Follow Us :              

Jawa Tengah Dapat Kuota 11 Ribu Unit Rumah Subsidi dari BP Tapera

  24 July 2024  |   14:00:00  |   dibaca : 70 
Kategori :
Bagikan :


Jawa Tengah Dapat Kuota 11 Ribu Unit Rumah Subsidi dari BP Tapera

24 July 2024 | 14:00:00 | dibaca : 70
Kategori :
Bagikan :

Foto : Sigit (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Sigit (Humas Jateng)

SEMARANG - Badan Pengelola Tabungan Perumahan Rakyat (BP Tapera) mengalokasikan pembiayaan 11 ribu unit rumah subsidi di Jawa Tengah.

Rumah subsidi tersebut disediakan untuk masyarakat berpenghasilan rendah yang berada di Kota Semarang, Salatiga, Kabupaten Kendal, Demak, Batang, Kudus, Pati, Jepara, Temanggung, dan Grobogan.

"Kami berterima kasih kepada Tapera, atas alokasi rumah bersubsidi di Jateng," ujar Sekretaris Daerah Provinsi Jateng, Sumarno dalam acara peringatan Hari Perumahan Nasional di Mal Ciputra, Kota Semarang pada Rabu, 24 Juli 2024.

Pemerintah Provinsi Jawa Tengah juga menginisiasi berbagai program dalam rangka memfasilitasi penyediaan rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah atau kurang mampu. Beberapa di antaranya melalui program Tuku Lemah Oleh Omah, perbaikan rumah tidak layak huni (RTLH), dan penyediaan rumah bersubsidi.

Tercatat, angka kebutuhan kepemilikan rumah di Jawa Tengah mencapai 324.855 unit. Jumlah tersebut dinilai cukup tinggi, karena rumah atau tempat tinggal merupakan kebutuhan dasar masyarakat.

Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukinan (Disperakim) Jateng, Arief Djatmiko mengatakan, realisasi program Tuku Lemah Oleh Omah yang dilaksanakan sejak tahun 2021 hingga pertengahan 2024 telah mencapai 1.700 unit rumah.

"Karena sifatnya stimulan, maka kami berharap kabupaten dan kota di Jateng, mereplikasi program ini," katanya.

Selain itu, Pemprov Jateng juga menggencarkan program perbaikan RTLH di 35 kabupaten/kota. Pada tahun 2024, sebanyak 17 ribu unit rumah di Jateng sudah berhasil diperbaiki.

"Secara gradual (bertahap), kita terus melakukan perbaikan-perbaikan, bahkan kita kolaborasikan  dengan pemerintah pusat, kabupaten/kota, BAZNAS (Badan Amil Zakat Nasional), CSR (Corporate Social Responsibility), dan volunteer (sukarelawan)," jelasnya.

Pada kesempatan itu, Arief turut mendorong para pengembang agar ikut berkontribusi dalam upaya penyediaan kepemilikan rumah, terutama bagi masyarakat berpenghasilan rendah.


Bagikan :

SEMARANG - Badan Pengelola Tabungan Perumahan Rakyat (BP Tapera) mengalokasikan pembiayaan 11 ribu unit rumah subsidi di Jawa Tengah.

Rumah subsidi tersebut disediakan untuk masyarakat berpenghasilan rendah yang berada di Kota Semarang, Salatiga, Kabupaten Kendal, Demak, Batang, Kudus, Pati, Jepara, Temanggung, dan Grobogan.

"Kami berterima kasih kepada Tapera, atas alokasi rumah bersubsidi di Jateng," ujar Sekretaris Daerah Provinsi Jateng, Sumarno dalam acara peringatan Hari Perumahan Nasional di Mal Ciputra, Kota Semarang pada Rabu, 24 Juli 2024.

Pemerintah Provinsi Jawa Tengah juga menginisiasi berbagai program dalam rangka memfasilitasi penyediaan rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah atau kurang mampu. Beberapa di antaranya melalui program Tuku Lemah Oleh Omah, perbaikan rumah tidak layak huni (RTLH), dan penyediaan rumah bersubsidi.

Tercatat, angka kebutuhan kepemilikan rumah di Jawa Tengah mencapai 324.855 unit. Jumlah tersebut dinilai cukup tinggi, karena rumah atau tempat tinggal merupakan kebutuhan dasar masyarakat.

Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukinan (Disperakim) Jateng, Arief Djatmiko mengatakan, realisasi program Tuku Lemah Oleh Omah yang dilaksanakan sejak tahun 2021 hingga pertengahan 2024 telah mencapai 1.700 unit rumah.

"Karena sifatnya stimulan, maka kami berharap kabupaten dan kota di Jateng, mereplikasi program ini," katanya.

Selain itu, Pemprov Jateng juga menggencarkan program perbaikan RTLH di 35 kabupaten/kota. Pada tahun 2024, sebanyak 17 ribu unit rumah di Jateng sudah berhasil diperbaiki.

"Secara gradual (bertahap), kita terus melakukan perbaikan-perbaikan, bahkan kita kolaborasikan  dengan pemerintah pusat, kabupaten/kota, BAZNAS (Badan Amil Zakat Nasional), CSR (Corporate Social Responsibility), dan volunteer (sukarelawan)," jelasnya.

Pada kesempatan itu, Arief turut mendorong para pengembang agar ikut berkontribusi dalam upaya penyediaan kepemilikan rumah, terutama bagi masyarakat berpenghasilan rendah.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu