Follow Us :              

Hadapi Musim Penghujan, Pemprov Jateng Mulai Lakukan Mitigasi Bencana

  01 November 2024  |   09:00:00  |   dibaca : 388 
Kategori :
Bagikan :


Hadapi Musim Penghujan, Pemprov Jateng Mulai Lakukan Mitigasi Bencana

01 November 2024 | 09:00:00 | dibaca : 388
Kategori :
Bagikan :

Foto : (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : (Humas Jateng)

SEMARANG – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah mulai melakukan mitigasi bencana, seiring dengan masuknya musim penghujan.

Berdasarkan pemetaan yang dilakukan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jateng, potensi bencana yang mungkin terjadi pada musim penghujan adalah banjir dan longsor. Setidaknya ada sekitar 104.332 hektare daerah rawan banjir kelas tinggi dan 1.020.772 hektare daerah rawan longsor kelas tinggi di Jateng.

Upaya-upaya mitigasi perlu dilakukan, mengingat berdasarkan perkiraan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), musim ini akan belangsung selama 6 bulan, yakni sejak September 2024 hingga puncaknya pada Februari 2025.

"Langkah yang dilakukan adalah sudah ada kebijakan yang diterbitkan, lalu ada koordinasi, pendataan kesiapan sarana prasarana, peningkatan kesadaran masyarakat, aktivasi posko siaga bencana, pelatihan tim reaksi cepat, dan lainnya," kata Kepala Pelaksana Harian BPBD Jateng, Bergas Catursasi Penanggungan saat menyampaikan paparan kepada Pj Gubernur Jawa Tengah, Komjen Pol (P) Drs. Nana Sudjana A.S. M.M., di kantornya pada  Jumat, 1 November 2024.

Mitigasi bencana perlu dan penting untuk dilakukan, berkaca dari penanganan bencana selama musim kemarau yang berjalan cukup baik. Pola penanganan kekeringan pada tahun 2023 dan 2024 sangat terlihat. Upaya yang dilakukan tidak hanya dengan mengalokasikan anggaran melalui APBD, tetapi juga melibatkan Corporate Social Responsibilty (CSR) perusahaan. Sementara di tahun 2024, anggaran penanganan bencana ditambah dengan kekuatan APBN.

Pada kesempatan itu, Pj Gubernur Jawa Tengah menegaskan, mitigasi potensi bencana alam di Jateng harus terus dilakukan, termasuk melakukan apel siaga dan pengecekan seluruh sarana prasarana serta logistik.

Ia juga menyoroti perihal abrasi dan penurunan muka tanah di wilayah Pantura. Harapannya, ada koordinasi antara BPBD dan dinas terkait termasuk kementerian dan lembaga untuk menangani berbagai kejadian bencana yang berpotensi terjadi.

"Perbanyak tanam mangrove untuk mengurangi abrasi, karena daerah pantura juga ada penurunan tanah," jelasnya.


Bagikan :

SEMARANG – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah mulai melakukan mitigasi bencana, seiring dengan masuknya musim penghujan.

Berdasarkan pemetaan yang dilakukan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jateng, potensi bencana yang mungkin terjadi pada musim penghujan adalah banjir dan longsor. Setidaknya ada sekitar 104.332 hektare daerah rawan banjir kelas tinggi dan 1.020.772 hektare daerah rawan longsor kelas tinggi di Jateng.

Upaya-upaya mitigasi perlu dilakukan, mengingat berdasarkan perkiraan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), musim ini akan belangsung selama 6 bulan, yakni sejak September 2024 hingga puncaknya pada Februari 2025.

"Langkah yang dilakukan adalah sudah ada kebijakan yang diterbitkan, lalu ada koordinasi, pendataan kesiapan sarana prasarana, peningkatan kesadaran masyarakat, aktivasi posko siaga bencana, pelatihan tim reaksi cepat, dan lainnya," kata Kepala Pelaksana Harian BPBD Jateng, Bergas Catursasi Penanggungan saat menyampaikan paparan kepada Pj Gubernur Jawa Tengah, Komjen Pol (P) Drs. Nana Sudjana A.S. M.M., di kantornya pada  Jumat, 1 November 2024.

Mitigasi bencana perlu dan penting untuk dilakukan, berkaca dari penanganan bencana selama musim kemarau yang berjalan cukup baik. Pola penanganan kekeringan pada tahun 2023 dan 2024 sangat terlihat. Upaya yang dilakukan tidak hanya dengan mengalokasikan anggaran melalui APBD, tetapi juga melibatkan Corporate Social Responsibilty (CSR) perusahaan. Sementara di tahun 2024, anggaran penanganan bencana ditambah dengan kekuatan APBN.

Pada kesempatan itu, Pj Gubernur Jawa Tengah menegaskan, mitigasi potensi bencana alam di Jateng harus terus dilakukan, termasuk melakukan apel siaga dan pengecekan seluruh sarana prasarana serta logistik.

Ia juga menyoroti perihal abrasi dan penurunan muka tanah di wilayah Pantura. Harapannya, ada koordinasi antara BPBD dan dinas terkait termasuk kementerian dan lembaga untuk menangani berbagai kejadian bencana yang berpotensi terjadi.

"Perbanyak tanam mangrove untuk mengurangi abrasi, karena daerah pantura juga ada penurunan tanah," jelasnya.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu