraan kegiatan ini, harapannya, AISIC selanjutnya dapat mengangkat tema-tema yang berkesinambungan dengan apa yang dilakukan di tahun ini.

Adapun isi Semarang Charter yang dirumuskan dalam AICIS ke-23 itu, meliputi: 

1. Keyakinan, tradisi, dan praktik keagamaan di seluruh dunia begitu kaya, beragam, dan tidak bisa ditafsirkan secara monolitik, sehingga masing-masing perlu mengenali dan menghormati keragaman ini sebagai sumber kekuatan dan pemahaman dalam merespons krisis kemanusiaan.

2. Dalam menghadapi krisis kemanusiaan akhir-akhir ini, komunitas agama-agama harus bersama-sama memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat untuk meringankan penderitaan, membangun solidaritas, dan menciptakan keadilan dan kesetaraan.

3. Ajaran agama harus ditafsirkan dan diterapkan dengan cara-cara yang sejuk dan moderat untuk melindungi martabat setiap individu, sehingga diperlukan advokasi untuk menjaga hak asasi manusia dan keadilan sosial di setiap elemen kehidupan manusia.

4. Untuk menghindari sedikit mungkin terjadinya konflik sosial, ekonomi, bahkan politik, para pemimpin dan lembaga agama harus secara aktif terlibat dalam dialog antaragama dan kepercayaan, menghindari sentimen agama, membina pemahaman, dan kerja sama yang utuh sebagai jembatan empati antarsesama umat manusia.

5. Menyadari hubungan yang tidak bisa dilepaskan antara agama, kemanusiaan, dan lingkungan, dibutuhkan komitmen untuk mempromosikan segala praktik berkelanjutan yang berkontribusi pada pengelolaan lingkungan hidup dan kesejahteraan planet serta penghuninya.

6. Masifnya kejahatan dan kebrutalan terhadap sesama manusia akhir-akhir ini, komunitas agama-agama dan keyakinan berkomitmen dan kerja yang nyata dalam memberikan bantuan kemanusiaan kepada mereka yang terdampak untuk meringankan penderitaan dan mempercepat pemulihan mereka tanpa memandang agama dan keyakinannya.

7. Komunitas agama-agama dan keyakinan berkomitmen untuk melakukan pemberdayaan dan penguatan yang berkelanjutan bagi masyarakat tanpa memandang agama dan keyakinan guna menghindari berulangnya konflik.

8. Untuk menjauhkan diri dari sentimen dan provokasi yang dapat merusak hubungan sosial antarsesama umat manusia, komunitas agama-agama dan keyakinan perlu mempromosikan penggunaan teknologi secara bijak dalam rangka menghindari eskalasi konflik yang semakin meningkat.

9. Para pemimpin agama-agama dan keyakinan berkomitmen untuk mendorong terbentuknya kepemimpinan moral yang dapat menumbuhkan kepercayaan dalam komunitas masing-masing dan masyarakat yang lebih luas.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu