Foto : (Humas Jateng)
Foto : (Humas Jateng)
Purworejo – Supriyadi, warga Desa Banyuurip Kecamatan Banyuurip bakal bisa tersenyum dan
tidur dengan nyaman setelah nanti rumahnya selesai direhabilitasi. Hebatnya, bukan pemerintah
yang mendanai rehabilitasi rumah tidak layak huni (RTLH) miliknya, namun justru bantuan
sekolompok warga yang menamakan diri Relawan Wong Purworejo (RWP).
Gubernur Jawa Tengah H Ganjar Pranowo SH MIP yang meninjau RTLH tersebut memberikan
apresiasi kepada komunitas RWP karena memiliki kesadaran yang tinggi untuk membantu
sesama yang membutuhkan. Dia menilai kegiatan yang dilakukan oleh RWP merupakan bentuk
nyata dari revolusi mental yang dicanangkan oleh Presiden RI Ir Joko Widodo.
“Menurut saya kalau Pak Jokowi bilang revolusi mental itu, ya begini ini konkret. Masyarakat
bertindak, semuanya bareng-bareng,” katanya usai meninjau RTLH milik Supriyadi, Rabu (5/4).
Ganjar mengatakan program-program pengentasan kemiskinan memang perlu dikeroyok
bersama-sama oleh berbagai pihak dan kalangan masyarakat karena pemerintah saja tidak akan
mampu melakukan pengentasan kemiskinan karena keterbatasan anggaran. Dia berharap
kegiatan yang dilakukan RWP ini dapat menjadi inisiatif bagi warga lain untuk tidak berpangku
tangan melihat warga disekitarnya kesusahan.
“Ini yang memang menjadi program kita. Kita coba kejar betul kemiskinan seperti ini, khususnya
dari rumah tidak layak huni, kondisi ekonominya, kondisi kesehatannya,” ujarnya.
RTLH milik Supriyadi yang akrab disapa Ibeng oleh tetangganya semula kondisinya sungguh
memprihatinkan. Rumah dengan luas sekitar 60 meter persegi ini hanya berdinding anyaman
bambu, tidak berjendela dan beralas tanah. Selain itu, kondisi rumah juga sudah banyak
mengalami kerusakan.
Supriyadi merupakan warga tidak mampu yang bekerja sebagai buruh tani dengan penghasilan
tidak menentu. Dia juga harus menjaga dan merawat Juwono sang adik yang menderita polio
sejak kecil sehingga tidak bisa berjalan. Ganjar juga memberikan bantuan satu unik kursi roda
agar Juwono dapat beraktifitas
Proses rehabilitasi RTLH tersebut rencananya ditargetkan selesai dalam jangka waktu 10 hari.
Selama direhab, Supriyadi dan adiknya akan menginap di rumah Suratman, kadus setempat.
Ganjar meminta progres rehabilitasi selalu dilaporkan kepadanya agar dapat dipantau secara
langsung.
Purworejo – Supriyadi, warga Desa Banyuurip Kecamatan Banyuurip bakal bisa tersenyum dan
tidur dengan nyaman setelah nanti rumahnya selesai direhabilitasi. Hebatnya, bukan pemerintah
yang mendanai rehabilitasi rumah tidak layak huni (RTLH) miliknya, namun justru bantuan
sekolompok warga yang menamakan diri Relawan Wong Purworejo (RWP).
Gubernur Jawa Tengah H Ganjar Pranowo SH MIP yang meninjau RTLH tersebut memberikan
apresiasi kepada komunitas RWP karena memiliki kesadaran yang tinggi untuk membantu
sesama yang membutuhkan. Dia menilai kegiatan yang dilakukan oleh RWP merupakan bentuk
nyata dari revolusi mental yang dicanangkan oleh Presiden RI Ir Joko Widodo.
“Menurut saya kalau Pak Jokowi bilang revolusi mental itu, ya begini ini konkret. Masyarakat
bertindak, semuanya bareng-bareng,” katanya usai meninjau RTLH milik Supriyadi, Rabu (5/4).
Ganjar mengatakan program-program pengentasan kemiskinan memang perlu dikeroyok
bersama-sama oleh berbagai pihak dan kalangan masyarakat karena pemerintah saja tidak akan
mampu melakukan pengentasan kemiskinan karena keterbatasan anggaran. Dia berharap
kegiatan yang dilakukan RWP ini dapat menjadi inisiatif bagi warga lain untuk tidak berpangku
tangan melihat warga disekitarnya kesusahan.
“Ini yang memang menjadi program kita. Kita coba kejar betul kemiskinan seperti ini, khususnya
dari rumah tidak layak huni, kondisi ekonominya, kondisi kesehatannya,” ujarnya.
RTLH milik Supriyadi yang akrab disapa Ibeng oleh tetangganya semula kondisinya sungguh
memprihatinkan. Rumah dengan luas sekitar 60 meter persegi ini hanya berdinding anyaman
bambu, tidak berjendela dan beralas tanah. Selain itu, kondisi rumah juga sudah banyak
mengalami kerusakan.
Supriyadi merupakan warga tidak mampu yang bekerja sebagai buruh tani dengan penghasilan
tidak menentu. Dia juga harus menjaga dan merawat Juwono sang adik yang menderita polio
sejak kecil sehingga tidak bisa berjalan. Ganjar juga memberikan bantuan satu unik kursi roda
agar Juwono dapat beraktifitas
Proses rehabilitasi RTLH tersebut rencananya ditargetkan selesai dalam jangka waktu 10 hari.
Selama direhab, Supriyadi dan adiknya akan menginap di rumah Suratman, kadus setempat.
Ganjar meminta progres rehabilitasi selalu dilaporkan kepadanya agar dapat dipantau secara
langsung.
Berita Terbaru