Follow Us :              

Wagub Ingatkan Disiplin Protokol Kesehatan dan Hentikan Stigma Negatif COVID-19

  19 July 2020  |   20:00:00  |   dibaca : 965 
Kategori :
Bagikan :


Wagub Ingatkan Disiplin Protokol Kesehatan dan Hentikan Stigma Negatif COVID-19

19 July 2020 | 20:00:00 | dibaca : 965
Kategori :
Bagikan :

Foto : Handy (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Handy (Humas Jateng)

SEMARANG - Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen mengingatkan kepada masyarakat untuk tetap disiplin melaksanakan protokol kesehatan dan meningkatkan kewaspadaan pada diri sendiri.

“Pada bulan pertama (munculnya COVID-19) mereka (masyarakat) sangat konsen menjaga betul kesehatan. Dengan adanya istilah new normal ini, bukan berarti kita membebaskan. Tapi melakukan aktivitas dengan memperhatikan protokol kesehatan,” terangnya pada Dialog Prime Time yang diselenggarakan CNN, Minggu (19/07/2020).

Selain itu, Taj Yasin berpesan agar masyarakat bersikap jujur apabila merasakan gejala COVID-19. Menurutnya, ketidakjujuran terjadi karena adanya stigma buruk di kalangan masyarakat, apabila seseorang dinyatakan terkonfirmasi positif COVID-19. 

“Stigma-stigma seperti ini harus kita pahamkan kepada masyarakat untuk dihindari,” ujar Taj Yasin.

Pakar Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro, Hanifah M Denny setuju dengan pesan Wagub. Pihaknya paham, jika masyarakat saat ini sudah lelah dengan kondisi yang ada. Dan, sudah seperti menjadi budaya, ketika sesuatu yang berbeda terjadi terus menerus, masyarakat merasa terbiasa. Lantaran terbiasa, maka mereka menjadi lengah.

“Di Indonesia ini punya budaya yang kalau sudah terbiasa menjadi lengah. Demikian pula di Jateng. Budaya lengah itu ada,” ujar Hanifah

Mulai tidak patuhnya masyarakat terhadap protokol kesehatan, menurut Hanifah bukan dari sisi regulasinya. Dia berpendapat, regulasi di Jawa Tengah justru bagus dan komprehensif.

“Galaknya Jateng memang berbeda. Istilah orang jawa itu kudu juweh (tidak bosan mengingatkan). Pak Ganjar sudah juweh, Gus yasin sudah juweh. Tapi ini masih kurang, masyarakat menggampangkan gitu,” kata dia.

Ketua Ikatan Dokter Indonesia Jawa Tengah, Djoko Handoyo menambahkan, dokter juga mempunyai tugas melakukan upaya-upaya promotif dan preventif. Maka, selain kepala daerah yang juweh, dokter pun demikian. 

“Jadi apa yang harus dilakukan adalah juweh. Kita harus terus menerus melakukan penyuluhan, penerangan masyarakat dengan berkesinambungan. Terus menerus, tidak boleh bosan,” tandasnya.


Bagikan :

SEMARANG - Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen mengingatkan kepada masyarakat untuk tetap disiplin melaksanakan protokol kesehatan dan meningkatkan kewaspadaan pada diri sendiri.

“Pada bulan pertama (munculnya COVID-19) mereka (masyarakat) sangat konsen menjaga betul kesehatan. Dengan adanya istilah new normal ini, bukan berarti kita membebaskan. Tapi melakukan aktivitas dengan memperhatikan protokol kesehatan,” terangnya pada Dialog Prime Time yang diselenggarakan CNN, Minggu (19/07/2020).

Selain itu, Taj Yasin berpesan agar masyarakat bersikap jujur apabila merasakan gejala COVID-19. Menurutnya, ketidakjujuran terjadi karena adanya stigma buruk di kalangan masyarakat, apabila seseorang dinyatakan terkonfirmasi positif COVID-19. 

“Stigma-stigma seperti ini harus kita pahamkan kepada masyarakat untuk dihindari,” ujar Taj Yasin.

Pakar Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro, Hanifah M Denny setuju dengan pesan Wagub. Pihaknya paham, jika masyarakat saat ini sudah lelah dengan kondisi yang ada. Dan, sudah seperti menjadi budaya, ketika sesuatu yang berbeda terjadi terus menerus, masyarakat merasa terbiasa. Lantaran terbiasa, maka mereka menjadi lengah.

“Di Indonesia ini punya budaya yang kalau sudah terbiasa menjadi lengah. Demikian pula di Jateng. Budaya lengah itu ada,” ujar Hanifah

Mulai tidak patuhnya masyarakat terhadap protokol kesehatan, menurut Hanifah bukan dari sisi regulasinya. Dia berpendapat, regulasi di Jawa Tengah justru bagus dan komprehensif.

“Galaknya Jateng memang berbeda. Istilah orang jawa itu kudu juweh (tidak bosan mengingatkan). Pak Ganjar sudah juweh, Gus yasin sudah juweh. Tapi ini masih kurang, masyarakat menggampangkan gitu,” kata dia.

Ketua Ikatan Dokter Indonesia Jawa Tengah, Djoko Handoyo menambahkan, dokter juga mempunyai tugas melakukan upaya-upaya promotif dan preventif. Maka, selain kepala daerah yang juweh, dokter pun demikian. 

“Jadi apa yang harus dilakukan adalah juweh. Kita harus terus menerus melakukan penyuluhan, penerangan masyarakat dengan berkesinambungan. Terus menerus, tidak boleh bosan,” tandasnya.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu