Follow Us :              

Pacu Geliat Ekonomi Kreatif, Gubernur Minta Festival Mangga Pemalang Jadi Event Tahunan

  01 November 2025  |   11:00:00  |   dibaca : 142 
Kategori :
Bagikan :


Pacu Geliat Ekonomi Kreatif, Gubernur Minta Festival Mangga Pemalang Jadi Event Tahunan

01 November 2025 | 11:00:00 | dibaca : 142
Kategori :
Bagikan :

Foto : Gholib (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Gholib (Humas Jateng)

PEMALANG — Gubernur Jawa Tengah, Komjen Pol (P) Drs. Ahmad Luthfi, S.H., S.St.M.K., meminta Festival Mangga Pemalang di Desa Penggarit, Kecamatan Taman, Kabupaten Pemalang menjadi event tahunan. Sebab, acara tersebut dinilai mampu menumbuhkan ekonomi kreatif serta memperkenalkan produk dan budaya lokal ke mancanegara.

Hal itu disampaikannya saat menghadiri Festival Mangga 2025 di Lapangan Desa Penggarit, Kecamatan Taman, Kabupaten Pemalang pada Sabtu, 1 November 2025.

Gubernur mengapresiasi Pemerintah Desa Penggarit dan Pemerintah Kabupaten Pemalang yang sudah menjadi pelopor dalam menggerakkan ekonomi masyarakat berbasis desa, khususnya melalui budi daya bibit dan sentra produksi Mangga Istana. 

Apalagi, mangga tersebut tidak hanya bisa dikonsumsi langsung, tetapi juga bisa diproduksi menjadi keripik, tepung, dan sebagainya. 

“Ini menggerakkan ekonomi kreatif, sehingga masyarakat bisa membuat pekerjaan untuk diri sendiri dan orang lain," ucap Gubernur.

Selain menggerakkan ekonomi masyarakat, Festival Mangga Pemalang menjadi daya tarik tersendiri bagi warga, karena ada nilai-nilai budaya dan tradisi yang ditonjolkan dalam event tersebut. Rangkaian acara diisi dengan arak-arakan pengantin mangga, yaitu mangga Wirasangka (pengantin pria) dan mangga Arumanis (pengantin wanita).

Dua sosok pengantin itu menyimbolkan asal mula Mangga Istana yang merupakan hasil persilangan antara mangga Arumanis dan mangga Wirasangka. Nama Istana disematkan karena mangga tersebut pernah dihadiahkan ke Istana Kepresidenan, bahkan menjadi mangga kesukaan Presiden RI.

“Ini budaya dan kearifan lokal yang harus dijaga dan dikembangkan," tuturnya. 

Gubernur berharap, Festival Mangga Pemalang bisa diselenggarakan setahun sekali, bukan tiap dua tahun seperti saat ini. Ia mengungkapkan, Pemprov Jateng akan mendukung agar hal itu dapat terwujud.

Selain itu, ia mendorong agar apa yang sudah dilakukan oleh Desa Penggarit dapat direplikasi di daerah lain, tentunya dengan potensi wilayah dan kearifan lokalnya masing-masing. 

"Jika seluruh desa atau daerah dapat mengembangkan potensi wilayah, budaya, dan ekonomi maka kesejahteraan masyarakat di Jawa Tengah naik," kata orang nomor satu di Jawa Tengah itu.

Kepala Desa Penggarit, Imam Wibowo, mengatakan, tahun 2025 menjadi tahun ketiga penyelenggaraan Festival Mangga. Kegiatan itu dilatarbelakangi oleh harga jual mangga yang murah saat musim panen. Dengan adanya festival mangga, harapannya upaya ini dapat meningkatkan penjualan mangga dari petani mangga di desanya.

"Pada Festival Mangga 2022 lalu, transaksi mencapai Rp1,5 miliar dalam dua hari. Kami berharap pada festival tahun ini bisa jauh lebih tinggi. Mudah-mudahan dapat menjadikan petani mangga lebih sejahtera," ujarnya.

Potensi Mangga Istana di Desa Penggarit sangat melimpah. Sebagai sentra tanaman mangga, ada sebanyak 11.000 pohon mangga di Desa Penggarit, sementara di Kabupaten Pemalang totalnya ada 116.000 pohon. Diketahui, setiap pohon mampu menghasilkan 2 kuintal buah mangga.

"Cara petik Mangga Istana ini dengan proses kematangan di atas 80%, sehingga terasa manis. Juga ada permintaan pasar untuk petik pada kematangan di bawah 80%, biasanya untuk permintaan di luar Jawa dan Eropa. Nanti juga akan ada produk turunan dari buah mangga, sehingga ada diversifikasi (keanekaragaman) pangan," ucap Imam.


Bagikan :

PEMALANG — Gubernur Jawa Tengah, Komjen Pol (P) Drs. Ahmad Luthfi, S.H., S.St.M.K., meminta Festival Mangga Pemalang di Desa Penggarit, Kecamatan Taman, Kabupaten Pemalang menjadi event tahunan. Sebab, acara tersebut dinilai mampu menumbuhkan ekonomi kreatif serta memperkenalkan produk dan budaya lokal ke mancanegara.

Hal itu disampaikannya saat menghadiri Festival Mangga 2025 di Lapangan Desa Penggarit, Kecamatan Taman, Kabupaten Pemalang pada Sabtu, 1 November 2025.

Gubernur mengapresiasi Pemerintah Desa Penggarit dan Pemerintah Kabupaten Pemalang yang sudah menjadi pelopor dalam menggerakkan ekonomi masyarakat berbasis desa, khususnya melalui budi daya bibit dan sentra produksi Mangga Istana. 

Apalagi, mangga tersebut tidak hanya bisa dikonsumsi langsung, tetapi juga bisa diproduksi menjadi keripik, tepung, dan sebagainya. 

“Ini menggerakkan ekonomi kreatif, sehingga masyarakat bisa membuat pekerjaan untuk diri sendiri dan orang lain," ucap Gubernur.

Selain menggerakkan ekonomi masyarakat, Festival Mangga Pemalang menjadi daya tarik tersendiri bagi warga, karena ada nilai-nilai budaya dan tradisi yang ditonjolkan dalam event tersebut. Rangkaian acara diisi dengan arak-arakan pengantin mangga, yaitu mangga Wirasangka (pengantin pria) dan mangga Arumanis (pengantin wanita).

Dua sosok pengantin itu menyimbolkan asal mula Mangga Istana yang merupakan hasil persilangan antara mangga Arumanis dan mangga Wirasangka. Nama Istana disematkan karena mangga tersebut pernah dihadiahkan ke Istana Kepresidenan, bahkan menjadi mangga kesukaan Presiden RI.

“Ini budaya dan kearifan lokal yang harus dijaga dan dikembangkan," tuturnya. 

Gubernur berharap, Festival Mangga Pemalang bisa diselenggarakan setahun sekali, bukan tiap dua tahun seperti saat ini. Ia mengungkapkan, Pemprov Jateng akan mendukung agar hal itu dapat terwujud.

Selain itu, ia mendorong agar apa yang sudah dilakukan oleh Desa Penggarit dapat direplikasi di daerah lain, tentunya dengan potensi wilayah dan kearifan lokalnya masing-masing. 

"Jika seluruh desa atau daerah dapat mengembangkan potensi wilayah, budaya, dan ekonomi maka kesejahteraan masyarakat di Jawa Tengah naik," kata orang nomor satu di Jawa Tengah itu.

Kepala Desa Penggarit, Imam Wibowo, mengatakan, tahun 2025 menjadi tahun ketiga penyelenggaraan Festival Mangga. Kegiatan itu dilatarbelakangi oleh harga jual mangga yang murah saat musim panen. Dengan adanya festival mangga, harapannya upaya ini dapat meningkatkan penjualan mangga dari petani mangga di desanya.

"Pada Festival Mangga 2022 lalu, transaksi mencapai Rp1,5 miliar dalam dua hari. Kami berharap pada festival tahun ini bisa jauh lebih tinggi. Mudah-mudahan dapat menjadikan petani mangga lebih sejahtera," ujarnya.

Potensi Mangga Istana di Desa Penggarit sangat melimpah. Sebagai sentra tanaman mangga, ada sebanyak 11.000 pohon mangga di Desa Penggarit, sementara di Kabupaten Pemalang totalnya ada 116.000 pohon. Diketahui, setiap pohon mampu menghasilkan 2 kuintal buah mangga.

"Cara petik Mangga Istana ini dengan proses kematangan di atas 80%, sehingga terasa manis. Juga ada permintaan pasar untuk petik pada kematangan di bawah 80%, biasanya untuk permintaan di luar Jawa dan Eropa. Nanti juga akan ada produk turunan dari buah mangga, sehingga ada diversifikasi (keanekaragaman) pangan," ucap Imam.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu