Follow Us :              

Sambangi Pelaku UMKM, Taj Yasin Promosikan Gula Singkong Banjarnegara

  05 May 2021  |   10:00:00  |   dibaca : 2212 
Kategori :
Bagikan :


Sambangi Pelaku UMKM, Taj Yasin Promosikan Gula Singkong Banjarnegara

05 May 2021 | 10:00:00 | dibaca : 2212
Kategori :
Bagikan :

Foto : Bintoro (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Bintoro (Humas Jateng)

BANJARNEGARA - Sebagian besar masyarakat mengenal singkong sebagai bahan dasar aneka makanan ringan maupun kue. Namun, di tangan Johan Irawan, singkong diolah menjadi gula cair yang sehat dan berkualitas.  

Kreatifitas warga Desa Punggelan, Kabupaten Banjarnegara ini, didorong oleh keinginan untuk memanfaatkan komoditas singkong yang melimpah di desanya.  Meskipun sempat mengalami beberapa kali kegagalan pada awal pembuatannya di tahun 2011, namun tidak menyurutkan semangat guru biologi SMK Darunajah itu untuk terus berinovasi.  

"Gula singkong lebih sehat dan mempunyai beberapa kelebihan dibanding gula pasir berbahan tebu. Bahan dan proses  pembuatan gula singkong 100 persen alami, glukosanya rendah dan mudah larut dalam air," kata Johan saat dikunjungi Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen di rumahnya, Rabu (5/5/2021). 

Sembari memperlihatkan proses pembuatan gula singkong kepada Taj Yasin, Johan menjelaskan keunggulan gula singkong dibanding gula tebu. Beberapa kelebihan gula singkong adalah, rasa gula singkong dua kali lebih manis dibanding gula pasir sehingga lebih hemat. Selain itu gula ini juga tidak mengubah rasa asli makanan atau minuman serta lebih mudah larut dalam air. Dan yang pasti, gula singkong lebih sehat karena tidak mengandung bahan pengawet maupun pemutih. Dengan keunggulan itu pemasaran gula singkong produksinya sudah masuk ke berbagai kota di Jawa. 

"Untuk pemasarannya, sekarang sudah sampai Jakarta, Depok, Bogor, juga Solo. Biasanya dipesan oleh industri-industri yogurt dan kue," kata Johan. 

Hingga saat ini, lanjut dia, di Indonesia sudah ada tiga pabrik yang memproduksi gula singkong, yakni Cilegon, Tarakan, dan Surabaya. Sehingga apabila produk UKM gula singkong di Banjarnegara bisa lebih dikembangkan, diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat Punggelan dan sekitarnya.  

Menyimak penjelasan Johan, Taj Yasin memberikan apresiasi bukan hanya pada inovasi produk yang dilakukan, tetapi juga atas keberhasilan Johan yang mampu menembus pasar luar Jawa Tengah, seperti Jakarta, Depok, dan Bogor. Taj Yasin bahkan ikut mempromosikan gula singkong ini di vlog miliknya sebagai pemanis alternatif yang sehat. 

"Saya dikabari bahwa di Banjarnegara ada warga yang memproduksi atau mengelola singkong menjadi gula cair. Kita promosikan barang-barang produksi anak bangsa, termasuk dari Banjarnegara. Insya Allah akan meningkatkan produksinya," katanya. 

"Kemasan botol ini kalau bisa dilengkapi dengan alamat produsen supaya pembeli tahu ini produk Banjarnegara. Promosikan juga lewat media sosial seperti Facebook, Instagram dan lainnya. Kalau tidak punya medsos, pakai medsos putra-putrinya, unggah foto gula singkong ini supaya jangkauan pemasarannya lebih luas," pinta Taj Yasin. 

Taj Yasin menjelaskan, harga gula singkong memang sedikit lebih mahal dari gula pasir berbahan tebu, yakni sekitar Rp45 ribu per satu botol berisi 1 liter gula cair. Kendati harganya lebih tinggi, namun gula singkong lebih sehat. Selain bahan yang digunakan, proses produksinya juga masih alami. 

Taj Yasin senang mengetahui bahwa UKM gula singkong milik Johan ini telah mengantongi Sertifikat Produksi Pangan Industri Rumah Tangga (SPP-PIRT) dan pada pengembangannya usaha ini telah didampingi Dinas Koperasi dan Kanwil Kemenag setempat. 

Tidak ingin tinggal diam, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah melalui dinas terkait juga mengaku siap memfasilitasi pelaku UMKM gula singkong dalam mengurus sertifikat halal dan pengurusan lainnya.


Bagikan :

BANJARNEGARA - Sebagian besar masyarakat mengenal singkong sebagai bahan dasar aneka makanan ringan maupun kue. Namun, di tangan Johan Irawan, singkong diolah menjadi gula cair yang sehat dan berkualitas.  

Kreatifitas warga Desa Punggelan, Kabupaten Banjarnegara ini, didorong oleh keinginan untuk memanfaatkan komoditas singkong yang melimpah di desanya.  Meskipun sempat mengalami beberapa kali kegagalan pada awal pembuatannya di tahun 2011, namun tidak menyurutkan semangat guru biologi SMK Darunajah itu untuk terus berinovasi.  

"Gula singkong lebih sehat dan mempunyai beberapa kelebihan dibanding gula pasir berbahan tebu. Bahan dan proses  pembuatan gula singkong 100 persen alami, glukosanya rendah dan mudah larut dalam air," kata Johan saat dikunjungi Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen di rumahnya, Rabu (5/5/2021). 

Sembari memperlihatkan proses pembuatan gula singkong kepada Taj Yasin, Johan menjelaskan keunggulan gula singkong dibanding gula tebu. Beberapa kelebihan gula singkong adalah, rasa gula singkong dua kali lebih manis dibanding gula pasir sehingga lebih hemat. Selain itu gula ini juga tidak mengubah rasa asli makanan atau minuman serta lebih mudah larut dalam air. Dan yang pasti, gula singkong lebih sehat karena tidak mengandung bahan pengawet maupun pemutih. Dengan keunggulan itu pemasaran gula singkong produksinya sudah masuk ke berbagai kota di Jawa. 

"Untuk pemasarannya, sekarang sudah sampai Jakarta, Depok, Bogor, juga Solo. Biasanya dipesan oleh industri-industri yogurt dan kue," kata Johan. 

Hingga saat ini, lanjut dia, di Indonesia sudah ada tiga pabrik yang memproduksi gula singkong, yakni Cilegon, Tarakan, dan Surabaya. Sehingga apabila produk UKM gula singkong di Banjarnegara bisa lebih dikembangkan, diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat Punggelan dan sekitarnya.  

Menyimak penjelasan Johan, Taj Yasin memberikan apresiasi bukan hanya pada inovasi produk yang dilakukan, tetapi juga atas keberhasilan Johan yang mampu menembus pasar luar Jawa Tengah, seperti Jakarta, Depok, dan Bogor. Taj Yasin bahkan ikut mempromosikan gula singkong ini di vlog miliknya sebagai pemanis alternatif yang sehat. 

"Saya dikabari bahwa di Banjarnegara ada warga yang memproduksi atau mengelola singkong menjadi gula cair. Kita promosikan barang-barang produksi anak bangsa, termasuk dari Banjarnegara. Insya Allah akan meningkatkan produksinya," katanya. 

"Kemasan botol ini kalau bisa dilengkapi dengan alamat produsen supaya pembeli tahu ini produk Banjarnegara. Promosikan juga lewat media sosial seperti Facebook, Instagram dan lainnya. Kalau tidak punya medsos, pakai medsos putra-putrinya, unggah foto gula singkong ini supaya jangkauan pemasarannya lebih luas," pinta Taj Yasin. 

Taj Yasin menjelaskan, harga gula singkong memang sedikit lebih mahal dari gula pasir berbahan tebu, yakni sekitar Rp45 ribu per satu botol berisi 1 liter gula cair. Kendati harganya lebih tinggi, namun gula singkong lebih sehat. Selain bahan yang digunakan, proses produksinya juga masih alami. 

Taj Yasin senang mengetahui bahwa UKM gula singkong milik Johan ini telah mengantongi Sertifikat Produksi Pangan Industri Rumah Tangga (SPP-PIRT) dan pada pengembangannya usaha ini telah didampingi Dinas Koperasi dan Kanwil Kemenag setempat. 

Tidak ingin tinggal diam, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah melalui dinas terkait juga mengaku siap memfasilitasi pelaku UMKM gula singkong dalam mengurus sertifikat halal dan pengurusan lainnya.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu