Follow Us :              

Kunjungi Guru Madin di Demak, Wagub Ingatkan Peran Orang Tua dan Guru dalam Mendidik Anak

  19 July 2025  |   13:00:00  |   dibaca : 291 
Kategori :
Bagikan :


Kunjungi Guru Madin di Demak, Wagub Ingatkan Peran Orang Tua dan Guru dalam Mendidik Anak

19 July 2025 | 13:00:00 | dibaca : 291
Kategori :
Bagikan :

Foto : Medianto (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Medianto (Humas Jateng)

DEMAK - Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen, datang ke rumah Ahmad Zuhdi (63), guru Madrasah Diniyah (Madin) Raudlatul Muta’allimin di Desa Jatirejo, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Demak pada Sabtu, 19 Juli 2025.  

Ia berkunjung untuk berdialog dengan Zuhdi, usai munculnya insiden penamparan murid yang membuat guru madin itu terjerat denda hingga Rp25 juta. Wagub ingin mengetahui duduk perkara persoalan tersebut. 

Pada pertemuan tersebut, Zuhdi menjelaskan, kejadian itu terjadi pada April 2025. Saat itu, sandal yang dilempar murid dari kelas lain mengenai peci yang ia kenakan. Zuhdi yang saat itu sedang mengajar merasa emosi, lantas menampar murid yang ditunjuk teman-temannya sebagai pelaku.

Ia mengakui tindakannya adalah hal yang salah. Zuhdi menegaskan, tamparan itu tidak dilakukan untuk melukai, tetapi sebagai bentuk teguran yang mendidik. Permintaan maaf pun sudah disampaikannya kepada orang tua murid.

Namun, tiga bulan setelah kejadian, Zuhdi didatangi lima pria yang mengaku dari sebuah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM). Lima orang itu meminta uang damai yang jumlahnya mencapai Rp25 juta, dengan dalih sudah ada laporan ke pihak kepolisian.

“Alhamdulillah ini sudah bertemu Gus Yasin. Beliau menyampaikan akan mendampingi dan beri perlindungan,” ucap Zuhdi.

Dalam kunjungan itu, Wakil Gubernur Jateng, Taj Yasin Maimoen, menyampaikan keprihatinannya atas kejadian tersebut. Ia menegaskan pentingnya adab dalam dunia pendidikan. 

Ia pun mendorong agar persoalan ini diselesaikan dengan baik. Harapannya, pihak-pihak yang bersangkutan bisa sama-sama saling memaafkan dan memahami.

“Kita koordinasikan langsung dengan Kementerian Agama. Jadi kita lebih ke arah edukasi dan perlindungan,” katanya. 

Wagub menyampaikan, guru memang bukan sosok yang sempurna, tetapi menegur untuk membimbing adalah bagian dari tanggung jawab mereka.

“Kalau permasalahan kecil dibesarkan, akhirnya anak yang jadi korban. Kasus ini bahkan sempat viral. Anak jadi takut sekolah, guru tertekan, dan nama lembaga pendidikan ikut tercoreng,” ujarnya.

Ia juga menyoroti pentingnya peran orang tua dalam mendidik anak. Wagub menekankan, mendidik anak harus dilakukan bersama-sama oleh orang tua dan sekolah, bukannya malah saling menyalahkan dan tidak mau bertanggung jawab.

Guna mengatasi persoalan-persoalan seperti ini, Pemprov Jateng akan memperkuat program “Kecamatan Berdaya” dan menggalakkan edukasi hukum hingga tingkat desa. Tak hanya itu, kolaborasi dengan Lembaga Bantuan Hukum (LBH) dan paralegal juga akan dilakukan, agar masyarakat tak mudah ditekan dalam kasus hukum serupa.

Wagub mengajak semua pihak untuk menurunkan ego masing-masing, saling memaafkan, dan kembali memusatkan perhatian pada misi utama pendidikan, yakni membentuk anak-anak yang beradab dan bermanfaat.


Bagikan :

DEMAK - Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen, datang ke rumah Ahmad Zuhdi (63), guru Madrasah Diniyah (Madin) Raudlatul Muta’allimin di Desa Jatirejo, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Demak pada Sabtu, 19 Juli 2025.  

Ia berkunjung untuk berdialog dengan Zuhdi, usai munculnya insiden penamparan murid yang membuat guru madin itu terjerat denda hingga Rp25 juta. Wagub ingin mengetahui duduk perkara persoalan tersebut. 

Pada pertemuan tersebut, Zuhdi menjelaskan, kejadian itu terjadi pada April 2025. Saat itu, sandal yang dilempar murid dari kelas lain mengenai peci yang ia kenakan. Zuhdi yang saat itu sedang mengajar merasa emosi, lantas menampar murid yang ditunjuk teman-temannya sebagai pelaku.

Ia mengakui tindakannya adalah hal yang salah. Zuhdi menegaskan, tamparan itu tidak dilakukan untuk melukai, tetapi sebagai bentuk teguran yang mendidik. Permintaan maaf pun sudah disampaikannya kepada orang tua murid.

Namun, tiga bulan setelah kejadian, Zuhdi didatangi lima pria yang mengaku dari sebuah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM). Lima orang itu meminta uang damai yang jumlahnya mencapai Rp25 juta, dengan dalih sudah ada laporan ke pihak kepolisian.

“Alhamdulillah ini sudah bertemu Gus Yasin. Beliau menyampaikan akan mendampingi dan beri perlindungan,” ucap Zuhdi.

Dalam kunjungan itu, Wakil Gubernur Jateng, Taj Yasin Maimoen, menyampaikan keprihatinannya atas kejadian tersebut. Ia menegaskan pentingnya adab dalam dunia pendidikan. 

Ia pun mendorong agar persoalan ini diselesaikan dengan baik. Harapannya, pihak-pihak yang bersangkutan bisa sama-sama saling memaafkan dan memahami.

“Kita koordinasikan langsung dengan Kementerian Agama. Jadi kita lebih ke arah edukasi dan perlindungan,” katanya. 

Wagub menyampaikan, guru memang bukan sosok yang sempurna, tetapi menegur untuk membimbing adalah bagian dari tanggung jawab mereka.

“Kalau permasalahan kecil dibesarkan, akhirnya anak yang jadi korban. Kasus ini bahkan sempat viral. Anak jadi takut sekolah, guru tertekan, dan nama lembaga pendidikan ikut tercoreng,” ujarnya.

Ia juga menyoroti pentingnya peran orang tua dalam mendidik anak. Wagub menekankan, mendidik anak harus dilakukan bersama-sama oleh orang tua dan sekolah, bukannya malah saling menyalahkan dan tidak mau bertanggung jawab.

Guna mengatasi persoalan-persoalan seperti ini, Pemprov Jateng akan memperkuat program “Kecamatan Berdaya” dan menggalakkan edukasi hukum hingga tingkat desa. Tak hanya itu, kolaborasi dengan Lembaga Bantuan Hukum (LBH) dan paralegal juga akan dilakukan, agar masyarakat tak mudah ditekan dalam kasus hukum serupa.

Wagub mengajak semua pihak untuk menurunkan ego masing-masing, saling memaafkan, dan kembali memusatkan perhatian pada misi utama pendidikan, yakni membentuk anak-anak yang beradab dan bermanfaat.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu