Follow Us :              

Agent Bela Negara Berani Tumpas “Hoax”

  08 September 2017  |   00:00:00  |   dibaca : 307 
Kategori :
Bagikan :


Agent Bela Negara Berani Tumpas “Hoax”

08 September 2017 | 00:00:00 | dibaca : 307
Kategori :
Bagikan :

Foto : (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : (Humas Jateng)

Semarang – Mahasiswa tidak hanya dituntut untuk berani bicara. Mereka mesti berani menjadi agent bela negara, termasuk menumpas hoaxmaupun ujaran kebencian.

Hal tersebut disampaikan oleh Gubernur Jawa Tengah H Ganjar Pranowo SH MIP saat memberikan kuliah umum kepada mahasiswa baru Universitas Muhammadiyah Semarang (Unimus) di Lapangan Unimus, Jumat (8/9). Menurutnya, bangsa dan negara ini akan memperoleh tantangan baik dari luar maupun dalam negeri yang akan memorakporandakan NKRI. Tugas mahasiswa sebagai generasi penerus bangsa, membela dan mempertahankan keutuhan NKRI.

“Karakter bangsa kita adalah gotong royong, punya budi pekerti, jujur, nasionalis dan cinta bangsa dan negara. Jadi kalau kita tidak berkarakter dengan mudah akan dijajah lagi,” katanya.

Ganjar mengatakan keutuhan NKRI sedang diuji dengan banyaknya ujaran kebencian dan berita hoax yang tersebar di dunia maya, khususnya media sosial. Bahkan, saat ini juga telah muncul industri fitnah yang dapat menghancurkan persatuan dan kesatuan warga Indonesia.

Karenanya, mahasiswa yang mempunyai intelektual tinggi harus berani bicara dan meluruskan serta mendiskusikan ujaran-ujaran kebencian dan berita yang belum pasti kebenaran tersebut. Sehingga masyarakat tidak terpancing isu yang berujung pada tindakan anarkis perusakan.

“Kita harus berani bicara. Ada ujaran kebencian, mahasiswa harus berani meluruskan dan mendiskusikannya, kemudian sampaikan ke publik,” ujar Ganjar.

Mantan anggota DPR RI ini juga mengingatkan mahasiswa mengenai ancaman perang tanpa bentuk atauproxy war yang memperebutkan energi, pangan dan air. Apalagi Indonesia memiliki banyak sumber daya alam (SDA). Sehingga tidak menutup kemungkinan Indonesia menjadi sasaran invasi negara-negara luar untuk menguasai SDA tersebut.

Untuk mengantisipasi dan memerangiproxy war ini, mahasiswa harus terus meningkatkan literasi, wawasan dan keilmuan yang mereka pilih. Dengan begitu mereka bisa berinovasi dan menerapkan ilmu yang dimiliki untuk menjadikan negara ini sebagai “pemenang”. Negara yang mampu memroduksi kebutuhannya sendiri dan tidak bergantung kepada negara lain. 

 

 

 

Reporter : Kh, Humas Jateng

 

Editor : Ul, Diskominfo Jateng

 

 


Bagikan :

Semarang – Mahasiswa tidak hanya dituntut untuk berani bicara. Mereka mesti berani menjadi agent bela negara, termasuk menumpas hoaxmaupun ujaran kebencian.

Hal tersebut disampaikan oleh Gubernur Jawa Tengah H Ganjar Pranowo SH MIP saat memberikan kuliah umum kepada mahasiswa baru Universitas Muhammadiyah Semarang (Unimus) di Lapangan Unimus, Jumat (8/9). Menurutnya, bangsa dan negara ini akan memperoleh tantangan baik dari luar maupun dalam negeri yang akan memorakporandakan NKRI. Tugas mahasiswa sebagai generasi penerus bangsa, membela dan mempertahankan keutuhan NKRI.

“Karakter bangsa kita adalah gotong royong, punya budi pekerti, jujur, nasionalis dan cinta bangsa dan negara. Jadi kalau kita tidak berkarakter dengan mudah akan dijajah lagi,” katanya.

Ganjar mengatakan keutuhan NKRI sedang diuji dengan banyaknya ujaran kebencian dan berita hoax yang tersebar di dunia maya, khususnya media sosial. Bahkan, saat ini juga telah muncul industri fitnah yang dapat menghancurkan persatuan dan kesatuan warga Indonesia.

Karenanya, mahasiswa yang mempunyai intelektual tinggi harus berani bicara dan meluruskan serta mendiskusikan ujaran-ujaran kebencian dan berita yang belum pasti kebenaran tersebut. Sehingga masyarakat tidak terpancing isu yang berujung pada tindakan anarkis perusakan.

“Kita harus berani bicara. Ada ujaran kebencian, mahasiswa harus berani meluruskan dan mendiskusikannya, kemudian sampaikan ke publik,” ujar Ganjar.

Mantan anggota DPR RI ini juga mengingatkan mahasiswa mengenai ancaman perang tanpa bentuk atauproxy war yang memperebutkan energi, pangan dan air. Apalagi Indonesia memiliki banyak sumber daya alam (SDA). Sehingga tidak menutup kemungkinan Indonesia menjadi sasaran invasi negara-negara luar untuk menguasai SDA tersebut.

Untuk mengantisipasi dan memerangiproxy war ini, mahasiswa harus terus meningkatkan literasi, wawasan dan keilmuan yang mereka pilih. Dengan begitu mereka bisa berinovasi dan menerapkan ilmu yang dimiliki untuk menjadikan negara ini sebagai “pemenang”. Negara yang mampu memroduksi kebutuhannya sendiri dan tidak bergantung kepada negara lain. 

 

 

 

Reporter : Kh, Humas Jateng

 

Editor : Ul, Diskominfo Jateng

 

 


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu