Follow Us :              

Luluh Dirayu Ganjar, Supriyono Dirawat di RSJD Dr RM Soedjarwadi Klaten

  31 October 2019  |   16:00:00  |   dibaca : 1357 
Kategori :
Bagikan :


Luluh Dirayu Ganjar, Supriyono Dirawat di RSJD Dr RM Soedjarwadi Klaten

31 October 2019 | 16:00:00 | dibaca : 1357
Kategori :
Bagikan :

Foto : Tim Humas (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Tim Humas (Humas Jateng)

BANYUMAS - Masih ingat dengan Supriyono? Pemuda 27 tahun RT 3 RW 5 Jatisaba Cilongok Banyumas yang sejak 2006, mengalami gangguan jiwa itu dirayu oleh Gubernur Jateng Ganjar Pranowo untuk dirawat di rumah sakit jiwa. 

Rayuan Ganjar pun mempan. Anak pertama Tarkam, 47, yang sebelumnya menghuni ruangan berukuran 1,5 m x 1 m di rumahnya itu akhirnya mau dirawat di RSJD Dr RM Soedjarwadi Klaten. 

Direktur RSJD Dr RM Soedjarwadi Klaten dokter Tri Kuncoro pun mengirimkan tim penjemputan ke kediaman Supriyono, Rabu (30/10/2019) pagi. Turut serta  tim dari Dinas Kesehatan Provinsi Jateng dan dari Puskesmas Cilongok 2. Tanpa melakukan penolakan, Supriyono pun bersedia masuk ke mobil ambulans untuk dirawat ke RSJD Dr RM Soedjarwadi Klaten.

"Personal hygiene Supriyono sangat lah buruk selama di rumah, maka selain penanganan medis saat tiba di RS ya mendapatkan perawatan dasar diri, dicukur rambutnya. Mandi, sikat gigi potong kuku dan baju bersih. Sekarang cukup membaik dan dirawat di ruang edelweis, ruang intensif psikiatri dan ditangani oleh psikiater," kata Direktur RSJD, Tri Kuncoro, Kamis (31/10/2019). 

Dalam akun instagramnya, Ganjar menulis, "Alhamdulillah, saudara kita ODGJ ini bersedia dibawa ke RS utk dirawat. Kemarin saya kasih kaos Jateng Gayeng... trima kasih kawan2 dr RS yg telah menjemput. Semoga lekas sembuh."

Sebelumnya, Ganjar merayu pemuda itu dengan dialek Banyumasan. "Rambute keren nemen, kayak pemain band, kayak penyanyi. Kon pengin nduwe bojo pira, siji apa loro? Loro langsung? (Rambutnya keren banget, seperti pemain band, seperti penyanyi. Kamu pengin punya istri berapa, satu atau dua? Dua langsung?)" 

"Kene ceweke seng paling ayu siapa? Ngko langsung tak lamarna (Di sini ceweknya siapa yang paling cantik? Ayo biar langsung kulamarkan)," kata Ganjar. 

Kalimat-kalimat rayuan banyak dilontarkan Ganjar kepada Supri agar menerima tawarannya. Kalimat-kalimat rayuan itu bersumber dari hal-hal yang disukai Supri. Selain seorang istri atau minimal kekasih, hal lain yang diajukan pada Supri adalah berbagai bermacam minuman dingin, baju sampai rokok. Semua ditawarkan Ganjar dari luar ruangan kecil berdinding besi, tempat Supri menghabiskan hari-harinya. 

Mendengar tawaran-tawaran dari Gubernur berambut putih itu, Supri yang terus memandangi botol berisi susu sambil mengepulkan asap rokok mengiyakan tawaran Ganjar. Jawabannya lirih, seperti mengutarakan hal yang sangat penting. 

"Iya. Ngko tak tukatna. (Iya nanti saya belikan)," kata Ganjar. 

Tawaran pengobatan memang tidak datang kali ini saja, Jisem (64) tetangga Supri mengatakan setidaknya dua kali Supri dibawa berobat. Sempat pula mendapat bantuan dari Pemkab Banyumas. Namun belum juga menuntaskan kejiwaan Supri. Justru membuat lelaki yang hanya lulus SMP itu sering meraung-raung. 

"Kalau pas kumat tetangga-tetangga kan dengar, kasihan ya takut. Lha tapi mau bagaimana lagi?" katanya, sambil mendampingi ibunda Supri yang terus menangis. 

Seolah menjawab kegelisahan ibundanya Supri, Ganjar menjelaskan bahwa pengobatan tersebut seluruhnya ditanggung Pemprov. Tidak ada pungutan apapun ke pihak keluarga. 

"Gratis semua. Pakaian juga dapat. Obat-obatan dapat. Kalau iya, nanti Supri langsung kita antar ke rumah sakit milik Pemprov," kata Ganjar yang hanya mendapat balasan beberapa anggukan ibundanya Supri. 

Supri mulai mengalami gangguan jiwa sepulangnya dari ibukota, mengikuti bapaknya yang jadi kuli bangunan di sana. Jisem mengatakan tidak lama berada di Jakarta, Supri lantas pulang dan terus menerus memohon maaf pada ibunya. 

"Semoga saja dengan bantuan dari Pak Ganjar ini Supri bisa sembuh, bisa normal. Biar bisa membantu ibunya," katanya.


Bagikan :

BANYUMAS - Masih ingat dengan Supriyono? Pemuda 27 tahun RT 3 RW 5 Jatisaba Cilongok Banyumas yang sejak 2006, mengalami gangguan jiwa itu dirayu oleh Gubernur Jateng Ganjar Pranowo untuk dirawat di rumah sakit jiwa. 

Rayuan Ganjar pun mempan. Anak pertama Tarkam, 47, yang sebelumnya menghuni ruangan berukuran 1,5 m x 1 m di rumahnya itu akhirnya mau dirawat di RSJD Dr RM Soedjarwadi Klaten. 

Direktur RSJD Dr RM Soedjarwadi Klaten dokter Tri Kuncoro pun mengirimkan tim penjemputan ke kediaman Supriyono, Rabu (30/10/2019) pagi. Turut serta  tim dari Dinas Kesehatan Provinsi Jateng dan dari Puskesmas Cilongok 2. Tanpa melakukan penolakan, Supriyono pun bersedia masuk ke mobil ambulans untuk dirawat ke RSJD Dr RM Soedjarwadi Klaten.

"Personal hygiene Supriyono sangat lah buruk selama di rumah, maka selain penanganan medis saat tiba di RS ya mendapatkan perawatan dasar diri, dicukur rambutnya. Mandi, sikat gigi potong kuku dan baju bersih. Sekarang cukup membaik dan dirawat di ruang edelweis, ruang intensif psikiatri dan ditangani oleh psikiater," kata Direktur RSJD, Tri Kuncoro, Kamis (31/10/2019). 

Dalam akun instagramnya, Ganjar menulis, "Alhamdulillah, saudara kita ODGJ ini bersedia dibawa ke RS utk dirawat. Kemarin saya kasih kaos Jateng Gayeng... trima kasih kawan2 dr RS yg telah menjemput. Semoga lekas sembuh."

Sebelumnya, Ganjar merayu pemuda itu dengan dialek Banyumasan. "Rambute keren nemen, kayak pemain band, kayak penyanyi. Kon pengin nduwe bojo pira, siji apa loro? Loro langsung? (Rambutnya keren banget, seperti pemain band, seperti penyanyi. Kamu pengin punya istri berapa, satu atau dua? Dua langsung?)" 

"Kene ceweke seng paling ayu siapa? Ngko langsung tak lamarna (Di sini ceweknya siapa yang paling cantik? Ayo biar langsung kulamarkan)," kata Ganjar. 

Kalimat-kalimat rayuan banyak dilontarkan Ganjar kepada Supri agar menerima tawarannya. Kalimat-kalimat rayuan itu bersumber dari hal-hal yang disukai Supri. Selain seorang istri atau minimal kekasih, hal lain yang diajukan pada Supri adalah berbagai bermacam minuman dingin, baju sampai rokok. Semua ditawarkan Ganjar dari luar ruangan kecil berdinding besi, tempat Supri menghabiskan hari-harinya. 

Mendengar tawaran-tawaran dari Gubernur berambut putih itu, Supri yang terus memandangi botol berisi susu sambil mengepulkan asap rokok mengiyakan tawaran Ganjar. Jawabannya lirih, seperti mengutarakan hal yang sangat penting. 

"Iya. Ngko tak tukatna. (Iya nanti saya belikan)," kata Ganjar. 

Tawaran pengobatan memang tidak datang kali ini saja, Jisem (64) tetangga Supri mengatakan setidaknya dua kali Supri dibawa berobat. Sempat pula mendapat bantuan dari Pemkab Banyumas. Namun belum juga menuntaskan kejiwaan Supri. Justru membuat lelaki yang hanya lulus SMP itu sering meraung-raung. 

"Kalau pas kumat tetangga-tetangga kan dengar, kasihan ya takut. Lha tapi mau bagaimana lagi?" katanya, sambil mendampingi ibunda Supri yang terus menangis. 

Seolah menjawab kegelisahan ibundanya Supri, Ganjar menjelaskan bahwa pengobatan tersebut seluruhnya ditanggung Pemprov. Tidak ada pungutan apapun ke pihak keluarga. 

"Gratis semua. Pakaian juga dapat. Obat-obatan dapat. Kalau iya, nanti Supri langsung kita antar ke rumah sakit milik Pemprov," kata Ganjar yang hanya mendapat balasan beberapa anggukan ibundanya Supri. 

Supri mulai mengalami gangguan jiwa sepulangnya dari ibukota, mengikuti bapaknya yang jadi kuli bangunan di sana. Jisem mengatakan tidak lama berada di Jakarta, Supri lantas pulang dan terus menerus memohon maaf pada ibunya. 

"Semoga saja dengan bantuan dari Pak Ganjar ini Supri bisa sembuh, bisa normal. Biar bisa membantu ibunya," katanya.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu