Follow Us :              

Ganjar Angkat Isu Demografi Hingga EBT, Peserta Raimuna Antusias

  11 March 2019  |   16:30:00  |   dibaca : 453 
Kategori :
Bagikan :


Ganjar Angkat Isu Demografi Hingga EBT, Peserta Raimuna Antusias

11 March 2019 | 16:30:00 | dibaca : 453
Kategori :
Bagikan :

Foto : Vivi (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Vivi (Humas Jateng)

PURBALINGGA - "Siapa yang bisa menjelaskan dampak bonus demografi, baik dari manfaat maupun tantangannya?" Pertanyaan itu dilontarkan oleh Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo saat menghadiri Jumpa Tokoh Raimuna Wilayah Binwil Banyumas di Bumi Perkemahan Munjulluhur, Senin (11/3/2019) malam.

Ananda Fatika, salah seorang kontingen putri asal Kabupaten Cilacap pun mengacungkan jari. Dengan lantang, gadis yang akrab disapa Nanda itu menjelaskan, di satu sisi, bonus demografi dapat mendorong suatu negara berkembang menjadi negara maju, apabila banyaknya Sumber Daya Manusia (SDM) yang masuk dalam kategori usia produktif itu benar-benar berkompeten. Di sisi lain, jika banyaknya SDM usia produktif tidak memiliki bekal keahlian, maka hal itu akan berdampak pada meningkatnya jumlah pengangguran di negara tersebut.

"Bonus demografi adalah keadaan di mana suatu negara memiliki jumlah penduduk produktif lebih banyak dari penduduk non produktif. Apabila SDM usia produktif tidak memanfaatkan potensi bonus demografi ini dengan baik, mungkin negara ini menjadi negara dengan tingkat pengangguran tertinggi," jelasnya.

Ganjar pun membenarkan pendapat Nanda. Dia menyampaikan, generasi muda yang berpendidikan dan mulai membekali diri dengan keterampilan wirausaha, mampu mendorong negara ini menjadi negara maju. Orang nomor satu di Jateng itu menjelaskan, saat ini semakin banyak kaum muda yang merintis usaha sebagai socio-entrepreneur dan membantu masyarakat di sekelilingnya. 

"Kalau banyak anak muda yang produktif, apalagi berpendidikan, maka negara ini akan menjadi negara besar karena jauh lebih produktif. Sekarang anak-anak muda membuat aplikasi, bermacam-macam, mereka menjadi socio-entrepreneur dengan passion masing-masing," ujarnya.

Ganjar mencontohkan, salah seorang anak penjual ketupat tahu yang menginspirasi asal Wonosobo bernama Tio. Saat berusia 16 tahun, Tio mulai membuat platform bisnis bernama Wonosobo.com yang dipersembahkan untuk pemerintah kabupaten.

"Dia kemudian ikut tender untuk membuat itu. Sekarang aplikasinya bernama Bahaso, sebuah aplikasi untuk belajar bahasa asing. Dia anak yang tertarik untuk bisa hidup mandiri dan sekarang anaknya sukses, duitnya datang sendiri," bebernya.

Ganjar melanjutkan, dengan bertambahnya jumlah penduduk di beberapa penjuru dunia, tantangan yang dihadapi pun semakin kompleks. Setidaknya ada tiga persoalan yang dialami oleh masyarakat dunia saat ini, yaitu ketersediaan pangan, energi, dan air. Persoalan tersebut tentunya harus ditangani secara bijak.

Sebagai contoh, negara Islandia pernah mengalami kebangkrutan karena bergantung pada energi fosil. Namun negara itu berhasil bangkit dan beralih pada pemanfaatan energi baru dan terbarukan (EBT). "Islandia pernah bangkrut negaranya karena menggunakan bahan bakar fosil. APBN-nya tekor. Sekarang dia reborn karena menggunakan panas bumi," ucapnya.

Alumnus UGM itu membeberkan, dalam menghadapi persoalan energi, Indonesia juga terus mengembangkan pemanfaatan EBT yang ramah lingkungan agar tidak selalu bergantung pada penggunaan energi fosil. Energi panas bumi merupakan salah satu kekayaan yang dimiliki bangsa ini.

"Energi panas bumi adalah salah satu kekayaan yang kita miliki karena kita punya gunung berapi. Manfaatnya lahannya subur, pemandangannya indah. Selain itu, selagi magma masih ada, maka selama itu kita punya panas bumi," lanjutnya.

Menanggapi penjelasan Ganjar, salah seorang kontingen putri asal Banyumas Annisa berpendapat, masyarakat memang perlu beralih dari penggunaan energi fosil menuju pemanfaatan EBT. Mahasiswi jurusan sistem informasi STMIK Amikom Purwokerto itu mencontohkan, pembangunan pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTPB) di Kabupaten Banyumas. "Tenaga panas bumi dihasilkan dari magma gunung berapi. Ini bisa dimanfaatkan sebagai EBT," ujarnya.

Pada acara tersebut, Ketua Mabida Jateng Ganjar Pranowo juga memberikan hadiah sebuah laptop kepada Zain, salah seorang kontingen putra Raimuna Wilayah Binwil Banyumas sebagai wujud apresiasi atas prestasi pemuda tersebut. Puisi karya Zain yang berjudul "Sajak Pengemis Tua" mengantarkannya menorehkan prestasi sebagai Juara II Musikalisasi Puisi Tingkat Nasional pada 24 Februari 2019.

 

Baca juga : Ganjar Kaget Bocah Ini Gemar Makan Daun Pandan


Bagikan :

PURBALINGGA - "Siapa yang bisa menjelaskan dampak bonus demografi, baik dari manfaat maupun tantangannya?" Pertanyaan itu dilontarkan oleh Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo saat menghadiri Jumpa Tokoh Raimuna Wilayah Binwil Banyumas di Bumi Perkemahan Munjulluhur, Senin (11/3/2019) malam.

Ananda Fatika, salah seorang kontingen putri asal Kabupaten Cilacap pun mengacungkan jari. Dengan lantang, gadis yang akrab disapa Nanda itu menjelaskan, di satu sisi, bonus demografi dapat mendorong suatu negara berkembang menjadi negara maju, apabila banyaknya Sumber Daya Manusia (SDM) yang masuk dalam kategori usia produktif itu benar-benar berkompeten. Di sisi lain, jika banyaknya SDM usia produktif tidak memiliki bekal keahlian, maka hal itu akan berdampak pada meningkatnya jumlah pengangguran di negara tersebut.

"Bonus demografi adalah keadaan di mana suatu negara memiliki jumlah penduduk produktif lebih banyak dari penduduk non produktif. Apabila SDM usia produktif tidak memanfaatkan potensi bonus demografi ini dengan baik, mungkin negara ini menjadi negara dengan tingkat pengangguran tertinggi," jelasnya.

Ganjar pun membenarkan pendapat Nanda. Dia menyampaikan, generasi muda yang berpendidikan dan mulai membekali diri dengan keterampilan wirausaha, mampu mendorong negara ini menjadi negara maju. Orang nomor satu di Jateng itu menjelaskan, saat ini semakin banyak kaum muda yang merintis usaha sebagai socio-entrepreneur dan membantu masyarakat di sekelilingnya. 

"Kalau banyak anak muda yang produktif, apalagi berpendidikan, maka negara ini akan menjadi negara besar karena jauh lebih produktif. Sekarang anak-anak muda membuat aplikasi, bermacam-macam, mereka menjadi socio-entrepreneur dengan passion masing-masing," ujarnya.

Ganjar mencontohkan, salah seorang anak penjual ketupat tahu yang menginspirasi asal Wonosobo bernama Tio. Saat berusia 16 tahun, Tio mulai membuat platform bisnis bernama Wonosobo.com yang dipersembahkan untuk pemerintah kabupaten.

"Dia kemudian ikut tender untuk membuat itu. Sekarang aplikasinya bernama Bahaso, sebuah aplikasi untuk belajar bahasa asing. Dia anak yang tertarik untuk bisa hidup mandiri dan sekarang anaknya sukses, duitnya datang sendiri," bebernya.

Ganjar melanjutkan, dengan bertambahnya jumlah penduduk di beberapa penjuru dunia, tantangan yang dihadapi pun semakin kompleks. Setidaknya ada tiga persoalan yang dialami oleh masyarakat dunia saat ini, yaitu ketersediaan pangan, energi, dan air. Persoalan tersebut tentunya harus ditangani secara bijak.

Sebagai contoh, negara Islandia pernah mengalami kebangkrutan karena bergantung pada energi fosil. Namun negara itu berhasil bangkit dan beralih pada pemanfaatan energi baru dan terbarukan (EBT). "Islandia pernah bangkrut negaranya karena menggunakan bahan bakar fosil. APBN-nya tekor. Sekarang dia reborn karena menggunakan panas bumi," ucapnya.

Alumnus UGM itu membeberkan, dalam menghadapi persoalan energi, Indonesia juga terus mengembangkan pemanfaatan EBT yang ramah lingkungan agar tidak selalu bergantung pada penggunaan energi fosil. Energi panas bumi merupakan salah satu kekayaan yang dimiliki bangsa ini.

"Energi panas bumi adalah salah satu kekayaan yang kita miliki karena kita punya gunung berapi. Manfaatnya lahannya subur, pemandangannya indah. Selain itu, selagi magma masih ada, maka selama itu kita punya panas bumi," lanjutnya.

Menanggapi penjelasan Ganjar, salah seorang kontingen putri asal Banyumas Annisa berpendapat, masyarakat memang perlu beralih dari penggunaan energi fosil menuju pemanfaatan EBT. Mahasiswi jurusan sistem informasi STMIK Amikom Purwokerto itu mencontohkan, pembangunan pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTPB) di Kabupaten Banyumas. "Tenaga panas bumi dihasilkan dari magma gunung berapi. Ini bisa dimanfaatkan sebagai EBT," ujarnya.

Pada acara tersebut, Ketua Mabida Jateng Ganjar Pranowo juga memberikan hadiah sebuah laptop kepada Zain, salah seorang kontingen putra Raimuna Wilayah Binwil Banyumas sebagai wujud apresiasi atas prestasi pemuda tersebut. Puisi karya Zain yang berjudul "Sajak Pengemis Tua" mengantarkannya menorehkan prestasi sebagai Juara II Musikalisasi Puisi Tingkat Nasional pada 24 Februari 2019.

 

Baca juga : Ganjar Kaget Bocah Ini Gemar Makan Daun Pandan


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu