Follow Us :              

Sayembara Daur Ulang APK Berakhir, Ini Dia Para Pemenangnya

  14 May 2019  |   13:30:00  |   dibaca : 1636 
Kategori :
Bagikan :


Sayembara Daur Ulang APK Berakhir, Ini Dia Para Pemenangnya

14 May 2019 | 13:30:00 | dibaca : 1636
Kategori :
Bagikan :

Foto : Istimewa (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Istimewa (Humas Jateng)

SEMARANG - Sayembara daur ulang alat peraga kampanye (APK) yang diselenggarakan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo telah selesai. Dari 193 orang yang mengikuti, telah dipilih tiga pemenang serta tujuh nominator lainnya.

Pengumuman juara disampaikan langsung oleh Ganjar Pranowo di ruang kerjanya, Selasa (14/5/2019) bersama dewan juri yang terdiri dari Yuli Mujiasih, pelaku UMKM recycle, Sri Sumiati dosen Teknik Lingkungan Undip serta seorang wartawan senior, Ganug Nugroho.

Ganjar mengatakan, penilaian tersebut murni dilakukan oleh para profesional di bidangnya. "Ada tiga aspek penilaian yang dilakukan oleh dewan juri, yakni dilihat dari segi kegunaan, kreativitas dan originalitas," kata Ganjar. 

Meski memiliki selera tersendiri, Ganjar tidak mengintervensi penilaian yang dilakukan dewan juri. Atas dasar penilaian tersebut, lanjut Ganjar, dewan juri telah menetapkan, juara pertama berupa daur ulang APK yang dibentuk lukisan siluet wajah Ganjar Pranowo karya Faruq, pemuda asal Temanggung. 

Juara kedua berupa pagar hidroponik yang dipadu dengan aquarium karya pemuda asal Blora yang menempuh pendidikan teknik mesin di Universitas Negeri Semarang (UNNES). Kemudian juara ketiga diraih oleh Wahyu yang membuat miniatur Joglo Pencu atau Joglo Kudus. Sri Sumiati mengatakan, ketiganya memiliki keunggulan masing-masing, dari tingkat kesulitan sampai kemudahan proses lainnya. "Juara satu lebih ke bahan serta kerumitan karya. Kegunaan umum, ketiga display," katanya.

Dia juga mengatakan bahwa lomba tersebut sangat bagus karena memanfaatkan kembali barang yang tidak terpakai. Sepeti diketahui, bahan dari bekas APK dapat mencemari lingkungan jika dibuang begitu saja. "Saya kepinginnya, limbah APK itu saya cari. Kita operasi agar bisa dimanfaatkan temen-temen ini. Impian saya, ada yang membuat dibalik agar tidak terlihat warna-warnanya," paparnya. 

Deny mengatakan, membuat kerajinan dari APK ternyata susah susah gampang, dari segi bahan maupun konsep kerajinan yang mau dibuat. Dirinya harus menggeret tiga kawannya agar turut bergabung pada timnya untuk membuat pagar hidroponik. "Kita tahunya di hari terakhir Pak Ganjar membuat sayembara. Pada pukul 15.00WIB lombanya sudah hampir berakhir. Akhirnya kami bergerak cepat," ujarnya.

Di tengah menggebunya semangat Deny dan kawannya itu, dia mengaku putus asa karena susahnya bahan baku atau APK karena sudah masuk masa tenang kampanye yang artinya semua APK telah dicopot. Akhirnya bersama rekannya, Deny mendatangi kantor Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Jateng untuk minta APK. "Dikasih, tapi cuma dua lembar. Ya akhirnya jadi pagar hridoponik," urainya.

Atas prestasi para partisipan sayembarang yang ditetapkan sebagai pemenang, masing-masing dari mereka berhak mendapat uang penghargaan Rp7 juta untuk juara pertama, Rp3,5 untuk juara kedua dan Rp2,5 untuk juara ketiga. Sementara tujuh nominasi lain mendapat masing-masing Rp1 juta rupiah. Mereka adalah Fores Migunani dari Magelang dengan karya pelampungnya, Munib Habibi dari Semarang dengan karyanya berupa kaligrafi dan Aliyah dari Boyolali dengan payung kecilnya.

Selain itu, ada Sina dari Sukoharjo yang membuat tempat pensil, Vita dari Malang yang membuat tas raket, Ririn Prabandari dari Semarang yang membuat dompet anyaman dan Michelle dari Malang yang membuat tas belanja.

 

Baca juga : Banyak yang Berminat, Batas Waktu Lomba Daur Ulang APK Diperpanjang


Bagikan :

SEMARANG - Sayembara daur ulang alat peraga kampanye (APK) yang diselenggarakan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo telah selesai. Dari 193 orang yang mengikuti, telah dipilih tiga pemenang serta tujuh nominator lainnya.

Pengumuman juara disampaikan langsung oleh Ganjar Pranowo di ruang kerjanya, Selasa (14/5/2019) bersama dewan juri yang terdiri dari Yuli Mujiasih, pelaku UMKM recycle, Sri Sumiati dosen Teknik Lingkungan Undip serta seorang wartawan senior, Ganug Nugroho.

Ganjar mengatakan, penilaian tersebut murni dilakukan oleh para profesional di bidangnya. "Ada tiga aspek penilaian yang dilakukan oleh dewan juri, yakni dilihat dari segi kegunaan, kreativitas dan originalitas," kata Ganjar. 

Meski memiliki selera tersendiri, Ganjar tidak mengintervensi penilaian yang dilakukan dewan juri. Atas dasar penilaian tersebut, lanjut Ganjar, dewan juri telah menetapkan, juara pertama berupa daur ulang APK yang dibentuk lukisan siluet wajah Ganjar Pranowo karya Faruq, pemuda asal Temanggung. 

Juara kedua berupa pagar hidroponik yang dipadu dengan aquarium karya pemuda asal Blora yang menempuh pendidikan teknik mesin di Universitas Negeri Semarang (UNNES). Kemudian juara ketiga diraih oleh Wahyu yang membuat miniatur Joglo Pencu atau Joglo Kudus. Sri Sumiati mengatakan, ketiganya memiliki keunggulan masing-masing, dari tingkat kesulitan sampai kemudahan proses lainnya. "Juara satu lebih ke bahan serta kerumitan karya. Kegunaan umum, ketiga display," katanya.

Dia juga mengatakan bahwa lomba tersebut sangat bagus karena memanfaatkan kembali barang yang tidak terpakai. Sepeti diketahui, bahan dari bekas APK dapat mencemari lingkungan jika dibuang begitu saja. "Saya kepinginnya, limbah APK itu saya cari. Kita operasi agar bisa dimanfaatkan temen-temen ini. Impian saya, ada yang membuat dibalik agar tidak terlihat warna-warnanya," paparnya. 

Deny mengatakan, membuat kerajinan dari APK ternyata susah susah gampang, dari segi bahan maupun konsep kerajinan yang mau dibuat. Dirinya harus menggeret tiga kawannya agar turut bergabung pada timnya untuk membuat pagar hidroponik. "Kita tahunya di hari terakhir Pak Ganjar membuat sayembara. Pada pukul 15.00WIB lombanya sudah hampir berakhir. Akhirnya kami bergerak cepat," ujarnya.

Di tengah menggebunya semangat Deny dan kawannya itu, dia mengaku putus asa karena susahnya bahan baku atau APK karena sudah masuk masa tenang kampanye yang artinya semua APK telah dicopot. Akhirnya bersama rekannya, Deny mendatangi kantor Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Jateng untuk minta APK. "Dikasih, tapi cuma dua lembar. Ya akhirnya jadi pagar hridoponik," urainya.

Atas prestasi para partisipan sayembarang yang ditetapkan sebagai pemenang, masing-masing dari mereka berhak mendapat uang penghargaan Rp7 juta untuk juara pertama, Rp3,5 untuk juara kedua dan Rp2,5 untuk juara ketiga. Sementara tujuh nominasi lain mendapat masing-masing Rp1 juta rupiah. Mereka adalah Fores Migunani dari Magelang dengan karya pelampungnya, Munib Habibi dari Semarang dengan karyanya berupa kaligrafi dan Aliyah dari Boyolali dengan payung kecilnya.

Selain itu, ada Sina dari Sukoharjo yang membuat tempat pensil, Vita dari Malang yang membuat tas raket, Ririn Prabandari dari Semarang yang membuat dompet anyaman dan Michelle dari Malang yang membuat tas belanja.

 

Baca juga : Banyak yang Berminat, Batas Waktu Lomba Daur Ulang APK Diperpanjang


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu