Follow Us :              

Semua Pihak Diminta Berinvestasi Merawat Kerukunan Jateng

  26 June 2018  |   14:00:00  |   dibaca : 283 
Kategori :
Bagikan :


Semua Pihak Diminta Berinvestasi Merawat Kerukunan Jateng

26 June 2018 | 14:00:00 | dibaca : 283
Kategori :
Bagikan :

Foto : (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : (Humas Jateng)

SEMARANG - Suasana damai menjelang pilkada serentak 2018 di Jawa Tengah patut diapresiasi. Harapannya, suasana kondusif akan tetap terjaga hingga selesai pemilihan.

"Menurut Deputi Koordinasi Bidang Politik Dalam Negeri Menkopolhukam, Mayjen TNI Andrie TU Sutarno, tingkat kondusifitas wilayah terbaik di Indonesia saat ini adalah Jawa Tengah, menjadi centralnya Tanah Air atau "undere" (pusat) negara Indonesia," ujar Sekda Jateng Sri Puryono KS MP saat rapat koordinasi lintas sektoral di Gedung Gradhika Bhakti Praja, Selasa (26/6/2018).

Rakor bertema "Menjaga Kondusifitas Wilayah dan Pemantapan NKRI di Jateng" dengan moderator Sekda Jateng Sri Puryono tersebut dihadiri Gubernur Jateng H Ganjar Pranowo SH MIP, tokoh agama, tokoh masyarakat, Forkopimda, serta sejumlah narasumber. Diantaranya Kapolda Jateng Irjen Pol Cobdro Kirono, Pangdam IV/Diponegoro Mayjen Wuryanto, serta Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Jateng Prof Mudjahirin Tohir.

Sekda menyebutkan, saat ini banyak persoalan yang harus dihadapi, terutama yang berpotensi mengancam persatuan dan kerukunan masyarakat. Antara lain hoax atau berita bohong, ujaran kebencian, kampanye hitam, radikalisme, dan terorisme.

"Karenanya semua yang hadir di sini, baik dari Polri, TNI, tokoh lintas agama, tokoh masyarakat kami undang. Sebab bapak dan ibu ini menjadi palang pintu atau garda terdepan untuk mengatisipasi beragam ancaman kerukunan dan persatuan bangsa Indonesia," terangnya.

Meskipun Jateng terkondusif secara nasional, sekda meminta semua pihak harus terus meningkatkan keamanan, kewaspadaan, serta kerukunan. Terlebih Jateng menjadi salah satu provinsi dengan tujuh kabupaten dan kota yang melaksanakan pilkada serentak 2018 pada Rabu (27/6/2018) esok.

Senada Ketua FKUB Jateng Mudjahirin Tohir mengatakan berdasarkan beberapa survei, konflik akan mudah terjadi jika ada sejumlah pihak atau individu maupun kelompok yang berada dalam suasana kontestasi memperebutkan peluang-peluang terbatas dalam berbagai lapangan kehidupan. 

"Di daerah lain konflik terkait pilkada mungkin bisa terjadi, tetapi tidak untuk Jawa Tengah," tandasnya.

Ia menjelaskan, sebagai orang yang beragama membutuhkan hidup rukun dalam kebersamaan dibalik berbagai perbedaan. Kerukunan tercipta jika seorang yang mampu menghormati agama maupun keyakinan orang lain, saling bergotongroyong dan bekerjasama untuk kebaikan, tidak mencela apalagi menyakiti orang lain.

"Kalau terjadi konflik kita jangan lantas menghindarinya tetapi berupaya memecahkannya. Jika kita bisa menyapa dengan halus kenapa memilih dengan cara kasar, jika kita masih bisa menghormati kenapa memilih menghinakan, ketika kita masih bisa hidup dalam kedamaian kenapa memilih jalan konflik," bebernya.

Pangdam IV/Diponegoro Mayjen TNI Wuryanto menambahkan, Jateng disebut wilayah paling kondusif di Indonesia itu sangat tepat. Pernyataan tersebut bukan hanya bicara melainkan juga berdasarkan fakta, pun semua warga Jateng merasakannya.

"Kalau kita bicara tentang Jateng kita harus bersyukur. Jateng merupakan barometer Indonesia, karena apapun yang terjadi di Jateng, baik bidang politik, ekonomi, sosbudhankam maupun lainnya pasti akan berpengaruh terhadap situasi nasional," ujarnya.

Terlebih terkait jumlah penduduk Jateng yang mencapai sekitar 34 juta jiwa. Jumlah tersebut berpotensi untuk berbagai kepentingan baik hal positif maupun negatif. Salah satunya dari sisi politik, bisa menjadi lumbung suara besar dan kekuatan lain untuk mendukung kepentingan tertentu. 

Namun demikian, jumlah penduduk Jateng yang cukup besar dan terdiri dari berbagai suku, agama, dan ras jika tidak dikelola dengan baik sangat berpotensi menimbulkan konflik. Apalagi kelompok-kelompok radikal cukup banyak berkembang dan tersebar di berbagai daerah di Jateng.

"Kita harus terus berupaya mengelola potensi Jateng dengan sebaik-baiknya. Terutama saat menjelang pilkada serentak seperti sekarang juga pilpres tahun depan. Semua komponen masyarakat, TNI, Polri dan instansi lainnya bersama-sama menjaga kondusivitas daerah agar tetap adem dan ayem," pintanya.

Gubernur Jateng Ganjarpranowo meminta semua berdoa bersama-sama agar pelaksanaan pilkada serentak berjalan lancar, tidak saling menyakiti, tidak menyebar hoax atau berita bohong, dan semua ikut merawat kondisi Jateng agar tetap aman, nyaman, dan tentram ini. 

"Nilai-nilai harus dipegang, menjunjung tinggi tepa slira, spirit gotong royong sebagai budaya adiluhung bangsa harus terus dipegang," katanya.

Para peserta dari lintas agama, kata dia, juga menyampaikan bagaimana melakukan investasi untuk merawat persatuan dan kerukunan, salah satunya melalui pelajaran sekolah. Itu merupakan masukan yang sangat bagus dari masyarakat untuk merawat nasionalisme sejak dini.

(Marni/Puji/Humas Jateng)

 

Baca jugaKantor Dukcapil Tetap Buka di Hari Pencoblosan


Bagikan :

SEMARANG - Suasana damai menjelang pilkada serentak 2018 di Jawa Tengah patut diapresiasi. Harapannya, suasana kondusif akan tetap terjaga hingga selesai pemilihan.

"Menurut Deputi Koordinasi Bidang Politik Dalam Negeri Menkopolhukam, Mayjen TNI Andrie TU Sutarno, tingkat kondusifitas wilayah terbaik di Indonesia saat ini adalah Jawa Tengah, menjadi centralnya Tanah Air atau "undere" (pusat) negara Indonesia," ujar Sekda Jateng Sri Puryono KS MP saat rapat koordinasi lintas sektoral di Gedung Gradhika Bhakti Praja, Selasa (26/6/2018).

Rakor bertema "Menjaga Kondusifitas Wilayah dan Pemantapan NKRI di Jateng" dengan moderator Sekda Jateng Sri Puryono tersebut dihadiri Gubernur Jateng H Ganjar Pranowo SH MIP, tokoh agama, tokoh masyarakat, Forkopimda, serta sejumlah narasumber. Diantaranya Kapolda Jateng Irjen Pol Cobdro Kirono, Pangdam IV/Diponegoro Mayjen Wuryanto, serta Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Jateng Prof Mudjahirin Tohir.

Sekda menyebutkan, saat ini banyak persoalan yang harus dihadapi, terutama yang berpotensi mengancam persatuan dan kerukunan masyarakat. Antara lain hoax atau berita bohong, ujaran kebencian, kampanye hitam, radikalisme, dan terorisme.

"Karenanya semua yang hadir di sini, baik dari Polri, TNI, tokoh lintas agama, tokoh masyarakat kami undang. Sebab bapak dan ibu ini menjadi palang pintu atau garda terdepan untuk mengatisipasi beragam ancaman kerukunan dan persatuan bangsa Indonesia," terangnya.

Meskipun Jateng terkondusif secara nasional, sekda meminta semua pihak harus terus meningkatkan keamanan, kewaspadaan, serta kerukunan. Terlebih Jateng menjadi salah satu provinsi dengan tujuh kabupaten dan kota yang melaksanakan pilkada serentak 2018 pada Rabu (27/6/2018) esok.

Senada Ketua FKUB Jateng Mudjahirin Tohir mengatakan berdasarkan beberapa survei, konflik akan mudah terjadi jika ada sejumlah pihak atau individu maupun kelompok yang berada dalam suasana kontestasi memperebutkan peluang-peluang terbatas dalam berbagai lapangan kehidupan. 

"Di daerah lain konflik terkait pilkada mungkin bisa terjadi, tetapi tidak untuk Jawa Tengah," tandasnya.

Ia menjelaskan, sebagai orang yang beragama membutuhkan hidup rukun dalam kebersamaan dibalik berbagai perbedaan. Kerukunan tercipta jika seorang yang mampu menghormati agama maupun keyakinan orang lain, saling bergotongroyong dan bekerjasama untuk kebaikan, tidak mencela apalagi menyakiti orang lain.

"Kalau terjadi konflik kita jangan lantas menghindarinya tetapi berupaya memecahkannya. Jika kita bisa menyapa dengan halus kenapa memilih dengan cara kasar, jika kita masih bisa menghormati kenapa memilih menghinakan, ketika kita masih bisa hidup dalam kedamaian kenapa memilih jalan konflik," bebernya.

Pangdam IV/Diponegoro Mayjen TNI Wuryanto menambahkan, Jateng disebut wilayah paling kondusif di Indonesia itu sangat tepat. Pernyataan tersebut bukan hanya bicara melainkan juga berdasarkan fakta, pun semua warga Jateng merasakannya.

"Kalau kita bicara tentang Jateng kita harus bersyukur. Jateng merupakan barometer Indonesia, karena apapun yang terjadi di Jateng, baik bidang politik, ekonomi, sosbudhankam maupun lainnya pasti akan berpengaruh terhadap situasi nasional," ujarnya.

Terlebih terkait jumlah penduduk Jateng yang mencapai sekitar 34 juta jiwa. Jumlah tersebut berpotensi untuk berbagai kepentingan baik hal positif maupun negatif. Salah satunya dari sisi politik, bisa menjadi lumbung suara besar dan kekuatan lain untuk mendukung kepentingan tertentu. 

Namun demikian, jumlah penduduk Jateng yang cukup besar dan terdiri dari berbagai suku, agama, dan ras jika tidak dikelola dengan baik sangat berpotensi menimbulkan konflik. Apalagi kelompok-kelompok radikal cukup banyak berkembang dan tersebar di berbagai daerah di Jateng.

"Kita harus terus berupaya mengelola potensi Jateng dengan sebaik-baiknya. Terutama saat menjelang pilkada serentak seperti sekarang juga pilpres tahun depan. Semua komponen masyarakat, TNI, Polri dan instansi lainnya bersama-sama menjaga kondusivitas daerah agar tetap adem dan ayem," pintanya.

Gubernur Jateng Ganjarpranowo meminta semua berdoa bersama-sama agar pelaksanaan pilkada serentak berjalan lancar, tidak saling menyakiti, tidak menyebar hoax atau berita bohong, dan semua ikut merawat kondisi Jateng agar tetap aman, nyaman, dan tentram ini. 

"Nilai-nilai harus dipegang, menjunjung tinggi tepa slira, spirit gotong royong sebagai budaya adiluhung bangsa harus terus dipegang," katanya.

Para peserta dari lintas agama, kata dia, juga menyampaikan bagaimana melakukan investasi untuk merawat persatuan dan kerukunan, salah satunya melalui pelajaran sekolah. Itu merupakan masukan yang sangat bagus dari masyarakat untuk merawat nasionalisme sejak dini.

(Marni/Puji/Humas Jateng)

 

Baca jugaKantor Dukcapil Tetap Buka di Hari Pencoblosan


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu