Foto : (Humas Jateng)
Foto : (Humas Jateng)
Boyolali – Pembangunan proyek kereta api Bandara Adi Sumarmo ditargetkan selesai pada 2018
mendatang. Hal tersebut ditegaskan Presiden RI Ir Joko Widodo saat melakukan groundbreaking
kereta api di Bandara Adi Sumarmo, Sabtu (8/4).
“Kereta api ini 2018 harus selesai. Memang waktunya mepet, tapi saya tegaskan tidak boleh
mundur dari 2018,” katanya yang pada kesempatan itu didampingi Menteri Perhubungan RI
Budi Karya Sumadi, Menteri BUMN RI Rini Sumarno dan Gubernur Jawa Tengah H Ganjar
Pranowo SH MIP .
Menurut Presiden Jokowi kereta api tersebut merupakan integrasi antarmoda transportasi untuk
mengefisiensikan sistem transportasi massal. Sehingga, dapat bersaing dengan negara-negara
lain, seperti Singapura, Malaysia dan Vietnam.
Dia juga mengatakan pembebasan lahan yang masih menjadi momok dalam percepatan
pembangunan proyek-proyek strategis bukan menjadi alasan. Bagaimana pun pemerintah daerah
baik bupati/ walikota maupun gubernur harus bisa melakukan percepatan pembebasan lahan
guna mendukung proyek-proyek strategis nasional.
“Tadi dibisiki yang berat pembebasan lahan. Tidak, ini ada bupati di sini. Tanggung jawabnya
bupati dan walikota. Harus siap-siap betul,” tegasnya.
Tidak hanya proyek kereta api Bandara Adi Sumarmo yang ditarget selesai pada 2018
mendatang, proyek pengembangan bandara Adi Sumarmo, yakni perluasan terminal dari 13 ribu
meter persegi menjadi 26 ribu meter persegi dan pemanjangan runway dari 2.000 meter menjadi
3.000 meter juga ditarget harus selesai pada 2018. Jokowi juga memerintahkan Menteri PUPR
untuk memperbesar akses jalan menuju bandara agar nantinya masyarakat tidak kesulitan
menuju Bandara Adi Sumarmo setelah pengembangan.
Menteri Perhubungan RI Budi Karya Sumadi mengatakan pengembangan Bandara Adi Sumarmo
dan akses kereta api bandara merupakan solusi terhadap tingginya pergerakan penumpang yang
menggunakan pesawat. Dia menunjuk data pada 2016, di mana jumlah penumpang mengalami
kenaikan cukup signifikan mencapai 2,1 juta orang. Karenanya, pengembangan bandara dan
transportasi yang aman, nyaman dan tepat waktu dibutuhkan agar capaian penumpang bandara
dapat mencapai 5 juta – 7 juta orang.
“Bandara Adi Sumarmo akan berbagi peran dengan Bandara Adi Sucipto dan Ahmad Yani untuk
meningkatkan destinasi wisata Borobudur,” katanya.
Pembangunan kereta api bandara dengan panjang 13,5 km ini, imbuh Budi, akan
menghubungkan dari Stasiun Balapan Solo hingga Bandara Adi Sumarmo di Kabupaten
Boyolali. Sehingga jarak tempuh dari Kota Surakarta ke bandara hanya akan membutuhkan
waktu sekitar 15 menit.
Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah H Ganjar Pranowo SH MIP menyatakan akan terus
mendukung proyek-proyek strategis nasional yang ada di Jawa Tengah, khususnya kereta api
bandara, agar dapat mengejar ketertinggalan dengan negara lain. Menurutnya kereta api harus
dijadikan leader transportasi massal yang mudah diakses dan murah, guna mengurangi beban
transportasi di jalan raya yang saat ini sudah semakin sesak.
“Kereta api saya kira harus menjadi leader, harus jadi pemimpin dalam angkutan massal yang
memang dibutuhkan oleh rakyat yang mudah, yang kira-kira murah,” katanya.
Ganjar berharap sistem jaringan kereta api kedepannya akan dapat terkoneksi dengan moda
transportasi lainnya baik darat, laut maupun udara. Sehingga semuanya baik angkutan massal
hingga logistik akan beralih ke transportasi kereta api.
Boyolali – Pembangunan proyek kereta api Bandara Adi Sumarmo ditargetkan selesai pada 2018
mendatang. Hal tersebut ditegaskan Presiden RI Ir Joko Widodo saat melakukan groundbreaking
kereta api di Bandara Adi Sumarmo, Sabtu (8/4).
“Kereta api ini 2018 harus selesai. Memang waktunya mepet, tapi saya tegaskan tidak boleh
mundur dari 2018,” katanya yang pada kesempatan itu didampingi Menteri Perhubungan RI
Budi Karya Sumadi, Menteri BUMN RI Rini Sumarno dan Gubernur Jawa Tengah H Ganjar
Pranowo SH MIP .
Menurut Presiden Jokowi kereta api tersebut merupakan integrasi antarmoda transportasi untuk
mengefisiensikan sistem transportasi massal. Sehingga, dapat bersaing dengan negara-negara
lain, seperti Singapura, Malaysia dan Vietnam.
Dia juga mengatakan pembebasan lahan yang masih menjadi momok dalam percepatan
pembangunan proyek-proyek strategis bukan menjadi alasan. Bagaimana pun pemerintah daerah
baik bupati/ walikota maupun gubernur harus bisa melakukan percepatan pembebasan lahan
guna mendukung proyek-proyek strategis nasional.
“Tadi dibisiki yang berat pembebasan lahan. Tidak, ini ada bupati di sini. Tanggung jawabnya
bupati dan walikota. Harus siap-siap betul,” tegasnya.
Tidak hanya proyek kereta api Bandara Adi Sumarmo yang ditarget selesai pada 2018
mendatang, proyek pengembangan bandara Adi Sumarmo, yakni perluasan terminal dari 13 ribu
meter persegi menjadi 26 ribu meter persegi dan pemanjangan runway dari 2.000 meter menjadi
3.000 meter juga ditarget harus selesai pada 2018. Jokowi juga memerintahkan Menteri PUPR
untuk memperbesar akses jalan menuju bandara agar nantinya masyarakat tidak kesulitan
menuju Bandara Adi Sumarmo setelah pengembangan.
Menteri Perhubungan RI Budi Karya Sumadi mengatakan pengembangan Bandara Adi Sumarmo
dan akses kereta api bandara merupakan solusi terhadap tingginya pergerakan penumpang yang
menggunakan pesawat. Dia menunjuk data pada 2016, di mana jumlah penumpang mengalami
kenaikan cukup signifikan mencapai 2,1 juta orang. Karenanya, pengembangan bandara dan
transportasi yang aman, nyaman dan tepat waktu dibutuhkan agar capaian penumpang bandara
dapat mencapai 5 juta – 7 juta orang.
“Bandara Adi Sumarmo akan berbagi peran dengan Bandara Adi Sucipto dan Ahmad Yani untuk
meningkatkan destinasi wisata Borobudur,” katanya.
Pembangunan kereta api bandara dengan panjang 13,5 km ini, imbuh Budi, akan
menghubungkan dari Stasiun Balapan Solo hingga Bandara Adi Sumarmo di Kabupaten
Boyolali. Sehingga jarak tempuh dari Kota Surakarta ke bandara hanya akan membutuhkan
waktu sekitar 15 menit.
Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah H Ganjar Pranowo SH MIP menyatakan akan terus
mendukung proyek-proyek strategis nasional yang ada di Jawa Tengah, khususnya kereta api
bandara, agar dapat mengejar ketertinggalan dengan negara lain. Menurutnya kereta api harus
dijadikan leader transportasi massal yang mudah diakses dan murah, guna mengurangi beban
transportasi di jalan raya yang saat ini sudah semakin sesak.
“Kereta api saya kira harus menjadi leader, harus jadi pemimpin dalam angkutan massal yang
memang dibutuhkan oleh rakyat yang mudah, yang kira-kira murah,” katanya.
Ganjar berharap sistem jaringan kereta api kedepannya akan dapat terkoneksi dengan moda
transportasi lainnya baik darat, laut maupun udara. Sehingga semuanya baik angkutan massal
hingga logistik akan beralih ke transportasi kereta api.
Berita Terbaru