Follow Us :              

Pj Gubernur Minta Percepat Penanganan Bencana di Petungkriyono, TMC Akan Dilaksanakan Sepekan ke Depan

  22 January 2025  |   16:15:00  |   dibaca : 230 
Kategori :
Bagikan :


Pj Gubernur Minta Percepat Penanganan Bencana di Petungkriyono, TMC Akan Dilaksanakan Sepekan ke Depan

22 January 2025 | 16:15:00 | dibaca : 230
Kategori :
Bagikan :

Foto : (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : (Humas Jateng)

PEKALONGAN - Pj Gubernur Jawa Tengah, Komjen Pol (P) Drs. Nana Sudjana A.S., M.M., meminta Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melakukan teknologi modifikasi cuaca (TMC) di Kabupaten Pekalongan. Hal itu bertujuan untuk mempercepat pencarian korban hilang dan penanganan bencana di Desa Kasimpar, Kecamatan Petungkriyono, Kabupaten Pekalongan. 

Permintaan tersebut disampaikan oleh Pj Gubernur kepada Kepala BNPB, Suharyanto, di sela Rapat Koordinasi Penanganan dan Penanggulangan Bencana Tanah Longsor di Desa Kasimpar, Kecamatan Petungkriyono, Kabupaten Pekalongan pada Rabu, 22 Januari 2025. 

"Dalam beberapa waktu ke depan, perlu ada operasi TMC lagi di Jawa Tengah. Hujan satu pekan terakhir cukup lebat dan intensitasnya tinggi," ucapnya.

Saat ini, penanganan bencana di daerah tersebut berfokus pada pencarian korban yang masih belum ditemukan. 

Berdasarkan pantauan di lapangan sampai hari Rabu, 22 Januari 2025 pukul 18.20 WIB, tanah longsor mengakibatkan sebanyak 21 orang meninggal dunia. Korban terakhir ditemukan di sungai, sehingga saat ini masih ada 6 orang yang belum ditemukan.

"Fokus penanganan adalah korban dan pencarian (korban) hilang. Kita sudah melakukan langkah pencarian korban dengan personel gabungan yang ada," ucap Pj Gubernur. 

Penanganan bencana ini melibatkan tim gabungan dari TNI, Polri, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas), Satpol PP, dan relawan. Tim gabungan yang beranggotakan 550-an orang ini terbagi sesuai dengan fokus penanganannya masing-masing, antara lain pencarian orang hilang, pembukaan akses jalan, pemenuhan kebutuhan dasar pengungsi, dan lain sebagainya. 

Dalam menangani bencana longsor di Kabupaten Pekalongan, Pemprov Jateng telah menyalurkan bantuan senilai Rp207 juta. Selain itu, BNPB juga menyalurkan bantuan senilai Rp289 juta. 

Pada kesempatan itu, Pj Gubernur mengimbau masyarakat untuk terus waspada. Sebab, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan cuaca ekstrem di Jateng masih berpotensi terjadi hingga Februari 2025. Ia juga mengingatkan pemerintah kabupaten/kota sampai tingkat desa untuk mewaspadai lokasi rawan bencana di wilayahnya sampai cuaca ekstrem berakhir.

"Kita minta agar masyarakat yang berada di wilayah rawan bencana banjir dan longsor agar diungsikan ke tempat aman," ucapnya.

Sementara itu, Kepala BNPB, Suharyanto, mengatakan bahwa permintaan operasi TMC diajukan untuk memudahkan pencarian dan mengantisipasi adanya bencana susulan. Khusus di wilayah Pekalongan, TMC akan dilakukan mulai dari hari Kamis, 23 Januari 2025 hingga sepekan ke depan.

"Besok sudah mulai dilaksanakan operasi modifikasi cuaca di Pekalongan. Satu-dua hari sampai seminggu ke depan agar tidak terjadi cuaca ekstrem sehingga pencarian (korban) tidak terganggu," katanya.

Ia mengungkapkan, salah satu kendala pencarian korban hilang adalah masalah cuaca. Dalam dua hari terakhir terjadi hujan di tengah-tengah proses evakuasi, sehingga proses pencarian korban cukup terhambat. Selain itu, beberapa alat berat juga belum bisa masuk ke lokasi bencana karena akses jalan yang tertutup. 

Berdasarkan rapat koordinasi, pencarian korban hilang masih akan terus dilakukan. Berdasarkan Standart Operational Procedure (SOP), waktu pencariannya hanya 7x24 jam. Akan tetapi, telah disepakati bahwa akan ada penambahan waktu sesuai permintaan ahli waris atau keluarga korban yang berharap keluarganya dapat segera ditemukan.

Sementara itu, kebutuhan dasar masyarakat yang mengungsi akan dipenuhi selama masa tanggap darurat. Bupati Pekalongan juga telah menetapkan masa tanggap darurat bencana selama kurang lebih dua minggu.


Bagikan :

PEKALONGAN - Pj Gubernur Jawa Tengah, Komjen Pol (P) Drs. Nana Sudjana A.S., M.M., meminta Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melakukan teknologi modifikasi cuaca (TMC) di Kabupaten Pekalongan. Hal itu bertujuan untuk mempercepat pencarian korban hilang dan penanganan bencana di Desa Kasimpar, Kecamatan Petungkriyono, Kabupaten Pekalongan. 

Permintaan tersebut disampaikan oleh Pj Gubernur kepada Kepala BNPB, Suharyanto, di sela Rapat Koordinasi Penanganan dan Penanggulangan Bencana Tanah Longsor di Desa Kasimpar, Kecamatan Petungkriyono, Kabupaten Pekalongan pada Rabu, 22 Januari 2025. 

"Dalam beberapa waktu ke depan, perlu ada operasi TMC lagi di Jawa Tengah. Hujan satu pekan terakhir cukup lebat dan intensitasnya tinggi," ucapnya.

Saat ini, penanganan bencana di daerah tersebut berfokus pada pencarian korban yang masih belum ditemukan. 

Berdasarkan pantauan di lapangan sampai hari Rabu, 22 Januari 2025 pukul 18.20 WIB, tanah longsor mengakibatkan sebanyak 21 orang meninggal dunia. Korban terakhir ditemukan di sungai, sehingga saat ini masih ada 6 orang yang belum ditemukan.

"Fokus penanganan adalah korban dan pencarian (korban) hilang. Kita sudah melakukan langkah pencarian korban dengan personel gabungan yang ada," ucap Pj Gubernur. 

Penanganan bencana ini melibatkan tim gabungan dari TNI, Polri, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas), Satpol PP, dan relawan. Tim gabungan yang beranggotakan 550-an orang ini terbagi sesuai dengan fokus penanganannya masing-masing, antara lain pencarian orang hilang, pembukaan akses jalan, pemenuhan kebutuhan dasar pengungsi, dan lain sebagainya. 

Dalam menangani bencana longsor di Kabupaten Pekalongan, Pemprov Jateng telah menyalurkan bantuan senilai Rp207 juta. Selain itu, BNPB juga menyalurkan bantuan senilai Rp289 juta. 

Pada kesempatan itu, Pj Gubernur mengimbau masyarakat untuk terus waspada. Sebab, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan cuaca ekstrem di Jateng masih berpotensi terjadi hingga Februari 2025. Ia juga mengingatkan pemerintah kabupaten/kota sampai tingkat desa untuk mewaspadai lokasi rawan bencana di wilayahnya sampai cuaca ekstrem berakhir.

"Kita minta agar masyarakat yang berada di wilayah rawan bencana banjir dan longsor agar diungsikan ke tempat aman," ucapnya.

Sementara itu, Kepala BNPB, Suharyanto, mengatakan bahwa permintaan operasi TMC diajukan untuk memudahkan pencarian dan mengantisipasi adanya bencana susulan. Khusus di wilayah Pekalongan, TMC akan dilakukan mulai dari hari Kamis, 23 Januari 2025 hingga sepekan ke depan.

"Besok sudah mulai dilaksanakan operasi modifikasi cuaca di Pekalongan. Satu-dua hari sampai seminggu ke depan agar tidak terjadi cuaca ekstrem sehingga pencarian (korban) tidak terganggu," katanya.

Ia mengungkapkan, salah satu kendala pencarian korban hilang adalah masalah cuaca. Dalam dua hari terakhir terjadi hujan di tengah-tengah proses evakuasi, sehingga proses pencarian korban cukup terhambat. Selain itu, beberapa alat berat juga belum bisa masuk ke lokasi bencana karena akses jalan yang tertutup. 

Berdasarkan rapat koordinasi, pencarian korban hilang masih akan terus dilakukan. Berdasarkan Standart Operational Procedure (SOP), waktu pencariannya hanya 7x24 jam. Akan tetapi, telah disepakati bahwa akan ada penambahan waktu sesuai permintaan ahli waris atau keluarga korban yang berharap keluarganya dapat segera ditemukan.

Sementara itu, kebutuhan dasar masyarakat yang mengungsi akan dipenuhi selama masa tanggap darurat. Bupati Pekalongan juga telah menetapkan masa tanggap darurat bencana selama kurang lebih dua minggu.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu