Follow Us :              

Jateng Uji Coba Sekolah Tatap Muka

  07 September 2020  |   08:00:00  |   dibaca : 1795 
Kategori :
Bagikan :


Jateng Uji Coba Sekolah Tatap Muka

07 September 2020 | 08:00:00 | dibaca : 1795
Kategori :
Bagikan :

Foto : istimewa (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : istimewa (Humas Jateng)

TEGAL - Sejumlah sekolah tingkat SMA/sederajat di Jawa Tengah mulai hari ini, Senin (7/9/2020) melaksanakan simulasi pembelajaran tatap muka dengan memberlakukan protokol kesehatan ketat. 

Plt Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah, Padmaningrum menyampaikan ada tujuh sekolah di Kota Tegal, Wonosobo dan Temanggung yang melaksanakan simulasi pembalajaran tatap muka selama dua minggu untuk selanjutnya dievaluasi.

"Kalau melihat langsung hari ini, sekolah sudah bagus dengan penerapan protokol kesehatannya," ungkapnya.

Ia berharap, pembelajaran tatap muka tetap berlangsung menyenangkan tanpa ada beban bagi siswa maupun guru.

"Harus tetap bahagia jangan ada beban. Tapi harus menerapkan protokol kesehatan," tandasnya.

Sementara itu, di Kota Tegal terdapat tiga sekolah yang melaksanakan simulasi, yakni SMAN 2, SMKN 2 dan SMA Pius. Pelaksanaan sekolah tatap muka itu disambut antusias oleh para siswa.

Revalina Anisa Ramadhani, siswi kelas XI IPS 4 SMA N 2 Tegal mengaku senang dengan dimulainya pembelajaran tatap muka. Ia bahkan bersedia bernyanyi di depan kelas untuk menghibur teman-temannya yang juga baru masuk sekolah.

"Iya, rasanya senang sekali bisa sekolah dan bertatap muka lagi. Karena sejak ada COVID-19, pembelajaran dilakukan daring," katanya

Menurutnya, sekolah tatap muka berbeda dengan sistem online. Selain mendapat penjelasan secara detail dan bebas bertanya, Ia juga dapat bertemu dan berdiskusi dengan teman-temannya.

"Kalau daring membosankan dan banyak tugas. Bahkan tugasnya sampai menumpuk," lanjutnya.

Hal serupa juga dirasakan Gabriella Stevie Euodia, siswi SMA Pius Kota Tegal, yang sudah merindukan pergi bersekolah. Ia mengaku senang bertemu teman-temannya, meski harus tetap memakai masker dan jaga jarak.

"Senang sekali bisa bertemu teman-teman. Tapi tetap pakai masker dan jaga jarak," tuturnya.

Gebi, sapaan akrabnya, berangkat sekolah diantar oleh kerabatnya. Sesampainya di sekolah, dicek suhu badannya, cuci tangan dan langsung masuk ke ruang kelas dengan tempat duduk yang sudah diatur jaraknya.

"Iya harus pakai protokol kesehatan, karena untuk saling menjaga dari COVID-19. Saya berharap virusnya segera berakhir dan bisa sekolah seperti biasanya," imbuhnya.

Kepala SMA Pius, Lidwina menuturkan bahwa pihaknya telah mempersiapkan pembelajaran tatap muda sejak tahun ajaran baru. Sehingga segala kebutuhan untuk penetapan protokol kesehatan telah matang.

"Sarana dan prasarana sudah kami siapkan sejak tahun ajaran baru. Mulai ruangan siswa, guru, ruang isolasi, dan sarana dan prasarana seperti cuci tangan, hand sanitizer, juga alat cek suhu tubuh," ucapnya.

Jumlah siswa yang mengikuti simulasi pembelajaran 100 siswa sesuai aturan dari Pemerintah Provinsi. Selain itu, tidak ada aktivitas selain pembelajaran yang dimulai pukul 07.00-11.00 WIB.

"Kantin sekolah tutup. Kami juga kerjasama dengan kelurahan dan pihak terkait untuk mengontrol pedagang yang ada di luar sekolah. Siswa pulang-pergi hanya untuk mereka yang diantar pakai kendaraan pribadi, atau bawa sendiri, dan jalan kaki," jelasnya.


Bagikan :

TEGAL - Sejumlah sekolah tingkat SMA/sederajat di Jawa Tengah mulai hari ini, Senin (7/9/2020) melaksanakan simulasi pembelajaran tatap muka dengan memberlakukan protokol kesehatan ketat. 

Plt Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah, Padmaningrum menyampaikan ada tujuh sekolah di Kota Tegal, Wonosobo dan Temanggung yang melaksanakan simulasi pembalajaran tatap muka selama dua minggu untuk selanjutnya dievaluasi.

"Kalau melihat langsung hari ini, sekolah sudah bagus dengan penerapan protokol kesehatannya," ungkapnya.

Ia berharap, pembelajaran tatap muka tetap berlangsung menyenangkan tanpa ada beban bagi siswa maupun guru.

"Harus tetap bahagia jangan ada beban. Tapi harus menerapkan protokol kesehatan," tandasnya.

Sementara itu, di Kota Tegal terdapat tiga sekolah yang melaksanakan simulasi, yakni SMAN 2, SMKN 2 dan SMA Pius. Pelaksanaan sekolah tatap muka itu disambut antusias oleh para siswa.

Revalina Anisa Ramadhani, siswi kelas XI IPS 4 SMA N 2 Tegal mengaku senang dengan dimulainya pembelajaran tatap muka. Ia bahkan bersedia bernyanyi di depan kelas untuk menghibur teman-temannya yang juga baru masuk sekolah.

"Iya, rasanya senang sekali bisa sekolah dan bertatap muka lagi. Karena sejak ada COVID-19, pembelajaran dilakukan daring," katanya

Menurutnya, sekolah tatap muka berbeda dengan sistem online. Selain mendapat penjelasan secara detail dan bebas bertanya, Ia juga dapat bertemu dan berdiskusi dengan teman-temannya.

"Kalau daring membosankan dan banyak tugas. Bahkan tugasnya sampai menumpuk," lanjutnya.

Hal serupa juga dirasakan Gabriella Stevie Euodia, siswi SMA Pius Kota Tegal, yang sudah merindukan pergi bersekolah. Ia mengaku senang bertemu teman-temannya, meski harus tetap memakai masker dan jaga jarak.

"Senang sekali bisa bertemu teman-teman. Tapi tetap pakai masker dan jaga jarak," tuturnya.

Gebi, sapaan akrabnya, berangkat sekolah diantar oleh kerabatnya. Sesampainya di sekolah, dicek suhu badannya, cuci tangan dan langsung masuk ke ruang kelas dengan tempat duduk yang sudah diatur jaraknya.

"Iya harus pakai protokol kesehatan, karena untuk saling menjaga dari COVID-19. Saya berharap virusnya segera berakhir dan bisa sekolah seperti biasanya," imbuhnya.

Kepala SMA Pius, Lidwina menuturkan bahwa pihaknya telah mempersiapkan pembelajaran tatap muda sejak tahun ajaran baru. Sehingga segala kebutuhan untuk penetapan protokol kesehatan telah matang.

"Sarana dan prasarana sudah kami siapkan sejak tahun ajaran baru. Mulai ruangan siswa, guru, ruang isolasi, dan sarana dan prasarana seperti cuci tangan, hand sanitizer, juga alat cek suhu tubuh," ucapnya.

Jumlah siswa yang mengikuti simulasi pembelajaran 100 siswa sesuai aturan dari Pemerintah Provinsi. Selain itu, tidak ada aktivitas selain pembelajaran yang dimulai pukul 07.00-11.00 WIB.

"Kantin sekolah tutup. Kami juga kerjasama dengan kelurahan dan pihak terkait untuk mengontrol pedagang yang ada di luar sekolah. Siswa pulang-pergi hanya untuk mereka yang diantar pakai kendaraan pribadi, atau bawa sendiri, dan jalan kaki," jelasnya.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu