Follow Us :              

Gubernur Jateng Instruksikan Penutupan Tiga Tanggul Jebol Selesai Maksimal Dua Hari 

  11 March 2025  |   11:00:00  |   dibaca : 306 
Kategori :
Bagikan :


Gubernur Jateng Instruksikan Penutupan Tiga Tanggul Jebol Selesai Maksimal Dua Hari 

11 March 2025 | 11:00:00 | dibaca : 306
Kategori :
Bagikan :

Foto : (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : (Humas Jateng)

GROBOGAN - Gubernur Jawa Tengah, Komjen Pol (P) Drs. Ahmad Luthfi, S.H., S.St.M.K., menginstruksikan agar penutupan tiga tanggul yang jebol di Sungai Tuntang, Kabupaten Grobogan dapat diselesaikan dalam waktu dua hari. 

Ada tiga titik tanggul yang jebol dengan ukuran berbeda-beda, yakni 1 titik di Desa Baturagung, Kecamatan Gubug; 1 titik di Desa Papanrejo, Kecamatan Gubug; dan 1 titik di Desa Sukoreko, Kecamatan Tegowanu.

"Kalau tidak tertutup (tanggul yang jebol) kasihan, karena aliran air terus menggenangi rumah warga," ucap Gubernur usai mengecek proses penutupan tanggul jebol di Desa Baturagung, Kecamatan Gubug pada Selasa, 11 Maret 2025.

Tenggat waktu dua hari itu didasarkan pada progres perbaikan tanggul, serta penjelasan dari Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana selaku pihak yang bertanggung jawab pada Sungai Tuntang. 

Gubernur menyatakan, langkah pertama yang harus diupayakan adalah melakukan penutupan aliran air. Langkah berikutnya baru membenahi tanggul, bahkan ia mendorong agar normalisasi tanggul juga dilakukan. Dengan begitu, harapannya tanggul tidak akan jebol lagi, bahkan di momen menjelang Idulfitri ini. 

Pihaknya juga akan berkoordinasi dengan Kementerian PUPR untuk melakukan normalisasi tanggul. Apabila tidak dinormaliasi, Gubernur khawatir tanggulnya akan kembali jebol. Tak hanya itu, koordinasi dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BKMG) juga akan dilakukan, terkait dengan penerapan modifikasi cuaca pada saat tanggul diperbaiki. 

"Setelah jebolnya ditutup, maka dilakukan normalisasi. Alokasi anggaran dari pusat. Kemudian, (dilakukan) modifikasi cuaca," jelasnya.

Penyebab utama jebolnya tanggul karena intensitas curah hujan yang cukup ekstrem di wilayah hulu Rawa Pening. Bahkan, intensitasnya mencapai 160,5 mm atau lebih dari 150 mm yang merupakan ambang batas status ekstrem. 

Sementara itu, Kepala Bidang Operasi dan Pemeliharaan BBWS Pemali Juana, Laode Bakti, mengatakan, percepatan penutupan tanggul jebol telah dilakukan. Pihaknya mengupayakan hal ini bisa selesai dalam dua hari. Selain itu, ia juga meminta para warga melaporkan apabila ada tanda-tanda kerusakan pada tanggul.

Usai meninjau tanggul, Gubernur Jateng melanjutkan agenda Rapat Koordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Grobogan terkait dengan penanganan banjir.

Bupati Grobogan, Setyo Hadi, mengatakan banjir yang terjadi berdampak terhadap 27 desa di 6 kecamatan. Jumlah pengungsi mencapai 1.202 jiwa dan sebanyak 5.501 rumah terendam banjir. Tak hanya itu, area pertanian seluas 526 hektare juga ikut tergenang.


Bagikan :

GROBOGAN - Gubernur Jawa Tengah, Komjen Pol (P) Drs. Ahmad Luthfi, S.H., S.St.M.K., menginstruksikan agar penutupan tiga tanggul yang jebol di Sungai Tuntang, Kabupaten Grobogan dapat diselesaikan dalam waktu dua hari. 

Ada tiga titik tanggul yang jebol dengan ukuran berbeda-beda, yakni 1 titik di Desa Baturagung, Kecamatan Gubug; 1 titik di Desa Papanrejo, Kecamatan Gubug; dan 1 titik di Desa Sukoreko, Kecamatan Tegowanu.

"Kalau tidak tertutup (tanggul yang jebol) kasihan, karena aliran air terus menggenangi rumah warga," ucap Gubernur usai mengecek proses penutupan tanggul jebol di Desa Baturagung, Kecamatan Gubug pada Selasa, 11 Maret 2025.

Tenggat waktu dua hari itu didasarkan pada progres perbaikan tanggul, serta penjelasan dari Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana selaku pihak yang bertanggung jawab pada Sungai Tuntang. 

Gubernur menyatakan, langkah pertama yang harus diupayakan adalah melakukan penutupan aliran air. Langkah berikutnya baru membenahi tanggul, bahkan ia mendorong agar normalisasi tanggul juga dilakukan. Dengan begitu, harapannya tanggul tidak akan jebol lagi, bahkan di momen menjelang Idulfitri ini. 

Pihaknya juga akan berkoordinasi dengan Kementerian PUPR untuk melakukan normalisasi tanggul. Apabila tidak dinormaliasi, Gubernur khawatir tanggulnya akan kembali jebol. Tak hanya itu, koordinasi dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BKMG) juga akan dilakukan, terkait dengan penerapan modifikasi cuaca pada saat tanggul diperbaiki. 

"Setelah jebolnya ditutup, maka dilakukan normalisasi. Alokasi anggaran dari pusat. Kemudian, (dilakukan) modifikasi cuaca," jelasnya.

Penyebab utama jebolnya tanggul karena intensitas curah hujan yang cukup ekstrem di wilayah hulu Rawa Pening. Bahkan, intensitasnya mencapai 160,5 mm atau lebih dari 150 mm yang merupakan ambang batas status ekstrem. 

Sementara itu, Kepala Bidang Operasi dan Pemeliharaan BBWS Pemali Juana, Laode Bakti, mengatakan, percepatan penutupan tanggul jebol telah dilakukan. Pihaknya mengupayakan hal ini bisa selesai dalam dua hari. Selain itu, ia juga meminta para warga melaporkan apabila ada tanda-tanda kerusakan pada tanggul.

Usai meninjau tanggul, Gubernur Jateng melanjutkan agenda Rapat Koordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Grobogan terkait dengan penanganan banjir.

Bupati Grobogan, Setyo Hadi, mengatakan banjir yang terjadi berdampak terhadap 27 desa di 6 kecamatan. Jumlah pengungsi mencapai 1.202 jiwa dan sebanyak 5.501 rumah terendam banjir. Tak hanya itu, area pertanian seluas 526 hektare juga ikut tergenang.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu