Follow Us :              

Penyuluh Tak Sekadar Temani Petani

  25 January 2017  |   14:00:00  |   dibaca : 382 
Kategori :
Bagikan :


Penyuluh Tak Sekadar Temani Petani

25 January 2017 | 14:00:00 | dibaca : 382
Kategori :
Bagikan :

Foto : (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : (Humas Jateng)

Klaten - Imej petani yang hanya orang desa dengan keseharian memegang cangkul, mesti dikikis. Di era serbamodern seperti sekarang ini, mereka dituntut menguasai teknologi informasi.

Gubernur Jawa Tengah H Ganjar Pranowo SH MIP menyampaikan, penguasaan teknologi penting agar petani bisa mengakses informasi dengan mudah. Sehingga, saat menemui kendala, mereka bisa segera mengatasinya. Termasuk, berkomunikasi cepat dengan pihak terkait.

Dalam hal ini, gubernur meminta agar para penyuluh tidak hanya menemani dan berbagi ilmu pada petani saat bertemu langsung, tetapi juga siap melayani dan merespon persoalan petani secara cepat melalui teknologi informasi. Termasuk, mengenalkan penggunaan teknologi virtual kepada petani.

"Saya hanya berfikir siapa yang akan menemani petani, apalagi sekarang masuk era virtual digital. Maka para penyuluh saya minta tolong untuk mengajari petani menggunakan teknologi virtual," katanya pada Musyawarah Nasional III Forum Komunikasi Tenaga Harian Lepas Tenaga Bantu Penyuluh Pertanian (THL-TBPP) di Balai Pertemuan Desa Ponggok, Kecamatan Polanharjo, Kabupaten Klaten, Rabu (25/1).

Ditambahkan, penyuluh pertanian merupakan sahabat petani. Sehingga sewaktu-waktu petani membutuhkan bantuan penyuluh, antata lain karena ada tanaman rusak akibat diserang wereng, tikus, maupun hama lainnya, maka THL-TBPP harus siap datang memberi penyuluhan sekaligus mengatasinya. Termasuk bagaimana melayani masyarakat melalui peningkatan kapasitas dengan berbagi informasi untuk bisa menyelesaikan berbagai persoalan pertanian.

Seperti pengalaman salah seorang petani pepaya di Kabupaten Purworejo bagian selatan. Ganjar mengungkapkan, petani itu melapor pada Gubernur Jateng melalui pesan singkat (SMS) tentang kondisi tanaman pepaya miliknya yang rusak diserang hama. Lalu gubernur memerintahkan Bakorluh mengecek, sehingga kurang dari satu jam berikutnya penyuluh mendatangi petani ysng bersangkutan.

"Petani pepaya itu justru bingung dan kaget saat didatangi penyuluh pertanian setelah sekitar satu jam melapor kepada gubernur. Semuanya ini sebenarnya mengantisipasi kondisi ketertinggalan SDM yang menuntut kita harus bekerja lebih cerdas lagi di tengah teknologi informasi," tegas mantan anggota DPR RI ini.

Selain sebagai sarana peningkatan komunikasi dan informasi, lanjut dia, penerapan sistem teknologi informasi di bidang pertanian juga mempermudah pendataan petani di Jateng. Ia menyebutkan hasil pendataan petani by name by adress pada 2016, sekitar 80 persen petani di Jateng memiliki lahan kurang dari satu hektare, dan sebagian besar terdapat di Kabupaten Grobogan.

"Saya sudah konfirmasi ke menteri dan presiden, bahwa hal yang kecil-kecil seperti ini kita bantu sehingga pupuk yang dibutuhkan petani tidak salah sasaran. Saya berterima kasih kepada penyuluh atas pendataannya. Anda top," kata Ganjar.

Dalam kesempatan itu gubernur berpesan, siapapun calon Ketua Umum Perhimpunan Penyuluh Pertaniaan Indonesia (Perhiptani), harus memiliki komitmen menerapkan teknologi informasi di sektor pertanian. Sehingga petani mampu mengikuti dan menguasai teknologi informasi di era kemajuan teknologi seperti saat ini.

Selain Gubernur Ganjar Pranowo, hadir dalam seminar nasional dalam rangka Munas Forum Komunikasi THL-TBB Tahun 2017, Menteri Pertanian RI Andi Amran Sulaiman, anggota DPR RI, THL-TBPP perwakilan dari 29 provinsi, Forum Komunikasi Pemimpin Daerah, serta instansi terkait lain. (Humas Jateng)


Bagikan :

Klaten - Imej petani yang hanya orang desa dengan keseharian memegang cangkul, mesti dikikis. Di era serbamodern seperti sekarang ini, mereka dituntut menguasai teknologi informasi.

Gubernur Jawa Tengah H Ganjar Pranowo SH MIP menyampaikan, penguasaan teknologi penting agar petani bisa mengakses informasi dengan mudah. Sehingga, saat menemui kendala, mereka bisa segera mengatasinya. Termasuk, berkomunikasi cepat dengan pihak terkait.

Dalam hal ini, gubernur meminta agar para penyuluh tidak hanya menemani dan berbagi ilmu pada petani saat bertemu langsung, tetapi juga siap melayani dan merespon persoalan petani secara cepat melalui teknologi informasi. Termasuk, mengenalkan penggunaan teknologi virtual kepada petani.

"Saya hanya berfikir siapa yang akan menemani petani, apalagi sekarang masuk era virtual digital. Maka para penyuluh saya minta tolong untuk mengajari petani menggunakan teknologi virtual," katanya pada Musyawarah Nasional III Forum Komunikasi Tenaga Harian Lepas Tenaga Bantu Penyuluh Pertanian (THL-TBPP) di Balai Pertemuan Desa Ponggok, Kecamatan Polanharjo, Kabupaten Klaten, Rabu (25/1).

Ditambahkan, penyuluh pertanian merupakan sahabat petani. Sehingga sewaktu-waktu petani membutuhkan bantuan penyuluh, antata lain karena ada tanaman rusak akibat diserang wereng, tikus, maupun hama lainnya, maka THL-TBPP harus siap datang memberi penyuluhan sekaligus mengatasinya. Termasuk bagaimana melayani masyarakat melalui peningkatan kapasitas dengan berbagi informasi untuk bisa menyelesaikan berbagai persoalan pertanian.

Seperti pengalaman salah seorang petani pepaya di Kabupaten Purworejo bagian selatan. Ganjar mengungkapkan, petani itu melapor pada Gubernur Jateng melalui pesan singkat (SMS) tentang kondisi tanaman pepaya miliknya yang rusak diserang hama. Lalu gubernur memerintahkan Bakorluh mengecek, sehingga kurang dari satu jam berikutnya penyuluh mendatangi petani ysng bersangkutan.

"Petani pepaya itu justru bingung dan kaget saat didatangi penyuluh pertanian setelah sekitar satu jam melapor kepada gubernur. Semuanya ini sebenarnya mengantisipasi kondisi ketertinggalan SDM yang menuntut kita harus bekerja lebih cerdas lagi di tengah teknologi informasi," tegas mantan anggota DPR RI ini.

Selain sebagai sarana peningkatan komunikasi dan informasi, lanjut dia, penerapan sistem teknologi informasi di bidang pertanian juga mempermudah pendataan petani di Jateng. Ia menyebutkan hasil pendataan petani by name by adress pada 2016, sekitar 80 persen petani di Jateng memiliki lahan kurang dari satu hektare, dan sebagian besar terdapat di Kabupaten Grobogan.

"Saya sudah konfirmasi ke menteri dan presiden, bahwa hal yang kecil-kecil seperti ini kita bantu sehingga pupuk yang dibutuhkan petani tidak salah sasaran. Saya berterima kasih kepada penyuluh atas pendataannya. Anda top," kata Ganjar.

Dalam kesempatan itu gubernur berpesan, siapapun calon Ketua Umum Perhimpunan Penyuluh Pertaniaan Indonesia (Perhiptani), harus memiliki komitmen menerapkan teknologi informasi di sektor pertanian. Sehingga petani mampu mengikuti dan menguasai teknologi informasi di era kemajuan teknologi seperti saat ini.

Selain Gubernur Ganjar Pranowo, hadir dalam seminar nasional dalam rangka Munas Forum Komunikasi THL-TBB Tahun 2017, Menteri Pertanian RI Andi Amran Sulaiman, anggota DPR RI, THL-TBPP perwakilan dari 29 provinsi, Forum Komunikasi Pemimpin Daerah, serta instansi terkait lain. (Humas Jateng)


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu