Follow Us :              

7 Juta Liter Air Bersih Disalurkan ke Ratusan Ribu Warga Terdampak Kekeringan di Jateng

  23 August 2024  |   13:00:00  |   dibaca : 440 
Kategori :
Bagikan :


7 Juta Liter Air Bersih Disalurkan ke Ratusan Ribu Warga Terdampak Kekeringan di Jateng

23 August 2024 | 13:00:00 | dibaca : 440
Kategori :
Bagikan :

Foto : Vivi (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Vivi (Humas Jateng)

SEMARANG – Setidaknya sebanyak 7.019.000 liter air bersih telah disalurkan kepada 34.248 keluarga yang terdiri dari 113.931 orang, yang terdampak kekeringan di sejumlah kabupaten/kota di Jawa Tengah.

Jumlah tersebut berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jateng per 21 Agustus 2024. Ratusan ribu warga yang terdampak kekeringan itu tersebar di 24 kabupaten/kota, 96 kecamatan, dan 208 desa.

Hingga Agustus 2024, sebanyak 32 pemerintah kabupaten/kota di Jateng sudah menetapkan status siaga darurat kekeringan serta kebakaran hutan dan lahan (Karhutla).

Pj Gubernur Jawa Tengah, Komjen Pol (P) Drs. Nana Sudjana A.S., M.M., meminta semua bupati dan wali kota di Jateng untuk mewaspadai kekeringan, mengingat saat ini sudah mulai memasuki musim kemarau.

Kewaspadaan itu perlu lebih ditingkatkan untuk daerah-daerah yang tercatat memiliki riwayat kebakaran di lahan, hutan, dan tempat pembuangan akhir (TPA).

"Kami sudah lakukan rapat kordinasi dan terus memantau perkembangan di masing-masing kabupaten/kota. Kita juga mengevaluasi kejadian-kejadian tahun lalu, jangan sampai terjadi kembali seperti kebakaran di TPA," kata Pj Gubernur saat ditemui di kantornya pada Jumat, 23 Agustus 2024.

Menurutnya, secara teori tidak mungkin ada kebakaran yang terjadi secara tiba-tiba, tentunya hal itu tetap ada penyebabnya. Maka dari itu, bupati dan wali kota diminta untuk terus mengawasi dan menjaga TPA di daerahnya guna mencegah dan menanggulangi potensi kebakaran.

Pada kesempatan itu, Pj Gubernur menyampaikan, pihaknya berkomitmen akan terus menjalin koordinasi dengan bupati dan wali kota, terutama yang lokasi TPA-nya pernah mengalami kebakaran.

Antisipasi kemarau dan kekeringan juga dilakukan dalam hal ketersediaan pangan. Sejauh ini, Jateng sebagai penumpu pangan nasional sudah mendapatkan bantuan pompanisasi dan irigasi perpompaan untuk lahan pertanian.

"Program ini sudah dan sedang berjalan. Kita harapkan hasilnya akan lebih baik. Masyarakat tetap bisa menanam pada musim kemarau," katanya.

Pj Gubernur mengungkapkan, saat ini memang sudah ada daerah yang menyatakan siaga kekeringan. Bahkan sudah ada daerah yang meminta suplai air bersih untuk masyarakat.

Pemprov Jateng, melalui BPBD Jateng juga sudah melakukan pemetaan lokasi-lokasi rawan, termasuk menyiagakan personel dan dropping air bersih dengan koordinasi bersama kabupaten/kota.

"Selama ini pun kita sudah berupaya mencari sumber air. Ada program SPAM (Sistem Penyediaan Air Minum), dengan mencari sumber air dan mendistribusikan ke masyarakat," jelasnya.

Upaya lain dalam mengantisipasi musim kemarau dan kekeringan yakni, berkolaborasi dengan perusahaan melalui program corporate social responsibility (CSR). Selain itu, Pemprov Jateng juga sudah mempersiapkan teknologi modifikasi/rekayasa cuaca dengan bantuan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).


Bagikan :

SEMARANG – Setidaknya sebanyak 7.019.000 liter air bersih telah disalurkan kepada 34.248 keluarga yang terdiri dari 113.931 orang, yang terdampak kekeringan di sejumlah kabupaten/kota di Jawa Tengah.

Jumlah tersebut berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jateng per 21 Agustus 2024. Ratusan ribu warga yang terdampak kekeringan itu tersebar di 24 kabupaten/kota, 96 kecamatan, dan 208 desa.

Hingga Agustus 2024, sebanyak 32 pemerintah kabupaten/kota di Jateng sudah menetapkan status siaga darurat kekeringan serta kebakaran hutan dan lahan (Karhutla).

Pj Gubernur Jawa Tengah, Komjen Pol (P) Drs. Nana Sudjana A.S., M.M., meminta semua bupati dan wali kota di Jateng untuk mewaspadai kekeringan, mengingat saat ini sudah mulai memasuki musim kemarau.

Kewaspadaan itu perlu lebih ditingkatkan untuk daerah-daerah yang tercatat memiliki riwayat kebakaran di lahan, hutan, dan tempat pembuangan akhir (TPA).

"Kami sudah lakukan rapat kordinasi dan terus memantau perkembangan di masing-masing kabupaten/kota. Kita juga mengevaluasi kejadian-kejadian tahun lalu, jangan sampai terjadi kembali seperti kebakaran di TPA," kata Pj Gubernur saat ditemui di kantornya pada Jumat, 23 Agustus 2024.

Menurutnya, secara teori tidak mungkin ada kebakaran yang terjadi secara tiba-tiba, tentunya hal itu tetap ada penyebabnya. Maka dari itu, bupati dan wali kota diminta untuk terus mengawasi dan menjaga TPA di daerahnya guna mencegah dan menanggulangi potensi kebakaran.

Pada kesempatan itu, Pj Gubernur menyampaikan, pihaknya berkomitmen akan terus menjalin koordinasi dengan bupati dan wali kota, terutama yang lokasi TPA-nya pernah mengalami kebakaran.

Antisipasi kemarau dan kekeringan juga dilakukan dalam hal ketersediaan pangan. Sejauh ini, Jateng sebagai penumpu pangan nasional sudah mendapatkan bantuan pompanisasi dan irigasi perpompaan untuk lahan pertanian.

"Program ini sudah dan sedang berjalan. Kita harapkan hasilnya akan lebih baik. Masyarakat tetap bisa menanam pada musim kemarau," katanya.

Pj Gubernur mengungkapkan, saat ini memang sudah ada daerah yang menyatakan siaga kekeringan. Bahkan sudah ada daerah yang meminta suplai air bersih untuk masyarakat.

Pemprov Jateng, melalui BPBD Jateng juga sudah melakukan pemetaan lokasi-lokasi rawan, termasuk menyiagakan personel dan dropping air bersih dengan koordinasi bersama kabupaten/kota.

"Selama ini pun kita sudah berupaya mencari sumber air. Ada program SPAM (Sistem Penyediaan Air Minum), dengan mencari sumber air dan mendistribusikan ke masyarakat," jelasnya.

Upaya lain dalam mengantisipasi musim kemarau dan kekeringan yakni, berkolaborasi dengan perusahaan melalui program corporate social responsibility (CSR). Selain itu, Pemprov Jateng juga sudah mempersiapkan teknologi modifikasi/rekayasa cuaca dengan bantuan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu