Follow Us :              

Pendidikan Pemersatu Pelangi Kebangsaan

  09 September 2017  |   08:00:00  |   dibaca : 239 
Kategori :
Bagikan :


Pendidikan Pemersatu Pelangi Kebangsaan

09 September 2017 | 08:00:00 | dibaca : 239
Kategori :
Bagikan :

Foto : (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : (Humas Jateng)

Purworejo – Kerukunan yang dijalin masyarakat Indonesia di tengah pluralitas budaya, menjadi pesona tersendiri di mata negara lain. Ibarat pelangi kebangsaan, warna-warni budaya mereka dapat saling bersanding dengan indah. 

Pujian warga negara asing tentang eksotisme kemajemukan masyarakat Indonesia yang pernah didengar langsung oleh Gubernur Jawa Tengah H Ganjar Pranowo SH MIP disampaikan kembali saat Ganjar meresmikan SMP Mutiara Bangsa Purworejo, Sabtu (9/9). Orang nomor satu di Jawa Tengah itu menceritakan, saat dia mendampingi kunjungan kerja Presiden RI Ir H Joko Widodo, ada salah seorang hakim asal Afghanistan yang kagum dengan pluralitas Indonesia.

“Dia sangat terkesan dengan Indonesia yang sukunya banyak, agamanya banyak, bahasanya banyak, dan pulaunya paling banyak. Ada pelangi kebangsaan yang indah di situ. Tapi dia membayangkan tidak mudah mengelola NKRI,” terang gubernur.

Ganjar menerangkan pelangi kebangsaan Indonesia dapat senantiasa indah karena nilai luhur Pancasila benar-benar diinternalisasikan di dalam diri masyarakat sejak dini. Melalui pendidikan, di sekolah mereka diajarkan sejak dini untuk menjadi umat beragama yang taat, saling menghormati terhadap sesama, menjunjung persatuan dan keadilan.

Mantan anggota DPR RI itu menegaskan, peran orang tua untuk mendampingi dan memantau perkembangan sang anak sebagai generasi penerus bangsa juga tidak boleh diabaikan. Orang tua tidak boleh merasa nyaman apabila sudah membekali putera-puterinya dengan gadget. Meski menggunakan gadget akan memudahkan komunikasi, orang tua harus tetap memberikan perhatian kepada anak.

“Pendidikan menjadi pemersatu Indonesia untuk merawat kebangsaan. Tetapi anak juga perlu dikasih kesempatan untuk dipeluk orang tuanya, dipantau orang tuanya. Jangan orang tua seolah-olah mampu membelikan anaknya HP itu sudah cukup. Itu artinya sedang memberikan macan karena dia bisa menerkam dirinya sendiri dengan hoax, pornografi, radikalisme, narkoba. Tapi di situ juga bisa mencari ilmu pengetahuan, agama, dan berteman dengan baik,” bebernya.

 

Penulis : Ar, Humas Jateng

Editor : Ul, Diskominfo Jateng


Bagikan :

Purworejo – Kerukunan yang dijalin masyarakat Indonesia di tengah pluralitas budaya, menjadi pesona tersendiri di mata negara lain. Ibarat pelangi kebangsaan, warna-warni budaya mereka dapat saling bersanding dengan indah. 

Pujian warga negara asing tentang eksotisme kemajemukan masyarakat Indonesia yang pernah didengar langsung oleh Gubernur Jawa Tengah H Ganjar Pranowo SH MIP disampaikan kembali saat Ganjar meresmikan SMP Mutiara Bangsa Purworejo, Sabtu (9/9). Orang nomor satu di Jawa Tengah itu menceritakan, saat dia mendampingi kunjungan kerja Presiden RI Ir H Joko Widodo, ada salah seorang hakim asal Afghanistan yang kagum dengan pluralitas Indonesia.

“Dia sangat terkesan dengan Indonesia yang sukunya banyak, agamanya banyak, bahasanya banyak, dan pulaunya paling banyak. Ada pelangi kebangsaan yang indah di situ. Tapi dia membayangkan tidak mudah mengelola NKRI,” terang gubernur.

Ganjar menerangkan pelangi kebangsaan Indonesia dapat senantiasa indah karena nilai luhur Pancasila benar-benar diinternalisasikan di dalam diri masyarakat sejak dini. Melalui pendidikan, di sekolah mereka diajarkan sejak dini untuk menjadi umat beragama yang taat, saling menghormati terhadap sesama, menjunjung persatuan dan keadilan.

Mantan anggota DPR RI itu menegaskan, peran orang tua untuk mendampingi dan memantau perkembangan sang anak sebagai generasi penerus bangsa juga tidak boleh diabaikan. Orang tua tidak boleh merasa nyaman apabila sudah membekali putera-puterinya dengan gadget. Meski menggunakan gadget akan memudahkan komunikasi, orang tua harus tetap memberikan perhatian kepada anak.

“Pendidikan menjadi pemersatu Indonesia untuk merawat kebangsaan. Tetapi anak juga perlu dikasih kesempatan untuk dipeluk orang tuanya, dipantau orang tuanya. Jangan orang tua seolah-olah mampu membelikan anaknya HP itu sudah cukup. Itu artinya sedang memberikan macan karena dia bisa menerkam dirinya sendiri dengan hoax, pornografi, radikalisme, narkoba. Tapi di situ juga bisa mencari ilmu pengetahuan, agama, dan berteman dengan baik,” bebernya.

 

Penulis : Ar, Humas Jateng

Editor : Ul, Diskominfo Jateng


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu