Follow Us :              

Mengaku Tak Punya Beras, Ganjar Temukan Nasi Goreng di Rumah Korban Banjir Ini

  30 January 2019  |   08:30:00  |   dibaca : 2533 
Kategori :
Bagikan :


Mengaku Tak Punya Beras, Ganjar Temukan Nasi Goreng di Rumah Korban Banjir Ini

30 January 2019 | 08:30:00 | dibaca : 2533
Kategori :
Bagikan :

Foto : Slam (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Slam (Humas Jateng)

BATANG - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo melakukan tinjauan di Desa Karangasem Utara, Kecamatan Batang, Kabupaten Batang, Rabu (30/1/2019). Didampingi Bupati Batang Wihaji dan Kepala BPBD Jateng Sudaryanto, Ganjar menemui masyarakat setempat yang menjadi korban bencana banjir dan mendengarkan satu persatu keluhan yang mereka sampaikan.

Meskipun saat ini kondisi banjir di desa itu sudah surut, namun warga mengaku masih kesulitan beraktivitas seperti biasa. "Banjirnya dalam pak, kemarin-kemarin tinggi air sampai sedada. Basah semua pak ndak ada yang bisa diselamatkan," kata Surti, 60, salah seorang warga.

Tak menyia-nyiakan kesempatan bertemu gubernur, Surti pun meminta bantuan kasur kepada Ganjar. "Pak kasurnya basah semua, ndak bisa tidur pak. Tolong dibantu kasur pak," ucapnya yang diamini warga lainnya.

Menanggapi keluhan itu, Ganjar mengatakan jika yang paling utama adalah kebutuhan pokok terlebih dahulu. Dia ingin memastikan seluruh korban bencana tidak kekurangan bahan pangan hingga tidak bisa makan.

"Kasur ngko sek, nek teles ya dijemur, nek rusak tuku neh. Sing penting saiki kabeh do sehat, iso mangan kabeh. (kasur nanti dulu, kalau basah dijemur, rusak beli lagi, yang penting sekarang semua sehat dan bisa makan semuanya)" ucap Ganjar.

Saat perbincangan itu berlangsung, tiba-tiba seorang perempuan menyela pembicaraan dan mengaku kepada Ganjar bahwa dirinya belum makan. Saat ditanya apakah sudah masak atau belum, perempuan bernama Wakini, 35, itu menjawab belum masak karena tidak memiliki beras.

"Sing jujur, nduwe beras tenan ora? Ojo ngapusi (yang jujur, punya beras beneran tidak? Jangan berbohong)," tanya Ganjar. "Benar pak, berasnya hanyut kena banjir," jawab Wakini.

Mendengar hal itu, Ganjar tak langsung percaya. Untuk memastikan ucapan Wakini benar, dia lantas mengajak Wakini ke rumahnya. Sesampainya di rumah Wakini, Ganjar langsung masuk ke bagian dapur dan mendapati ada nasi goreng yang masih hangat di atas pengorengan.

"Lha ini ada nasi goreng, kok bilang ndak punya nasi untuk dimakan, kok bilang belum makan. Ini kan masih bisa dimakan untuk keluarga. Tolong jujur, jangan mendramatisir saat bencana seperti ini," pinta Ganjar.

Tekankan Kejujuran
Pada kesempatan itu, Ganjar meminta betul agar masyarakat dapat bersikap jujur meski dalam kondisi tertimpa bencana. Dengan kejujuran, masyarakat akan tangguh menghadapi bencana dan tidak hanya duduk manis berpangku tangan mengharapkan bantuan datang.

"Setiap (ada) bencana pasti semua butuh bantuan, tapi bantuan jangan sampai dijadikan satu persoalan sehingga semua berteriak saya belum, prinsipnya pemerintah siap (membantu). Kalau masih bisa bergerak, masih bisa obah lan mamah, kita harus mengatakan kita mampu," tegasnya.

Dia juga meminta masyarakat bisa bersama-sama saling bantu dan bergotong-royong. Jika memang masih ada yang bisa dimanfaatkan, jangan mengatakan tidak ada. "Sehingga yang benar-benar tidak punya akan kami bantu. Dengan begitu bantuan-bantuan itu menjadi tepat sasaran," tukasnya.

Tak hanya dengan tangan kosong, di lokasi tersebu Ganjar juga memberikan sejumlah bantuan seperti mie instan, sarung, selimut dan kebutuhan lainnya. Ganjar juga memberikan uang tunai kepada kepala desa untuk digunakan membeli beras dan dibagi kepada warga yang benar-benar membutuhkan.

 

Baca juga :Makan Bersama, Ganjar Beri Semangat Relawan Banjir Kaligawe


Bagikan :

BATANG - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo melakukan tinjauan di Desa Karangasem Utara, Kecamatan Batang, Kabupaten Batang, Rabu (30/1/2019). Didampingi Bupati Batang Wihaji dan Kepala BPBD Jateng Sudaryanto, Ganjar menemui masyarakat setempat yang menjadi korban bencana banjir dan mendengarkan satu persatu keluhan yang mereka sampaikan.

Meskipun saat ini kondisi banjir di desa itu sudah surut, namun warga mengaku masih kesulitan beraktivitas seperti biasa. "Banjirnya dalam pak, kemarin-kemarin tinggi air sampai sedada. Basah semua pak ndak ada yang bisa diselamatkan," kata Surti, 60, salah seorang warga.

Tak menyia-nyiakan kesempatan bertemu gubernur, Surti pun meminta bantuan kasur kepada Ganjar. "Pak kasurnya basah semua, ndak bisa tidur pak. Tolong dibantu kasur pak," ucapnya yang diamini warga lainnya.

Menanggapi keluhan itu, Ganjar mengatakan jika yang paling utama adalah kebutuhan pokok terlebih dahulu. Dia ingin memastikan seluruh korban bencana tidak kekurangan bahan pangan hingga tidak bisa makan.

"Kasur ngko sek, nek teles ya dijemur, nek rusak tuku neh. Sing penting saiki kabeh do sehat, iso mangan kabeh. (kasur nanti dulu, kalau basah dijemur, rusak beli lagi, yang penting sekarang semua sehat dan bisa makan semuanya)" ucap Ganjar.

Saat perbincangan itu berlangsung, tiba-tiba seorang perempuan menyela pembicaraan dan mengaku kepada Ganjar bahwa dirinya belum makan. Saat ditanya apakah sudah masak atau belum, perempuan bernama Wakini, 35, itu menjawab belum masak karena tidak memiliki beras.

"Sing jujur, nduwe beras tenan ora? Ojo ngapusi (yang jujur, punya beras beneran tidak? Jangan berbohong)," tanya Ganjar. "Benar pak, berasnya hanyut kena banjir," jawab Wakini.

Mendengar hal itu, Ganjar tak langsung percaya. Untuk memastikan ucapan Wakini benar, dia lantas mengajak Wakini ke rumahnya. Sesampainya di rumah Wakini, Ganjar langsung masuk ke bagian dapur dan mendapati ada nasi goreng yang masih hangat di atas pengorengan.

"Lha ini ada nasi goreng, kok bilang ndak punya nasi untuk dimakan, kok bilang belum makan. Ini kan masih bisa dimakan untuk keluarga. Tolong jujur, jangan mendramatisir saat bencana seperti ini," pinta Ganjar.

Tekankan Kejujuran
Pada kesempatan itu, Ganjar meminta betul agar masyarakat dapat bersikap jujur meski dalam kondisi tertimpa bencana. Dengan kejujuran, masyarakat akan tangguh menghadapi bencana dan tidak hanya duduk manis berpangku tangan mengharapkan bantuan datang.

"Setiap (ada) bencana pasti semua butuh bantuan, tapi bantuan jangan sampai dijadikan satu persoalan sehingga semua berteriak saya belum, prinsipnya pemerintah siap (membantu). Kalau masih bisa bergerak, masih bisa obah lan mamah, kita harus mengatakan kita mampu," tegasnya.

Dia juga meminta masyarakat bisa bersama-sama saling bantu dan bergotong-royong. Jika memang masih ada yang bisa dimanfaatkan, jangan mengatakan tidak ada. "Sehingga yang benar-benar tidak punya akan kami bantu. Dengan begitu bantuan-bantuan itu menjadi tepat sasaran," tukasnya.

Tak hanya dengan tangan kosong, di lokasi tersebu Ganjar juga memberikan sejumlah bantuan seperti mie instan, sarung, selimut dan kebutuhan lainnya. Ganjar juga memberikan uang tunai kepada kepala desa untuk digunakan membeli beras dan dibagi kepada warga yang benar-benar membutuhkan.

 

Baca juga :Makan Bersama, Ganjar Beri Semangat Relawan Banjir Kaligawe


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu