Foto : Bintoro (Humas Jateng)
Foto : Bintoro (Humas Jateng)
CILACAP - Gubernur Jawa Tengah, Komjen Pol (P) Drs. Ahmad Luthfi, S.H., S.St.M.K., berupaya melakukan pemerataan pembangunan dengan mengembangkan investasi di wilayah Jawa Tengah bagian selatan. Upaya tersebut menjadi salah satu cara untuk mengurangi ketimpangan pembangunan antara wilayah utara dan selatan.
"Kita akan eksplorasi untuk investasi di wilayah selatan. Bisa di Banyumas atau Cilacap, sehingga antara wilayah selatan dan utara, tidak ada perbedaan yang mencolok," ucapnya dalam acara Kunjungan dan Silaturahmi di PT Sumber Segara Primadaya (S2P), Kabupaten Cilacap pada Rabu, 12 Maret 2025.
Langkah yang harus dilakukan, salah satunya berupaya menarik investor, baik investor dalam negeri maupun asing, sebanyak-banyaknya ke wilayah Jawa Tengah.
Gubernur menyampaikan, investor dari Tiongkok sudah banyak melakukan investasi di Jawa Tengah, mulai dari wilayah utara, seperti Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB), Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kendal, dan investasi Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di Cilacap.
"Tadi (Duta Besar) Tiongkok sudah menyampaikan akan membuka selebar-lebarnya investasi di wilayah kita. Ini potensi yang bagus sekali. Cilacap punya potensi wilayah sangat memungkinkan untuk kita kembangkan ke depan," katanya.
Demi menunjang daya tarik investor dan upaya pemerataan pembangunan, Gubernur juga menggenjot pembangunan infrastruktur, khususnya yang menghubungkan wilayah Jateng bagian selatan dan utara.
Selain itu, kolaborasi dan kerja sama antara pemerintah pusat, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota, sampai tingkat desa juga terus didorong dan diupayakan.
"Daya saing yang kuat kita perlukan untuk membangun Jawa Tengah. Ketimpangan wilayah selatan dengan utara harus dipangkas agar merata," ucap Gubernur dalam sambutannya.
Bupati Cilacap, Syamsul Aulia Rachman, menambahkan, potensi Kabupaten Cilacap sangat luar biasa, bahkan ia berharap Cilacap bisa menjadi Singapore of Java atau Singapuranya Jawa yang dipenuhi dengan gedung-gedung tinggi dan teknologi canggih.
Guna mengembangkan potensi daerah tersebut, Pemerintah Kabupaten Cilacap sudah menyiapkan peta untuk peruntukan industri yang sudah disusun sejak tahun 2022. Peta industri tersebut, terdiri dari wilayah Cilacap Timur seluas 900 hektare, kawasan industri arahan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah seluas kurang lebih 1.000 hektare, dan kawasan Bengawan Donan sekitar 800 hektare.
"Kami mohon bantuan Gubernur untuk masuk ke Cilacap, juga komunikasi dengan pemerintah pusat. Kami menjanjikan karpet merah kepada para investor," ujarnya.
Duta Besar Tiongkok untuk Indonesia, Wang Lutong, mengatakan, kerja sama bilateral antara Tiongkok dengan Indonesia, khususnya Jawa Tengah, selama ini sudah cukup baik. Terutama terkait dengan investasi di bidang industri, pelabuhan, manufaktur, pendidikan, pariwisata, dan lainnya.
Salah satu investasi terbaru yang ditanamkan Tiongkok di Jawa Tengah adalah PLTU Cilacap. Ia meyakini, nantinya akan ada lebih banyak investasi dari Tiongkok dan negara-negara lain yang masuk ke Jateng.
"Tidak hanya meningkatkan konsumsi listrik penduduk, tetapi juga menciptakan lapangan pekerjaan dan mendorong pembangunan daerah," ujarnya.
CILACAP - Gubernur Jawa Tengah, Komjen Pol (P) Drs. Ahmad Luthfi, S.H., S.St.M.K., berupaya melakukan pemerataan pembangunan dengan mengembangkan investasi di wilayah Jawa Tengah bagian selatan. Upaya tersebut menjadi salah satu cara untuk mengurangi ketimpangan pembangunan antara wilayah utara dan selatan.
"Kita akan eksplorasi untuk investasi di wilayah selatan. Bisa di Banyumas atau Cilacap, sehingga antara wilayah selatan dan utara, tidak ada perbedaan yang mencolok," ucapnya dalam acara Kunjungan dan Silaturahmi di PT Sumber Segara Primadaya (S2P), Kabupaten Cilacap pada Rabu, 12 Maret 2025.
Langkah yang harus dilakukan, salah satunya berupaya menarik investor, baik investor dalam negeri maupun asing, sebanyak-banyaknya ke wilayah Jawa Tengah.
Gubernur menyampaikan, investor dari Tiongkok sudah banyak melakukan investasi di Jawa Tengah, mulai dari wilayah utara, seperti Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB), Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kendal, dan investasi Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di Cilacap.
"Tadi (Duta Besar) Tiongkok sudah menyampaikan akan membuka selebar-lebarnya investasi di wilayah kita. Ini potensi yang bagus sekali. Cilacap punya potensi wilayah sangat memungkinkan untuk kita kembangkan ke depan," katanya.
Demi menunjang daya tarik investor dan upaya pemerataan pembangunan, Gubernur juga menggenjot pembangunan infrastruktur, khususnya yang menghubungkan wilayah Jateng bagian selatan dan utara.
Selain itu, kolaborasi dan kerja sama antara pemerintah pusat, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota, sampai tingkat desa juga terus didorong dan diupayakan.
"Daya saing yang kuat kita perlukan untuk membangun Jawa Tengah. Ketimpangan wilayah selatan dengan utara harus dipangkas agar merata," ucap Gubernur dalam sambutannya.
Bupati Cilacap, Syamsul Aulia Rachman, menambahkan, potensi Kabupaten Cilacap sangat luar biasa, bahkan ia berharap Cilacap bisa menjadi Singapore of Java atau Singapuranya Jawa yang dipenuhi dengan gedung-gedung tinggi dan teknologi canggih.
Guna mengembangkan potensi daerah tersebut, Pemerintah Kabupaten Cilacap sudah menyiapkan peta untuk peruntukan industri yang sudah disusun sejak tahun 2022. Peta industri tersebut, terdiri dari wilayah Cilacap Timur seluas 900 hektare, kawasan industri arahan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah seluas kurang lebih 1.000 hektare, dan kawasan Bengawan Donan sekitar 800 hektare.
"Kami mohon bantuan Gubernur untuk masuk ke Cilacap, juga komunikasi dengan pemerintah pusat. Kami menjanjikan karpet merah kepada para investor," ujarnya.
Duta Besar Tiongkok untuk Indonesia, Wang Lutong, mengatakan, kerja sama bilateral antara Tiongkok dengan Indonesia, khususnya Jawa Tengah, selama ini sudah cukup baik. Terutama terkait dengan investasi di bidang industri, pelabuhan, manufaktur, pendidikan, pariwisata, dan lainnya.
Salah satu investasi terbaru yang ditanamkan Tiongkok di Jawa Tengah adalah PLTU Cilacap. Ia meyakini, nantinya akan ada lebih banyak investasi dari Tiongkok dan negara-negara lain yang masuk ke Jateng.
"Tidak hanya meningkatkan konsumsi listrik penduduk, tetapi juga menciptakan lapangan pekerjaan dan mendorong pembangunan daerah," ujarnya.
Berita Terbaru