Follow Us :              

Desa Mart, Tak Sekadar Toko

  04 January 2017  |   17:30:00  |   dibaca : 1140 
Kategori :
Bagikan :


Desa Mart, Tak Sekadar Toko

04 January 2017 | 17:30:00 | dibaca : 1140
Kategori :
Bagikan :

Foto : (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : (Humas Jateng)

Brebes – Siapa yang mengira Umbul Ponggok yang semula pemandian biasa, kini menjadi objek wisata andalan Kabupaten Klaten. Bahkan, pemandian yang bersumber dari air pegunungan tersebut kini bisa menghidupi dan mendongkrak perekonomian warganya.

Kreativitas memoles objek wisata itu pun selalu dicontohkan Gubernur Jawa Tengah H Ganjar Pranowo SH MIP dalam setiap kunjungannya ke daerah. Seperti, saat berdialog dengan masyarakat dan perangkat desa serta KPMD di Pendapa Kecamatan Jatibarang, Rabu (4/1).

Dia meminta masyarakat terus memaksimalkan dan mengoptimalkan potensi yang ada di wilayahnya agar bisa bermanfaat dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dana desa dari pemerintah pun mesti digunakan sebaik-baiknya dalam memberdayakan potensi desa itu.

Transparansi anggaran, imbuh gubernur, mesti dikedepankan. Tentunya, keterlibatan masyarakat menjadi kunci keberhasilan pembangunan. Untuk itu, perencanaan dan penggunaan anggaran desa diharapkan dapat melibatkan masyarakat melalui musyawarah desa, termasuk menentukan prioritas pembangunan. Jika memungkinkan masyarakat bisa membuat sistem informasi desa seperti Puspindes Pemalang.

“Potensi di tempat bapak ibu itu banyak. Coba digali dikumpulkan dan didiskusikan. Coba studi tiru seperti yang di Ponggok (Umbul Ponggok Klaten) atau yang di Bali (Penglipuran Bangli) itu bagus, nanti pemasarannya lewat online lalu tulis di sosmed di tag ke saya dan nanti saya promosikan,” katanya.

Agil Pradana salah satu pendamping di Desa Kalialang Jatibarang dihadapan gubernur menyampaikan, di Desa Kalialang yang didampinginya berpotensi membentuk Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) melalui kerja sama pihak ketiga berupa toko yang diberi nama Desa Mart. Nantinya, Desa Mart menjual segala kebutuhan warga, baik bahan pokok maupun barang lainnya, dengan prinsip dari dan untuk masyarakat.

 

Saat ini, katanya, tanah dan modal kerjanya sudah ada. Tinggal rancangan anggaran belanja (RAB) yang ditargetkan selesai pada akhir Januari, dan menunggu turunnya dana desa yang diperkirakan cair pada Maret mendatang.

 

“Masalahnya sekarang adalah sebelum BUMDes ada, ini mau dibangun dulu menggunakan sumber dari dana desa yang ada,” ujar Agil.

 

Ide tersebut mendapat apresiasi positif Gubernur Ganjar. Diharapkan Desa Mart yang didirikan tidak sekadar toko, tapi bisa menyaingi minimarket yang belakangan ini menjamur hingga perdesaan. Dia mendorong desa-desa lain bisa melakukan hal serupa.

 

“Wah keren itu Desa Mart. Saya usul nanti kalau ada yang mau beli sembako misalnya bisa dikasih harga diskon lebih murah dan diantar langsung ke rumah. Ini bisa jadi strategi  marketing dan bisnis planyang baik,” tandasnya. (Humas Jateng)


Bagikan :

Brebes – Siapa yang mengira Umbul Ponggok yang semula pemandian biasa, kini menjadi objek wisata andalan Kabupaten Klaten. Bahkan, pemandian yang bersumber dari air pegunungan tersebut kini bisa menghidupi dan mendongkrak perekonomian warganya.

Kreativitas memoles objek wisata itu pun selalu dicontohkan Gubernur Jawa Tengah H Ganjar Pranowo SH MIP dalam setiap kunjungannya ke daerah. Seperti, saat berdialog dengan masyarakat dan perangkat desa serta KPMD di Pendapa Kecamatan Jatibarang, Rabu (4/1).

Dia meminta masyarakat terus memaksimalkan dan mengoptimalkan potensi yang ada di wilayahnya agar bisa bermanfaat dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dana desa dari pemerintah pun mesti digunakan sebaik-baiknya dalam memberdayakan potensi desa itu.

Transparansi anggaran, imbuh gubernur, mesti dikedepankan. Tentunya, keterlibatan masyarakat menjadi kunci keberhasilan pembangunan. Untuk itu, perencanaan dan penggunaan anggaran desa diharapkan dapat melibatkan masyarakat melalui musyawarah desa, termasuk menentukan prioritas pembangunan. Jika memungkinkan masyarakat bisa membuat sistem informasi desa seperti Puspindes Pemalang.

“Potensi di tempat bapak ibu itu banyak. Coba digali dikumpulkan dan didiskusikan. Coba studi tiru seperti yang di Ponggok (Umbul Ponggok Klaten) atau yang di Bali (Penglipuran Bangli) itu bagus, nanti pemasarannya lewat online lalu tulis di sosmed di tag ke saya dan nanti saya promosikan,” katanya.

Agil Pradana salah satu pendamping di Desa Kalialang Jatibarang dihadapan gubernur menyampaikan, di Desa Kalialang yang didampinginya berpotensi membentuk Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) melalui kerja sama pihak ketiga berupa toko yang diberi nama Desa Mart. Nantinya, Desa Mart menjual segala kebutuhan warga, baik bahan pokok maupun barang lainnya, dengan prinsip dari dan untuk masyarakat.

 

Saat ini, katanya, tanah dan modal kerjanya sudah ada. Tinggal rancangan anggaran belanja (RAB) yang ditargetkan selesai pada akhir Januari, dan menunggu turunnya dana desa yang diperkirakan cair pada Maret mendatang.

 

“Masalahnya sekarang adalah sebelum BUMDes ada, ini mau dibangun dulu menggunakan sumber dari dana desa yang ada,” ujar Agil.

 

Ide tersebut mendapat apresiasi positif Gubernur Ganjar. Diharapkan Desa Mart yang didirikan tidak sekadar toko, tapi bisa menyaingi minimarket yang belakangan ini menjamur hingga perdesaan. Dia mendorong desa-desa lain bisa melakukan hal serupa.

 

“Wah keren itu Desa Mart. Saya usul nanti kalau ada yang mau beli sembako misalnya bisa dikasih harga diskon lebih murah dan diantar langsung ke rumah. Ini bisa jadi strategi  marketing dan bisnis planyang baik,” tandasnya. (Humas Jateng)


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu