Follow Us :              

Swadaya Rehabilitasi RTLH Cermin Revolusi Mental

  05 April 2017  |   09:00:00  |   dibaca : 358 
Kategori :
Bagikan :


Swadaya Rehabilitasi RTLH Cermin Revolusi Mental

05 April 2017 | 09:00:00 | dibaca : 358
Kategori :
Bagikan :

Foto : (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : (Humas Jateng)

Purworejo – Supriyadi, warga Desa Banyuurip Kecamatan Banyuurip bakal bisa tersenyum dan

tidur dengan nyaman setelah nanti rumahnya selesai direhabilitasi. Hebatnya, bukan pemerintah

yang mendanai rehabilitasi rumah tidak layak huni (RTLH) miliknya, namun justru bantuan

sekolompok warga yang menamakan diri Relawan Wong Purworejo (RWP).

Gubernur Jawa Tengah H Ganjar Pranowo SH MIP yang meninjau RTLH tersebut memberikan

apresiasi kepada komunitas RWP karena memiliki kesadaran yang tinggi untuk membantu

sesama yang membutuhkan. Dia menilai kegiatan yang dilakukan oleh RWP merupakan bentuk

nyata dari revolusi mental yang dicanangkan oleh Presiden RI Ir Joko Widodo.

“Menurut saya kalau Pak Jokowi bilang revolusi mental itu, ya begini ini konkret. Masyarakat

bertindak, semuanya bareng-bareng,” katanya usai meninjau RTLH milik Supriyadi, Rabu (5/4).

Ganjar mengatakan program-program pengentasan kemiskinan memang perlu dikeroyok

bersama-sama oleh berbagai pihak dan kalangan masyarakat karena pemerintah saja tidak akan

mampu melakukan pengentasan kemiskinan karena keterbatasan anggaran. Dia berharap

kegiatan yang dilakukan RWP ini dapat menjadi inisiatif bagi warga lain untuk tidak berpangku

tangan melihat warga disekitarnya kesusahan.

“Ini yang memang menjadi program kita. Kita coba kejar betul kemiskinan seperti ini, khususnya

dari rumah tidak layak huni, kondisi ekonominya, kondisi kesehatannya,” ujarnya.

RTLH milik Supriyadi yang akrab disapa Ibeng oleh tetangganya semula kondisinya sungguh

memprihatinkan. Rumah dengan luas sekitar 60 meter persegi ini hanya berdinding anyaman

bambu, tidak berjendela dan beralas tanah. Selain itu, kondisi rumah juga sudah banyak

mengalami kerusakan.

Supriyadi merupakan warga tidak mampu yang bekerja sebagai buruh tani dengan penghasilan

tidak menentu. Dia juga harus menjaga dan merawat Juwono sang adik yang menderita polio

sejak kecil sehingga tidak bisa berjalan. Ganjar juga memberikan bantuan satu unik kursi roda

agar Juwono dapat beraktifitas

Proses rehabilitasi RTLH tersebut rencananya ditargetkan selesai dalam jangka waktu 10 hari.

Selama direhab, Supriyadi dan adiknya akan menginap di rumah Suratman, kadus setempat.

Ganjar meminta progres rehabilitasi selalu dilaporkan kepadanya agar dapat dipantau secara

langsung.


Bagikan :

Purworejo – Supriyadi, warga Desa Banyuurip Kecamatan Banyuurip bakal bisa tersenyum dan

tidur dengan nyaman setelah nanti rumahnya selesai direhabilitasi. Hebatnya, bukan pemerintah

yang mendanai rehabilitasi rumah tidak layak huni (RTLH) miliknya, namun justru bantuan

sekolompok warga yang menamakan diri Relawan Wong Purworejo (RWP).

Gubernur Jawa Tengah H Ganjar Pranowo SH MIP yang meninjau RTLH tersebut memberikan

apresiasi kepada komunitas RWP karena memiliki kesadaran yang tinggi untuk membantu

sesama yang membutuhkan. Dia menilai kegiatan yang dilakukan oleh RWP merupakan bentuk

nyata dari revolusi mental yang dicanangkan oleh Presiden RI Ir Joko Widodo.

“Menurut saya kalau Pak Jokowi bilang revolusi mental itu, ya begini ini konkret. Masyarakat

bertindak, semuanya bareng-bareng,” katanya usai meninjau RTLH milik Supriyadi, Rabu (5/4).

Ganjar mengatakan program-program pengentasan kemiskinan memang perlu dikeroyok

bersama-sama oleh berbagai pihak dan kalangan masyarakat karena pemerintah saja tidak akan

mampu melakukan pengentasan kemiskinan karena keterbatasan anggaran. Dia berharap

kegiatan yang dilakukan RWP ini dapat menjadi inisiatif bagi warga lain untuk tidak berpangku

tangan melihat warga disekitarnya kesusahan.

“Ini yang memang menjadi program kita. Kita coba kejar betul kemiskinan seperti ini, khususnya

dari rumah tidak layak huni, kondisi ekonominya, kondisi kesehatannya,” ujarnya.

RTLH milik Supriyadi yang akrab disapa Ibeng oleh tetangganya semula kondisinya sungguh

memprihatinkan. Rumah dengan luas sekitar 60 meter persegi ini hanya berdinding anyaman

bambu, tidak berjendela dan beralas tanah. Selain itu, kondisi rumah juga sudah banyak

mengalami kerusakan.

Supriyadi merupakan warga tidak mampu yang bekerja sebagai buruh tani dengan penghasilan

tidak menentu. Dia juga harus menjaga dan merawat Juwono sang adik yang menderita polio

sejak kecil sehingga tidak bisa berjalan. Ganjar juga memberikan bantuan satu unik kursi roda

agar Juwono dapat beraktifitas

Proses rehabilitasi RTLH tersebut rencananya ditargetkan selesai dalam jangka waktu 10 hari.

Selama direhab, Supriyadi dan adiknya akan menginap di rumah Suratman, kadus setempat.

Ganjar meminta progres rehabilitasi selalu dilaporkan kepadanya agar dapat dipantau secara

langsung.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu