Follow Us :              

Ekspor Arwana Asal Muntilan ke Tiongkok Meningkat Di Tengah Pandemi

  28 June 2020  |   10:00:00  |   dibaca : 4040 
Kategori :
Bagikan :


Ekspor Arwana Asal Muntilan ke Tiongkok Meningkat Di Tengah Pandemi

28 June 2020 | 10:00:00 | dibaca : 4040
Kategori :
Bagikan :

Foto : Vivi (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Vivi (Humas Jateng)

MAGELANG - Pandemi COVID-19 berdampak hampir pada semua sektor. Namun, tidak bagi para pembudidaya ikan arwana di Di Dusun Sorogenen, Desa Menayu, Kecamatan Muntilan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Di tengah pandemi, penjualan justru naik mencapai 20 persen dari kondisi normal. 

Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo yang sedang gowes ke Kabupaten Magelang, Minggu (28/06/2020) menghampiri pembudidaya ikan yang sedang panen, termasuk menilik ke kolam-kolam yang ada. 

"Di tengah Pandemi ini ternyata masih menyimpan berkah untuk para pembudidaya ikan arwana ini. Penjualannya naik, di ekspor juga ke China," ujar Ganjar.

Menurut Fajar Sodiq, salah satu pembudidaya ikan arwana, di pasar ekspor arwana yang dibudidayakan, dijual dengan harga puluhan hingga ratusan juta.

"Saya menggandeng teman dari Jakarta untuk diekspor ke China. Bahkan di masa pandemi ini penjualan justru naik 20 persen," ungkap Fajar

Jika biasanya dalam satu minggu Fajar mengirim sekitar 15 ekor arwana dewasa, di masa pandemi ini Ia bisa mengirim 20 ekor ditambah ratusan anakan ikan arwana yang harga satuannya sekitar Rp 18 ribu. Jumlah pengiriman tersebut akan meningkat di kisaran bukan Desember sampai Februari atau di musim penghujan. 

Tidak hanya satu, Fajar membudidayakan setidaknya empat jenis ikan arwana. Dari silver Brazil, Papua, Arwana Kalimantan sampai jenis Red Super. Padahal untuk jenis itu, satu ekor harganya jutaan rupiah. Apalagi yang Red Super, yang bisa mencapai ratusan juta rupiah. 

Saat keliling kolam dan akuarium pembibitan, Fajar sempat menunjukkan kepada Ganjar salah satu ikan arwana yang sangat unik. Bahkan menurut Fajar ikan tersebut menarik minat para kolektor. 

"Tadi menarik, ada ikan arwana yang kelainan genetik ditawar Rp 50 juta tidak dikasih. Mintanya Rp 70 juta. Pernah juga dia menjual seharga Rp 400 juta. Wah bagaimana ya kalau itu digoreng?" kata Ganjar yang membuat Fajar langsung terbahak.

Budidaya ikan air tawar di dusun ini telah berlangsung secara turun temurun. Masyarakat kemudian merambah budidaya ikan hias. Karena ternyata kadar air di dusun yang dekat dengan sungai Pabelan itu sangat cocok untuk ikan arwana, akhirnya banyak warga yang beralih membudidayakan salah satu ikan air tawar termahal itu.

"Sejak 2009 saya memulai budidaya ikan arwana. Setelah menjelaskan cara dan keuntungan budidaya ikan itu kepada para tetangga, akhirnya banyak yang ikut," kata Fajar.


Bagikan :

MAGELANG - Pandemi COVID-19 berdampak hampir pada semua sektor. Namun, tidak bagi para pembudidaya ikan arwana di Di Dusun Sorogenen, Desa Menayu, Kecamatan Muntilan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Di tengah pandemi, penjualan justru naik mencapai 20 persen dari kondisi normal. 

Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo yang sedang gowes ke Kabupaten Magelang, Minggu (28/06/2020) menghampiri pembudidaya ikan yang sedang panen, termasuk menilik ke kolam-kolam yang ada. 

"Di tengah Pandemi ini ternyata masih menyimpan berkah untuk para pembudidaya ikan arwana ini. Penjualannya naik, di ekspor juga ke China," ujar Ganjar.

Menurut Fajar Sodiq, salah satu pembudidaya ikan arwana, di pasar ekspor arwana yang dibudidayakan, dijual dengan harga puluhan hingga ratusan juta.

"Saya menggandeng teman dari Jakarta untuk diekspor ke China. Bahkan di masa pandemi ini penjualan justru naik 20 persen," ungkap Fajar

Jika biasanya dalam satu minggu Fajar mengirim sekitar 15 ekor arwana dewasa, di masa pandemi ini Ia bisa mengirim 20 ekor ditambah ratusan anakan ikan arwana yang harga satuannya sekitar Rp 18 ribu. Jumlah pengiriman tersebut akan meningkat di kisaran bukan Desember sampai Februari atau di musim penghujan. 

Tidak hanya satu, Fajar membudidayakan setidaknya empat jenis ikan arwana. Dari silver Brazil, Papua, Arwana Kalimantan sampai jenis Red Super. Padahal untuk jenis itu, satu ekor harganya jutaan rupiah. Apalagi yang Red Super, yang bisa mencapai ratusan juta rupiah. 

Saat keliling kolam dan akuarium pembibitan, Fajar sempat menunjukkan kepada Ganjar salah satu ikan arwana yang sangat unik. Bahkan menurut Fajar ikan tersebut menarik minat para kolektor. 

"Tadi menarik, ada ikan arwana yang kelainan genetik ditawar Rp 50 juta tidak dikasih. Mintanya Rp 70 juta. Pernah juga dia menjual seharga Rp 400 juta. Wah bagaimana ya kalau itu digoreng?" kata Ganjar yang membuat Fajar langsung terbahak.

Budidaya ikan air tawar di dusun ini telah berlangsung secara turun temurun. Masyarakat kemudian merambah budidaya ikan hias. Karena ternyata kadar air di dusun yang dekat dengan sungai Pabelan itu sangat cocok untuk ikan arwana, akhirnya banyak warga yang beralih membudidayakan salah satu ikan air tawar termahal itu.

"Sejak 2009 saya memulai budidaya ikan arwana. Setelah menjelaskan cara dan keuntungan budidaya ikan itu kepada para tetangga, akhirnya banyak yang ikut," kata Fajar.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu