Foto : (Humas Jateng)
Foto : (Humas Jateng)
SEMARANG – Pj Gubernur Jawa Tengah, Komjen Pol (P) Drs. Nana Sudjana A.S., M.M., meminta instansi-instansi terkait untuk memperketat pengawasan pergerakan hewan ternak. Langkah ini dilakukan guna mencegah penyebaran virus penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak agar tidak semakin meluas.
"Kami menekankan kepada para kepala organisasi perangkat daerah (OPD) terkait, maupun kepala daerah. Harus betul-betul menjaga perlintasan (pergerakan hewan ternak), baik (di) perbatasan provinsi maupun antarkabupaten," ucap Pj Gubernur di kantornya pada Senin, 13 Januari 2025.
Ia meminta agar pengawasan terhadap hewan ternak terus ditingkatkan, termasuk pengecekan terhadap pergerakan hewan yang melintas di daerah.
Sebab, berdasarkan data Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Jateng, per 12 Januari 2025 pukul 23:59 WIB, dari total 5.597.043 ekor hewan ternak di Jateng, sebanyak 3.968 ternak diduga terjangkit PMK.
Setidaknya ada 5 kabupaten yang menjadi sebaran kasus PMK tertinggi, yakni Blora sebanyak 534 kasus, Sragen sebanyak 516 kasus, Pati sebanyak 436 kasus, Wonogiri sebanyak 396 kasus, dan Grobogan sebanyak 367 kasus.
Berdasarkan total kasus tersebut, ada sebanyak 482 ekor hewan ternak yang sudah sembuh, 89 ekor yang telah dipotong, dan hewan ternak yang mati ada sebanyak 154 ekor. Sisanya, sebanyak 3.243 ekor, sudah mendapatkan penanganan kuratif (upaya penyembuhan, pengurangan penderitaan, dan pengendalian penyakit) melalui pengobatan, terapi antibiotik, dan pemberian multivitamin.
"Alhamdulillah cukup banyak vaksin yang sudah diberikan oleh Kementerian Kesehatan. Kita pun sudah (mengontribusikannya) ke kabupaten-kabupaten, disesuaikan dengan jumlah sapi (hewan ternak) yang ada," tegasnya.
Pj Gubernur memastikan, vaksin sudah didistribusikan secara merata dan menyeluruh ke daerah-daerah yang menjadi lokasi sebaran PMK.
SEMARANG – Pj Gubernur Jawa Tengah, Komjen Pol (P) Drs. Nana Sudjana A.S., M.M., meminta instansi-instansi terkait untuk memperketat pengawasan pergerakan hewan ternak. Langkah ini dilakukan guna mencegah penyebaran virus penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak agar tidak semakin meluas.
"Kami menekankan kepada para kepala organisasi perangkat daerah (OPD) terkait, maupun kepala daerah. Harus betul-betul menjaga perlintasan (pergerakan hewan ternak), baik (di) perbatasan provinsi maupun antarkabupaten," ucap Pj Gubernur di kantornya pada Senin, 13 Januari 2025.
Ia meminta agar pengawasan terhadap hewan ternak terus ditingkatkan, termasuk pengecekan terhadap pergerakan hewan yang melintas di daerah.
Sebab, berdasarkan data Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Jateng, per 12 Januari 2025 pukul 23:59 WIB, dari total 5.597.043 ekor hewan ternak di Jateng, sebanyak 3.968 ternak diduga terjangkit PMK.
Setidaknya ada 5 kabupaten yang menjadi sebaran kasus PMK tertinggi, yakni Blora sebanyak 534 kasus, Sragen sebanyak 516 kasus, Pati sebanyak 436 kasus, Wonogiri sebanyak 396 kasus, dan Grobogan sebanyak 367 kasus.
Berdasarkan total kasus tersebut, ada sebanyak 482 ekor hewan ternak yang sudah sembuh, 89 ekor yang telah dipotong, dan hewan ternak yang mati ada sebanyak 154 ekor. Sisanya, sebanyak 3.243 ekor, sudah mendapatkan penanganan kuratif (upaya penyembuhan, pengurangan penderitaan, dan pengendalian penyakit) melalui pengobatan, terapi antibiotik, dan pemberian multivitamin.
"Alhamdulillah cukup banyak vaksin yang sudah diberikan oleh Kementerian Kesehatan. Kita pun sudah (mengontribusikannya) ke kabupaten-kabupaten, disesuaikan dengan jumlah sapi (hewan ternak) yang ada," tegasnya.
Pj Gubernur memastikan, vaksin sudah didistribusikan secara merata dan menyeluruh ke daerah-daerah yang menjadi lokasi sebaran PMK.
Berita Terbaru