Follow Us :              

Pj Gubernur Minta TPID Pertahankan Inflasi Jateng Tetap di Bawah Rerata Nasional

  26 September 2024  |   14:00:00  |   dibaca : 223 
Kategori :
Bagikan :


Pj Gubernur Minta TPID Pertahankan Inflasi Jateng Tetap di Bawah Rerata Nasional

26 September 2024 | 14:00:00 | dibaca : 223
Kategori :
Bagikan :

Foto : Sigit (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Sigit (Humas Jateng)

SEMARANG - Pj Gubernur Jawa Tengah, Komjen Pol (P) Drs. Nana Sudjana A.S., M.M., mengatakan, saat ini angka inflasi Jateng masih terkendali. Harapannya kondisi ini dapat dipertahankan, meskipun ekonomi Jateng dihadapkan dengan berbagai macam tantangan.

"Pengendalian inflasi di Jawa Tengah (dalam) kategori baik dan masih di bawah rata-rata nasional. Tentu kondisi ini harus kita pertahankan, dalam kondisi apapun target kita harus tetap di bawah rata-rata nasional," ucapnya dalam acara High Level Meeting (HLM) Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Jawa Tengah di Hotel Tentrem pada Kamis, 26 September 2024.

Pj Gubernur mengungkapkan, beberapa hal yang menjadi tantangan dalam pengendalian inflasi, antara lain kenaikan harga barang yang menjadi kebijakan pemerintah pusat, seperti naiknya harga bahan bakar minyak (BBM) dan produk lainnya.

Kemudian, perubahan cuaca yang berdampak pada potensi terjadinya bencana juga berpengaruh terhadap produksi bahan pangan dan ketidakpastian harga.

"Kita harus antisipasi, karena kita sudah memasuki kemarau. Harus segera mengantisipasi dengan memastikan masa tanam dan panen," kata Pj Gubernur.

Ia menambahkan, tantangan dalam beberapa bulan ke depan juga dipengaruhi oleh penyelenggaraan Pilkada 2024. Selain itu, kenaikan harga beberapa komoditas, seperti beras, minyak goreng, gula, dan gas elpiji, tentunya berdampak pula terhadap inflasi Jateng.

Terkait berbagai macam tantangan tersebut, Pj Gubernur memerintahkan TPID Provinsi dan kabupaten/kota serta seluruh dinas terkait, untuk mempersiapkan upaya pencegahan dan penanganannya, antara lain dengan menyiapkan neraca pangan (data informasi perkiraan ketersediaan, kebutuhan, dan surplus/defisit komoditas pangan di suatu daerah pada periode waktu tertentu), mendorong budidaya pertanian organik, serta meningkatkan kompetensi petani dan penyuluh pertanian.

Selain itu, mengidentifikasi potensi lahan tidur untuk ditanami tanaman pangan, memperkuat sinergi dan koordinasi antaranggota TPID dan stakeholder terkait, mewaspadai lonjakan permintaan, dan memastikan ketersediaan stok pangan.

Pada kesempatan itu, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Tengah, Rahmat Dwisaputra menyampaikan sejumlah rekomendasi dan tindak lanjut strategi utama pengendalian inflasi di Jateng.

Beberapa strategi yang dapat dilakukan, antara lain dengan memperkuat produktivitas pangan strategis, serta mengembangkan dan memberdayakan local champion (tokoh atau pihak yang secara aktif menjadi penggerak untuk memberikan ide, inovasi, dan kreativitasnya) terutama yang terkait dengan komoditas hortikultura.

Selanjutnya, memperkuat ekosistem BUMP/BUMD untuk memperpendek rantai perdagangan dan menyerap kelebihan pasokan, hilirisasi komoditas pangan strategis dan kampanye produk olahan, mengembangkan neraca pangan strategis, serta memperkuat pasokan pangan melalui kerja sama antardaerah.


Bagikan :

SEMARANG - Pj Gubernur Jawa Tengah, Komjen Pol (P) Drs. Nana Sudjana A.S., M.M., mengatakan, saat ini angka inflasi Jateng masih terkendali. Harapannya kondisi ini dapat dipertahankan, meskipun ekonomi Jateng dihadapkan dengan berbagai macam tantangan.

"Pengendalian inflasi di Jawa Tengah (dalam) kategori baik dan masih di bawah rata-rata nasional. Tentu kondisi ini harus kita pertahankan, dalam kondisi apapun target kita harus tetap di bawah rata-rata nasional," ucapnya dalam acara High Level Meeting (HLM) Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Jawa Tengah di Hotel Tentrem pada Kamis, 26 September 2024.

Pj Gubernur mengungkapkan, beberapa hal yang menjadi tantangan dalam pengendalian inflasi, antara lain kenaikan harga barang yang menjadi kebijakan pemerintah pusat, seperti naiknya harga bahan bakar minyak (BBM) dan produk lainnya.

Kemudian, perubahan cuaca yang berdampak pada potensi terjadinya bencana juga berpengaruh terhadap produksi bahan pangan dan ketidakpastian harga.

"Kita harus antisipasi, karena kita sudah memasuki kemarau. Harus segera mengantisipasi dengan memastikan masa tanam dan panen," kata Pj Gubernur.

Ia menambahkan, tantangan dalam beberapa bulan ke depan juga dipengaruhi oleh penyelenggaraan Pilkada 2024. Selain itu, kenaikan harga beberapa komoditas, seperti beras, minyak goreng, gula, dan gas elpiji, tentunya berdampak pula terhadap inflasi Jateng.

Terkait berbagai macam tantangan tersebut, Pj Gubernur memerintahkan TPID Provinsi dan kabupaten/kota serta seluruh dinas terkait, untuk mempersiapkan upaya pencegahan dan penanganannya, antara lain dengan menyiapkan neraca pangan (data informasi perkiraan ketersediaan, kebutuhan, dan surplus/defisit komoditas pangan di suatu daerah pada periode waktu tertentu), mendorong budidaya pertanian organik, serta meningkatkan kompetensi petani dan penyuluh pertanian.

Selain itu, mengidentifikasi potensi lahan tidur untuk ditanami tanaman pangan, memperkuat sinergi dan koordinasi antaranggota TPID dan stakeholder terkait, mewaspadai lonjakan permintaan, dan memastikan ketersediaan stok pangan.

Pada kesempatan itu, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Tengah, Rahmat Dwisaputra menyampaikan sejumlah rekomendasi dan tindak lanjut strategi utama pengendalian inflasi di Jateng.

Beberapa strategi yang dapat dilakukan, antara lain dengan memperkuat produktivitas pangan strategis, serta mengembangkan dan memberdayakan local champion (tokoh atau pihak yang secara aktif menjadi penggerak untuk memberikan ide, inovasi, dan kreativitasnya) terutama yang terkait dengan komoditas hortikultura.

Selanjutnya, memperkuat ekosistem BUMP/BUMD untuk memperpendek rantai perdagangan dan menyerap kelebihan pasokan, hilirisasi komoditas pangan strategis dan kampanye produk olahan, mengembangkan neraca pangan strategis, serta memperkuat pasokan pangan melalui kerja sama antardaerah.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu