Follow Us :              

Atikoh Dampingi Ibu Negara Keliling Lawang Sewu

  04 January 2019  |   13:00:00  |   dibaca : 1016 
Kategori :
Bagikan :


Atikoh Dampingi Ibu Negara Keliling Lawang Sewu

04 January 2019 | 13:00:00 | dibaca : 1016
Kategori :
Bagikan :

Foto : Bintoro (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Bintoro (Humas Jateng)

SEMARANG - Kemegahan bangunan Lawang Sewu menjadi perhatian Ibu Negara Iriana Joko Widodo maupun anggota Organisasi Aksi Solidaritas Era Kabinet Kerja (OASE-KK) saat berkunjung, Jumat (4/1/2019) siang. Iriana mengajak Ketua TP PKK Jateng Atikoh Ganjar Pranowo berkeliling Lawang Sewu yang juga ditemani istri Panglima TNI Nanny Hadi Tjahjanto serta Direktur SDM dan Umum PT KAI, R Ruli Adi.

Ibu Negara berkali-kali mengajak Atikoh dan rombongan untuk berfoto bersama. Mulai dengan latar belakang dinding kaca patri berukuran tinggi lebih dari dua meter hingga ke bagian tempat lainnya.

Kaca yang terbagi menjadi empat panel besar ini mencerminkan cerita eksploitasi besar-besaran hasil alam Nusantara. Flora dan fauna Nusantara diangkut kereta dan dikumpulkan di kota-kota pelabuhan Pulau Jawa sebelum diperdagangkan di dunia, untuk memperkaya Belanda dan keluarga kerajaannya di bawah perlindungan Dewi Fortuna.

Detailnya, di panel tengah-bawah berjajar Dewi Fortuna, si dewi keberuntungan yang berbaju merah, roda bersayap lambang kereta api, dan Dewi Sri, Dewi Kemakmuran Suku Jawa. Panel di atasnya adalah tumbuhan dan hewan yang menggambarkan Nusantara sebagai negeri kaya akan hasil bumi berikut simbol kota-kota dagang Batavia, Surabaya, dan Semarang.

Simbol kota-kota dagang Belanda, yakni Amsterdam, Rotterdam, dan Den Haag, berderet di panel kiri. Sementara pada panel kanan menampilkan ratu-ratu Belanda.

Ibu Negara juga melihat sisi arsitektur bangunan yang dulu digunakan sebagai kantor Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij (NIS) yang merupakan kantor perkeretaapian pertama di Hindia-Belanda. Gedung itu dibangun tanpa menggunakan semen, melainkan adonan bligor, atau ada juga yang menyebutnya pese, yakni istilah lokal untuk menyebut campuran pasir, kapur, dan batu bata merah.

Kelebihan bligor dibanding semen adalah bangunan jadi tak mudah retak, tak heran jika tak ditemukan retakan di Lawang Sewu. Bligor juga lebih awet dan menyerap air, sehingga ruang dalamnya sejuk.

Konstruksinya juga tanpa besi. Atapnya dibuat berbentuk melengkung setengah lingkaran untuk mengurangi tekanan pada bagian tengah. Struktur atap dari bata yang disusun miring layaknya struktur jembatan.

Di sisi lain, sejumlah pengunjung Lawang Sewu pun harus diperiksa terlebih dahulu di pintu masuk oleh Paspampres sebelum membeli tiket. Meski begitu, pengunjung mengaku gembira setelah berhasil bertemu dan berfoto bersama istri Presiden RI ketujuh itu.

"Tadi, di pintu masuk diperiksa. Saya tidak tahu kalau ada Ibu Iriana Jokowi. Alhamdulillah, meski sempat menerobos pengamanan ketat, bisa berfoto bersama Ibu Negara," ujar Sulistya (32), warga Magelang yang berkunjung ke Lawang Sewu bersama keluarga.
 

Baca juga : Tes IVA, Istri Sehat Suami Senang


Bagikan :

SEMARANG - Kemegahan bangunan Lawang Sewu menjadi perhatian Ibu Negara Iriana Joko Widodo maupun anggota Organisasi Aksi Solidaritas Era Kabinet Kerja (OASE-KK) saat berkunjung, Jumat (4/1/2019) siang. Iriana mengajak Ketua TP PKK Jateng Atikoh Ganjar Pranowo berkeliling Lawang Sewu yang juga ditemani istri Panglima TNI Nanny Hadi Tjahjanto serta Direktur SDM dan Umum PT KAI, R Ruli Adi.

Ibu Negara berkali-kali mengajak Atikoh dan rombongan untuk berfoto bersama. Mulai dengan latar belakang dinding kaca patri berukuran tinggi lebih dari dua meter hingga ke bagian tempat lainnya.

Kaca yang terbagi menjadi empat panel besar ini mencerminkan cerita eksploitasi besar-besaran hasil alam Nusantara. Flora dan fauna Nusantara diangkut kereta dan dikumpulkan di kota-kota pelabuhan Pulau Jawa sebelum diperdagangkan di dunia, untuk memperkaya Belanda dan keluarga kerajaannya di bawah perlindungan Dewi Fortuna.

Detailnya, di panel tengah-bawah berjajar Dewi Fortuna, si dewi keberuntungan yang berbaju merah, roda bersayap lambang kereta api, dan Dewi Sri, Dewi Kemakmuran Suku Jawa. Panel di atasnya adalah tumbuhan dan hewan yang menggambarkan Nusantara sebagai negeri kaya akan hasil bumi berikut simbol kota-kota dagang Batavia, Surabaya, dan Semarang.

Simbol kota-kota dagang Belanda, yakni Amsterdam, Rotterdam, dan Den Haag, berderet di panel kiri. Sementara pada panel kanan menampilkan ratu-ratu Belanda.

Ibu Negara juga melihat sisi arsitektur bangunan yang dulu digunakan sebagai kantor Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij (NIS) yang merupakan kantor perkeretaapian pertama di Hindia-Belanda. Gedung itu dibangun tanpa menggunakan semen, melainkan adonan bligor, atau ada juga yang menyebutnya pese, yakni istilah lokal untuk menyebut campuran pasir, kapur, dan batu bata merah.

Kelebihan bligor dibanding semen adalah bangunan jadi tak mudah retak, tak heran jika tak ditemukan retakan di Lawang Sewu. Bligor juga lebih awet dan menyerap air, sehingga ruang dalamnya sejuk.

Konstruksinya juga tanpa besi. Atapnya dibuat berbentuk melengkung setengah lingkaran untuk mengurangi tekanan pada bagian tengah. Struktur atap dari bata yang disusun miring layaknya struktur jembatan.

Di sisi lain, sejumlah pengunjung Lawang Sewu pun harus diperiksa terlebih dahulu di pintu masuk oleh Paspampres sebelum membeli tiket. Meski begitu, pengunjung mengaku gembira setelah berhasil bertemu dan berfoto bersama istri Presiden RI ketujuh itu.

"Tadi, di pintu masuk diperiksa. Saya tidak tahu kalau ada Ibu Iriana Jokowi. Alhamdulillah, meski sempat menerobos pengamanan ketat, bisa berfoto bersama Ibu Negara," ujar Sulistya (32), warga Magelang yang berkunjung ke Lawang Sewu bersama keluarga.
 

Baca juga : Tes IVA, Istri Sehat Suami Senang


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu