Follow Us :              

99,79% Peserta UN SMK di Jateng Sudah Gunakan Komputer

  03 April 2017  |   09:00:00  |   dibaca : 414 
Kategori :
Bagikan :


99,79% Peserta UN SMK di Jateng Sudah Gunakan Komputer

03 April 2017 | 09:00:00 | dibaca : 414
Kategori :
Bagikan :

Foto : (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : (Humas Jateng)

Semarang – Tahun ketiga pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) tingkat

SMK yang berlangsung 3-6 April ini, 99,79 persen siswa di Jawa Tengah sudah menggunakan

komputer. Sementara sisanya meminjam komputer dari SMA terdekat atau memakai sistem shift.

 

“SMK semuanya sudah UNBK. Jadi tidak ada penyimpanan soal tertulis. SMK yang belum

memiliki jumlah komputer cukup, bisa menggunakan komputer milik SMA (pinjam, red) karena

UNBK SMA masih tanggal 10 – 13 Maret. Demikian juga nanti kalau SMA UNBK, Kalau

kurang bisa pinjam SMK,” tutur Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Provinsi

Jawa Tengah Gatot Bambang Hastowo di sela-sela tinjauan pelaksanaan UNBK di SMKN 7

Semarang dan SMK Jateng dengan Wakil Gubernur Jawa Tengah Drs H Heru Sudjatmoko MSi,

Senin (3/4).

 

Selain itu, imbuhnya, kekurangan komputer bisa disiasati dengan sistem shift. Seperti di SMK

Jateng yang menerapkan sistem dua shift. Dari 35 kabupaten/ kota di Jawa Tengah, lanjut Gatot,

hanya Kabupaten Demak dan Wonogiri yang belum menerapkan UNBK. Untuk sekolah yang

belum siap UNBK, masih dibolehkan mengikuti Ujian Nasional Berbasis Kertas dan Pensil

(UNKP).

 

Disinggung soal pelaksanaan UNBK SMK, Gatot menyampaikan, hingga kini berjalan lancar.

Pihaknya belum menerima aduan-aduan penting yang menghambat pelaksanaan ujian melalui

posko yang didirikan di Kantor Disdikbud Provinsi Jawa Tengah, Jalan Pemuda Semarang.

“Sampai saat ini masih lancar. Semuanya kami monitoring di 35 kabupaten/ kota. Semua relatif

siap dan sampai sekarang belum ada keluhan berarti. Kami buka posko di jalan pemuda. Kalau

ada kendala penting, pasti disampaikan kepada saya. Pagi ini belum ada laporan,” jelasnya.

 

Wakil Gubernur Heru Sudjatmoko menilai, pelaksanaan UNBK merupakan bagian dari

membangun integritas. Sebab, bisa mengurangi kecurangan contek mencontek, maupun

mengantisipasi kebocoran soal.

 

“Dengan cara seperti sekarang (UNBK), saya kira itu sudah tidak ada lagi (contek mencontek,

soal bocor, red) karena memang sistemnya tidak memungkinan untuk itu. Dengan demikian

anak-anak juga bisa berpikir, bahwa dia harus belajar betul supaya lulus,” kata mantan Bupati

Purbalingga itu.

 

Wagub juga memberikan masukan agar ke depan ujian nasional tidak hanya memberikan tipe

soal multiple choice, tapi juga soal essay.  Sehingga, siswa tidak sekadar memilih jawaban yang

pilihannya bisa saja hanya spekulasi.

 

“Akan lebih bagus ada essay. Jadi anak-anak tidak sekadar memilih, atau spekulasi. Tapi betul-

betul akan bisa diketahui kemampuannya,” ujarnya.

 

Sebagai informasi, jumlah peserta UNBK SMK sebanyak 221.895 siswa. Sementara peserta

UNKP SMK hanya sebanyak 489 siswa. Bagi siswa SMK maupun SMA/ MA yang belum

mencapai kompetensi kelulusan, diberi kesempatan mengikuti ujian perbaikan (UNP) yang

dijadwalkan pada bulan ini juga.


Bagikan :

Semarang – Tahun ketiga pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) tingkat

SMK yang berlangsung 3-6 April ini, 99,79 persen siswa di Jawa Tengah sudah menggunakan

komputer. Sementara sisanya meminjam komputer dari SMA terdekat atau memakai sistem shift.

 

“SMK semuanya sudah UNBK. Jadi tidak ada penyimpanan soal tertulis. SMK yang belum

memiliki jumlah komputer cukup, bisa menggunakan komputer milik SMA (pinjam, red) karena

UNBK SMA masih tanggal 10 – 13 Maret. Demikian juga nanti kalau SMA UNBK, Kalau

kurang bisa pinjam SMK,” tutur Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Provinsi

Jawa Tengah Gatot Bambang Hastowo di sela-sela tinjauan pelaksanaan UNBK di SMKN 7

Semarang dan SMK Jateng dengan Wakil Gubernur Jawa Tengah Drs H Heru Sudjatmoko MSi,

Senin (3/4).

 

Selain itu, imbuhnya, kekurangan komputer bisa disiasati dengan sistem shift. Seperti di SMK

Jateng yang menerapkan sistem dua shift. Dari 35 kabupaten/ kota di Jawa Tengah, lanjut Gatot,

hanya Kabupaten Demak dan Wonogiri yang belum menerapkan UNBK. Untuk sekolah yang

belum siap UNBK, masih dibolehkan mengikuti Ujian Nasional Berbasis Kertas dan Pensil

(UNKP).

 

Disinggung soal pelaksanaan UNBK SMK, Gatot menyampaikan, hingga kini berjalan lancar.

Pihaknya belum menerima aduan-aduan penting yang menghambat pelaksanaan ujian melalui

posko yang didirikan di Kantor Disdikbud Provinsi Jawa Tengah, Jalan Pemuda Semarang.

“Sampai saat ini masih lancar. Semuanya kami monitoring di 35 kabupaten/ kota. Semua relatif

siap dan sampai sekarang belum ada keluhan berarti. Kami buka posko di jalan pemuda. Kalau

ada kendala penting, pasti disampaikan kepada saya. Pagi ini belum ada laporan,” jelasnya.

 

Wakil Gubernur Heru Sudjatmoko menilai, pelaksanaan UNBK merupakan bagian dari

membangun integritas. Sebab, bisa mengurangi kecurangan contek mencontek, maupun

mengantisipasi kebocoran soal.

 

“Dengan cara seperti sekarang (UNBK), saya kira itu sudah tidak ada lagi (contek mencontek,

soal bocor, red) karena memang sistemnya tidak memungkinan untuk itu. Dengan demikian

anak-anak juga bisa berpikir, bahwa dia harus belajar betul supaya lulus,” kata mantan Bupati

Purbalingga itu.

 

Wagub juga memberikan masukan agar ke depan ujian nasional tidak hanya memberikan tipe

soal multiple choice, tapi juga soal essay.  Sehingga, siswa tidak sekadar memilih jawaban yang

pilihannya bisa saja hanya spekulasi.

 

“Akan lebih bagus ada essay. Jadi anak-anak tidak sekadar memilih, atau spekulasi. Tapi betul-

betul akan bisa diketahui kemampuannya,” ujarnya.

 

Sebagai informasi, jumlah peserta UNBK SMK sebanyak 221.895 siswa. Sementara peserta

UNKP SMK hanya sebanyak 489 siswa. Bagi siswa SMK maupun SMA/ MA yang belum

mencapai kompetensi kelulusan, diberi kesempatan mengikuti ujian perbaikan (UNP) yang

dijadwalkan pada bulan ini juga.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu