Foto : Ebron (Humas Jateng)
Foto : Ebron (Humas Jateng)
GROBOGAN - Pj Gubernur Jawa Tengah, Komjen Pol (P) Drs. Nana Sudjana A.S., M.M., mengatakan, bencana alam yang terjadi di sejumlah daerah di Jateng menjadi tanggung jawab semua pihak untuk bersama-sama menyelesaikannya. Ia mengungkapkan, langkah-langkah penanganan bencana telah dilakukan di berbagai daerah di Jawa Tengah.
"Karena dari awal kami sudah koordinasi, setiap ada kejadian tanggul yang jebol, akan sangat berdampak bagi masyarakat," ucapnya dalam Rapat Koordinasi Penanganan Bencana di Kabupaten Grobogan dan Demak yang diselenggarakan di Gedung Riptaloka, Kabupaten Grobogan pada Kamis, 23 Januari 2025.
Diketahui, kiriman air dari Sungai Lusi dan Sungai Tuntang yang melintas di sejumlah kabupaten, di antaranya Kabupaten Grobogan dan Demak, mengakibatkan sebanyak 22 tanggul rusak/jebol, bahkan 5 tanggul mengalami kerusakan yang cukup parah dan berdampak langsung kepada masyarakat.
Dampak dari jebolnya tanggul menyebabkan terjadinya banjir di Grobogan yang menggenangi sebanyak 94 desa di 14 kecamatan. Akibatnya 18.107 rumah tergenang dan 370 orang warga harus mengungsi.
Sementara itu, banjir yang terjadi di Demak sempat merendam dua kecamatan, yakni Guntur dan Kebonagung. Namun, hingga hari ini debit air sudah mulai menurun. Banjir di Kabupaten Demak sempat berdampak terhadap 2.749 kepala keluarga (KK) atau 9.177 jiwa.
Dalam menangani tanggul yang jebol, Pemprov Jateng bekerja sama dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Tidak hanya memperbaiki tanggul, teknologi modifikasi cuaca juga dilakukan di wilayah Grobogan dan Demak.
Kepala BNPB, Letjen TNI Suharyanto, menuturkan bahwa mulai hari ini telah dilakukan teknologi modifikasi cuaca (TMC) untuk mengurangi intensitas hujan di daerah tersebut.
"Grobogan dan Demak, mulai hari ini sudah dilaksanakan operasi modifikasi cuaca. Rencana kami sampai tanggal 25 Januari, " katanya.
Dalam pertemuan itu, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah menyalurkan bantuan penanganan dampak bencana alam di Kabupaten Demak dan Grobogan dengan total nilai Rp847.958.764,00. Rinciannya, Kabupaten Demak mendapatkan bantuan sebesar Rp422.265.499,00 dan Kabupaten Grobogan sebesar Rp425.693.265,00.
Bantuan tersebut bersumber dari BPBD Provinsi Jawa Tengah, Dinas Sosial, Dinas Kesehatan, Dinas Ketahanan Pangan, Baznas Jateng, dan Badan Usaha Milik daerah (BUMD) Jawa Tengah. Bantuan yang diberikan berupa makanan, perlengkapan tidur, family kit, sembako, obat-obatan, dan mainan anak.
Setelah mengikuti rapat koordinasi, Pj Gubernur Jateng beserta rombongan meninjau penanganan sementara tanggul jebol yang mengalami kerusakan cukup parah di Desa Tinanding, Kabupaten Grobogan. Tanggul ini jebol pada Selasa, 21 Januari 2025 dan sempat merendam ruas jalan Purwodadi-Semarang.
GROBOGAN - Pj Gubernur Jawa Tengah, Komjen Pol (P) Drs. Nana Sudjana A.S., M.M., mengatakan, bencana alam yang terjadi di sejumlah daerah di Jateng menjadi tanggung jawab semua pihak untuk bersama-sama menyelesaikannya. Ia mengungkapkan, langkah-langkah penanganan bencana telah dilakukan di berbagai daerah di Jawa Tengah.
"Karena dari awal kami sudah koordinasi, setiap ada kejadian tanggul yang jebol, akan sangat berdampak bagi masyarakat," ucapnya dalam Rapat Koordinasi Penanganan Bencana di Kabupaten Grobogan dan Demak yang diselenggarakan di Gedung Riptaloka, Kabupaten Grobogan pada Kamis, 23 Januari 2025.
Diketahui, kiriman air dari Sungai Lusi dan Sungai Tuntang yang melintas di sejumlah kabupaten, di antaranya Kabupaten Grobogan dan Demak, mengakibatkan sebanyak 22 tanggul rusak/jebol, bahkan 5 tanggul mengalami kerusakan yang cukup parah dan berdampak langsung kepada masyarakat.
Dampak dari jebolnya tanggul menyebabkan terjadinya banjir di Grobogan yang menggenangi sebanyak 94 desa di 14 kecamatan. Akibatnya 18.107 rumah tergenang dan 370 orang warga harus mengungsi.
Sementara itu, banjir yang terjadi di Demak sempat merendam dua kecamatan, yakni Guntur dan Kebonagung. Namun, hingga hari ini debit air sudah mulai menurun. Banjir di Kabupaten Demak sempat berdampak terhadap 2.749 kepala keluarga (KK) atau 9.177 jiwa.
Dalam menangani tanggul yang jebol, Pemprov Jateng bekerja sama dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Tidak hanya memperbaiki tanggul, teknologi modifikasi cuaca juga dilakukan di wilayah Grobogan dan Demak.
Kepala BNPB, Letjen TNI Suharyanto, menuturkan bahwa mulai hari ini telah dilakukan teknologi modifikasi cuaca (TMC) untuk mengurangi intensitas hujan di daerah tersebut.
"Grobogan dan Demak, mulai hari ini sudah dilaksanakan operasi modifikasi cuaca. Rencana kami sampai tanggal 25 Januari, " katanya.
Dalam pertemuan itu, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah menyalurkan bantuan penanganan dampak bencana alam di Kabupaten Demak dan Grobogan dengan total nilai Rp847.958.764,00. Rinciannya, Kabupaten Demak mendapatkan bantuan sebesar Rp422.265.499,00 dan Kabupaten Grobogan sebesar Rp425.693.265,00.
Bantuan tersebut bersumber dari BPBD Provinsi Jawa Tengah, Dinas Sosial, Dinas Kesehatan, Dinas Ketahanan Pangan, Baznas Jateng, dan Badan Usaha Milik daerah (BUMD) Jawa Tengah. Bantuan yang diberikan berupa makanan, perlengkapan tidur, family kit, sembako, obat-obatan, dan mainan anak.
Setelah mengikuti rapat koordinasi, Pj Gubernur Jateng beserta rombongan meninjau penanganan sementara tanggul jebol yang mengalami kerusakan cukup parah di Desa Tinanding, Kabupaten Grobogan. Tanggul ini jebol pada Selasa, 21 Januari 2025 dan sempat merendam ruas jalan Purwodadi-Semarang.
Berita Terbaru