Foto : Fajar (Humas Jateng)
Foto : Fajar (Humas Jateng)
SEMARANG - Gubernur Jawa Tengah, Komjen Pol (P) Drs. Ahmad Luthfi, S.H., S.St.M.K., menyampaikan, pihaknya terus berupaya melakukan berbagai penanganan untuk menyelesaikan persoalan rob di Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak.
Gubernur mengatakan, pihaknya sudah berupaya menganalisa penyebab dan penanganannya. Ia mengungkapkan, rob di Demak sudah terjadi dalam waktu yang cukup lama, bahkan kondisi itu diperparah dengan penurunan muka tanah.
Maka dari itu, pihaknya berupaya untuk melakukan penanganan jangka pendek maupun panjang.
Terkait upaya penanganan jangka panjang, Gubernur menyebut bahwa giant sea wall atau tanggul laut merupakan jalan keluar persoalan rob Sayung. Langkah ini sejalan dengan kebijakan Presiden dalam menangani rob di pesisir pantai utara Jawa.
"Saya tak tinggal diam, saya mendorong percepatan. Tahun 2026 nanti (tanggul laut) fungsional," katanya dalam Forum Rembug Bareng Gubernur Jateng dengan Pimpinan Media di Gedung Gradhika Bhakti Praja, Semarang pada Rabu, 2 Juni 2025.
Pembangunan giant sea wall didukung dengan adanya dua kolam retensi berukuran besar. Pertama ada Kolam Retensi Terboyo yang luasnya hampir 189 hektare, bisa menampung 6 juta kubik air. Sebelahnya ada Kolam Retensi Sriwulan dengan luas 28 hektare, yang bisa menampung air 1 juta kubik lebih. Keberadaan kolam retensi ini dipersiapkan untuk menampung luapan air di wilayah Demak dan Kota Semarang.
Sementara untuk penanganan jangka pendek, Gubernur telah menerjunkan semua Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Pemprov Jateng untuk melakukan intervensi di desa-desa yang terdampak. Tiap-tiap OPD bertugas sesuai tugas pokok dan fungsinya masing-masing.
Ia mencontohkan, Dinas Pekerjaan Umum, Sumber daya Air, dan Penataan Ruang (Pusdataru) Provinsi Jateng, melakukan penyedotan air dari genangan rob dan membuangnya ke sungai serta Dinas Pekerjaan Umum, Bina Marga. dan Cipta Karya (DPUBMCK) memasang water barrier (pembatas jalan) agar pengguna jalan tak jatuh di saluran air yang tergenang rob.
Selanjutnya, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan membantu kebutuhan siswa yang sekolahnya terdampak rob. Kemudian, ada juga Dinas Kesehatan yang turun langsung di masyarakat, untuk mengobati warga melalui program Dokter Spesialis Keliling (Speling).
Tak hanya itu, penanaman mangrove melalui program Mageri Segoro juga akan dilakukan. Tahun 2025 ini, Pemprov Jateng menargetkan penanaman 1,5 juta pohon mangrove di wilayah pesisir Jateng.
Pada kesempatan itu, Gubernur juga mendorong agar DPRD Jateng merevisi Peraturan Daerah (Perda) tentang Air Tanah, sebagai upaya untuk mengendalikan pengambilan air tanah yang berpengaruh pada penurunan muka tanah. Jika Perda direvisi, maka masyarakat dan industri diarahkan menggunakan air dari SPAM (Sistem Penyediaan Air Minum).
Selain itu, Pemprov Jateng juga telah bekerja sama dengan Undip dalam program desalinasi, yang dapat mengolah air payau menjadi air tawar siap minum. Berbagai upaya yang dilakukan oleh Pemprov Jateng ini bertujuan untuk menyelesaikan persoalan rob di wilayah pantai utara Jawa Tengah.
SEMARANG - Gubernur Jawa Tengah, Komjen Pol (P) Drs. Ahmad Luthfi, S.H., S.St.M.K., menyampaikan, pihaknya terus berupaya melakukan berbagai penanganan untuk menyelesaikan persoalan rob di Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak.
Gubernur mengatakan, pihaknya sudah berupaya menganalisa penyebab dan penanganannya. Ia mengungkapkan, rob di Demak sudah terjadi dalam waktu yang cukup lama, bahkan kondisi itu diperparah dengan penurunan muka tanah.
Maka dari itu, pihaknya berupaya untuk melakukan penanganan jangka pendek maupun panjang.
Terkait upaya penanganan jangka panjang, Gubernur menyebut bahwa giant sea wall atau tanggul laut merupakan jalan keluar persoalan rob Sayung. Langkah ini sejalan dengan kebijakan Presiden dalam menangani rob di pesisir pantai utara Jawa.
"Saya tak tinggal diam, saya mendorong percepatan. Tahun 2026 nanti (tanggul laut) fungsional," katanya dalam Forum Rembug Bareng Gubernur Jateng dengan Pimpinan Media di Gedung Gradhika Bhakti Praja, Semarang pada Rabu, 2 Juni 2025.
Pembangunan giant sea wall didukung dengan adanya dua kolam retensi berukuran besar. Pertama ada Kolam Retensi Terboyo yang luasnya hampir 189 hektare, bisa menampung 6 juta kubik air. Sebelahnya ada Kolam Retensi Sriwulan dengan luas 28 hektare, yang bisa menampung air 1 juta kubik lebih. Keberadaan kolam retensi ini dipersiapkan untuk menampung luapan air di wilayah Demak dan Kota Semarang.
Sementara untuk penanganan jangka pendek, Gubernur telah menerjunkan semua Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Pemprov Jateng untuk melakukan intervensi di desa-desa yang terdampak. Tiap-tiap OPD bertugas sesuai tugas pokok dan fungsinya masing-masing.
Ia mencontohkan, Dinas Pekerjaan Umum, Sumber daya Air, dan Penataan Ruang (Pusdataru) Provinsi Jateng, melakukan penyedotan air dari genangan rob dan membuangnya ke sungai serta Dinas Pekerjaan Umum, Bina Marga. dan Cipta Karya (DPUBMCK) memasang water barrier (pembatas jalan) agar pengguna jalan tak jatuh di saluran air yang tergenang rob.
Selanjutnya, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan membantu kebutuhan siswa yang sekolahnya terdampak rob. Kemudian, ada juga Dinas Kesehatan yang turun langsung di masyarakat, untuk mengobati warga melalui program Dokter Spesialis Keliling (Speling).
Tak hanya itu, penanaman mangrove melalui program Mageri Segoro juga akan dilakukan. Tahun 2025 ini, Pemprov Jateng menargetkan penanaman 1,5 juta pohon mangrove di wilayah pesisir Jateng.
Pada kesempatan itu, Gubernur juga mendorong agar DPRD Jateng merevisi Peraturan Daerah (Perda) tentang Air Tanah, sebagai upaya untuk mengendalikan pengambilan air tanah yang berpengaruh pada penurunan muka tanah. Jika Perda direvisi, maka masyarakat dan industri diarahkan menggunakan air dari SPAM (Sistem Penyediaan Air Minum).
Selain itu, Pemprov Jateng juga telah bekerja sama dengan Undip dalam program desalinasi, yang dapat mengolah air payau menjadi air tawar siap minum. Berbagai upaya yang dilakukan oleh Pemprov Jateng ini bertujuan untuk menyelesaikan persoalan rob di wilayah pantai utara Jawa Tengah.