Follow Us :              

Penanganan Rob Terus Dilakukan, Gubernur dan Wagub Tinjau Kolam Retensi Terboyo dan Sriwulan

  27 May 2025  |   06:30:00  |   dibaca : 35 
Kategori :
Bagikan :


Penanganan Rob Terus Dilakukan, Gubernur dan Wagub Tinjau Kolam Retensi Terboyo dan Sriwulan

27 May 2025 | 06:30:00 | dibaca : 35
Kategori :
Bagikan :

Foto : Fajar (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Fajar (Humas Jateng)

SEMARANG - Gubernur Jawa Tengah, Komjen Pol (P) Drs. Ahmad Luthfi, S.H., S.St.M.K., dan Wakil Gubernur Jateng, Taj Yasin Maimoen, meninjau proyek pembangunan Kolam Retensi Terboyo dan Sriwulan, Kota Semarang pada Selasa, 27 Mei 2025.

"Kita sudah cek, Kolam Retensi Terboyo luasnya hampir 189 hektare, bisa menampung 6 juta kubik air, kemudian sebelahnya adalah (Kolam Retensi) Sriwulan luasnya 28 hektare, bisa menampung 1 juta kubik lebih. Artinya dengan penyiapan jangka panjang ini cukup untuk meng-cover terjadinya rob atau banjir," ucap Gubernur saat mengcek lokasi. 

Sebagai informasi, kolam retensi adalah kolam yang dibuat untuk menampung air dalam jangka waktu tertentu, sebelum dialirkan ke laut atau daerah resapan lain.

Kolam Retensi Terboyo dan Sriwulan yang dipisahkan oleh Kali Babon ini, dilengkapi dengan rumah pompa untuk mengalirkan air dari kolam ke laut, sehingga mencegah genangan air yang berkepanjangan. Konstruksi kolam retensi itu terintegrasi dengan proyek pembangunan Jalan Tol Semarang-Demak tahap 1 seksi 1 (Kaligawe-Sayung) yang dibangun di atas laut. Jalan tol ini sekaligus menjadi giant sea wall atau tanggul laut raksasa untuk mengatasi banjir rob di wilayah tersebut.

Gubernur menjelaskan, langkah-langkah konkret sudah disiapkan untuk mengatasi rob, ada jangka pendek, menengah, dan panjang. Semua itu dilakukan dengan kerja komprehensif/lengkap dan optimal antara pemerintah pusat dalam hal ini Direktorat Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dengan dinas-dinasnya, serta pemerintah kabupaten/kota. 

Berbagai upaya yang dilakukan ini menjadi wujud kehadiran negara dalam rangka memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat.

"Kita sudah hampir satu bulan melakukan infiltrasi (mencari tahu lebih jauh) di daerah Sayung, Demak, termasuk Semarang. Kita tidak bisa kerja-kerja parsial (mengerjakan sebagian), kita harus kerja-kerja komprehensif (menyeluruh)," jelasnya.

Saat ini, progres kontruksi Tol Semarang-Demak tahap 1 seksi 1A realisasi fisiknya mencapai 62,98% dengan target selesai 31 Juli 2026; seksi 1B realisasi fisik 40,93%, target selesai 25 April 2027; dan seksi 1C realisasi fisik 25,97%, target selesai 27 September 2026.

Terkait target jangka pendek penanganan rob, Gubernur mengatakan, pada Januari 2026 nanti tanggul laut sudah dapat digunakan secara fungsional. Artinya tanggul sudah terbentuk, hanya saja belum dioperasionalkan sebagai jalan, tetapi sudah bisa membantu menahan air laut agar tidak terjadi rob.

"Bisa dilihat ini adalah bentuk giant sea wall atau tanggul laut raksasa. Insyaallah Januari nanti sudah fungsional, belum operasional. Minimal kalau fungsional ini sudah mengatasi rob itu sendiri,” katanya. 

Sembari menunggu pembangunan Tol Semarang-Demak tahap 1 atau tanggul laut selesai, Pemprov Jateng juga menyiapkan upaya jangka pendek dan menengah, antara lain memberikan pendampingan dan bantuan terkait penanganan banjir ke lembaga/instansi di wilayah Demak yang di-cover oleh dinas, serta memberikan pemahaman kepada masyarakat untuk menyesuaikan dengan situasi yang terjadi.

Gubernur mengatakan, penyesuaian itu diperlukan karena penurunan muka tanah di wilayah pantai utara Jateng sangat masif, rata-rata per tahun 8-14 cm. Hal itu ditambah adanya fenomena La Nina yang menyebabkan debit air bertambah dan gelombang air laut di wilayah pantura sangat tinggi.

"Masyarakat kita sudah bertahun-tahun seperti ini. Makanya kami kebut betul, saya sudah diskusi dengan Kementerian PU dan yang lain, kita semua turun untuk menyelesaikan ini secara bersama-sama. Masyarakat sudah kita rangkul semua untuk menyelesaikan ini,” bebernya. 

Tak hanya itu, ada 1 titik di jalan pantura yang perlu penanganan, tepatnya di depan Pabrik Polytron, Jalan Raya Semarang-Demak KM 9. Kondisi di sana air rob cukup tinggi dan menutup jalan raya. Pada 2022 lalu, titik itu sudah ditinggikan oleh Kementerian PU, tetapi dalam waktu dekat jalannya sudah turun kembali.

Salah satu upaya untuk menanggulangi hal itu adalah tanggul laut, tetapi pengerjaannya masih butuh waktu panjang. Oleh karena itu, Gubernur menyiapkan langkah jangka pendek dan menengah dengan melakukan normalisasi Sungai Pelayaran yang ada di dekat titik tersebut.

Pada kesempatan itu, Wakil Gubernur Jateng, Taj Yasin Maimoen, menambahkan, upaya lain yang dilakukan oleh Pemprov Jateng dalam waktu dekat adalah memenuhi kebutuhan warga terdampak banjir dan rob, salah satunya terkait kebutuhan air bersih.

"Nanti untuk masyarakat di wilayah Sayung yang terdampak, kan mereka butuh air bersih. Nanti desalinasi (pengolahan air payau jadi air tawar siap minum) kita siapkan di situ. Sebagian untuk rumah apung juga sudah mulai kita bahas, kita siapkan untuk masyarakat," katanya.


Bagikan :

SEMARANG - Gubernur Jawa Tengah, Komjen Pol (P) Drs. Ahmad Luthfi, S.H., S.St.M.K., dan Wakil Gubernur Jateng, Taj Yasin Maimoen, meninjau proyek pembangunan Kolam Retensi Terboyo dan Sriwulan, Kota Semarang pada Selasa, 27 Mei 2025.

"Kita sudah cek, Kolam Retensi Terboyo luasnya hampir 189 hektare, bisa menampung 6 juta kubik air, kemudian sebelahnya adalah (Kolam Retensi) Sriwulan luasnya 28 hektare, bisa menampung 1 juta kubik lebih. Artinya dengan penyiapan jangka panjang ini cukup untuk meng-cover terjadinya rob atau banjir," ucap Gubernur saat mengcek lokasi. 

Sebagai informasi, kolam retensi adalah kolam yang dibuat untuk menampung air dalam jangka waktu tertentu, sebelum dialirkan ke laut atau daerah resapan lain.

Kolam Retensi Terboyo dan Sriwulan yang dipisahkan oleh Kali Babon ini, dilengkapi dengan rumah pompa untuk mengalirkan air dari kolam ke laut, sehingga mencegah genangan air yang berkepanjangan. Konstruksi kolam retensi itu terintegrasi dengan proyek pembangunan Jalan Tol Semarang-Demak tahap 1 seksi 1 (Kaligawe-Sayung) yang dibangun di atas laut. Jalan tol ini sekaligus menjadi giant sea wall atau tanggul laut raksasa untuk mengatasi banjir rob di wilayah tersebut.

Gubernur menjelaskan, langkah-langkah konkret sudah disiapkan untuk mengatasi rob, ada jangka pendek, menengah, dan panjang. Semua itu dilakukan dengan kerja komprehensif/lengkap dan optimal antara pemerintah pusat dalam hal ini Direktorat Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dengan dinas-dinasnya, serta pemerintah kabupaten/kota. 

Berbagai upaya yang dilakukan ini menjadi wujud kehadiran negara dalam rangka memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat.

"Kita sudah hampir satu bulan melakukan infiltrasi (mencari tahu lebih jauh) di daerah Sayung, Demak, termasuk Semarang. Kita tidak bisa kerja-kerja parsial (mengerjakan sebagian), kita harus kerja-kerja komprehensif (menyeluruh)," jelasnya.

Saat ini, progres kontruksi Tol Semarang-Demak tahap 1 seksi 1A realisasi fisiknya mencapai 62,98% dengan target selesai 31 Juli 2026; seksi 1B realisasi fisik 40,93%, target selesai 25 April 2027; dan seksi 1C realisasi fisik 25,97%, target selesai 27 September 2026.

Terkait target jangka pendek penanganan rob, Gubernur mengatakan, pada Januari 2026 nanti tanggul laut sudah dapat digunakan secara fungsional. Artinya tanggul sudah terbentuk, hanya saja belum dioperasionalkan sebagai jalan, tetapi sudah bisa membantu menahan air laut agar tidak terjadi rob.

"Bisa dilihat ini adalah bentuk giant sea wall atau tanggul laut raksasa. Insyaallah Januari nanti sudah fungsional, belum operasional. Minimal kalau fungsional ini sudah mengatasi rob itu sendiri,” katanya. 

Sembari menunggu pembangunan Tol Semarang-Demak tahap 1 atau tanggul laut selesai, Pemprov Jateng juga menyiapkan upaya jangka pendek dan menengah, antara lain memberikan pendampingan dan bantuan terkait penanganan banjir ke lembaga/instansi di wilayah Demak yang di-cover oleh dinas, serta memberikan pemahaman kepada masyarakat untuk menyesuaikan dengan situasi yang terjadi.

Gubernur mengatakan, penyesuaian itu diperlukan karena penurunan muka tanah di wilayah pantai utara Jateng sangat masif, rata-rata per tahun 8-14 cm. Hal itu ditambah adanya fenomena La Nina yang menyebabkan debit air bertambah dan gelombang air laut di wilayah pantura sangat tinggi.

"Masyarakat kita sudah bertahun-tahun seperti ini. Makanya kami kebut betul, saya sudah diskusi dengan Kementerian PU dan yang lain, kita semua turun untuk menyelesaikan ini secara bersama-sama. Masyarakat sudah kita rangkul semua untuk menyelesaikan ini,” bebernya. 

Tak hanya itu, ada 1 titik di jalan pantura yang perlu penanganan, tepatnya di depan Pabrik Polytron, Jalan Raya Semarang-Demak KM 9. Kondisi di sana air rob cukup tinggi dan menutup jalan raya. Pada 2022 lalu, titik itu sudah ditinggikan oleh Kementerian PU, tetapi dalam waktu dekat jalannya sudah turun kembali.

Salah satu upaya untuk menanggulangi hal itu adalah tanggul laut, tetapi pengerjaannya masih butuh waktu panjang. Oleh karena itu, Gubernur menyiapkan langkah jangka pendek dan menengah dengan melakukan normalisasi Sungai Pelayaran yang ada di dekat titik tersebut.

Pada kesempatan itu, Wakil Gubernur Jateng, Taj Yasin Maimoen, menambahkan, upaya lain yang dilakukan oleh Pemprov Jateng dalam waktu dekat adalah memenuhi kebutuhan warga terdampak banjir dan rob, salah satunya terkait kebutuhan air bersih.

"Nanti untuk masyarakat di wilayah Sayung yang terdampak, kan mereka butuh air bersih. Nanti desalinasi (pengolahan air payau jadi air tawar siap minum) kita siapkan di situ. Sebagian untuk rumah apung juga sudah mulai kita bahas, kita siapkan untuk masyarakat," katanya.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu