Follow Us :              

Pemudik Banyumas Dikarantina Karena Laporan Istrinya, Ganjar : Itu Hebat dan Fair

  07 May 2021  |   15:00:00  |   dibaca : 1137 
Kategori :
Bagikan :


Pemudik Banyumas Dikarantina Karena Laporan Istrinya, Ganjar : Itu Hebat dan Fair

07 May 2021 | 15:00:00 | dibaca : 1137
Kategori :
Bagikan :

Foto : Slam (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Slam (Humas Jateng)

BANYUMAS - Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo menyempatkan diri menengok sejumlah pemudik yang menjalani karantina di GOR Satria, Kabupaten Banyumas, Jumat (7/5/2021). Ada kisah unik yang ditemui Ganjar di tempat itu. 

Disana terdapat dua pemudik. Salah satu dari mereka, Wagiman, ternyata justru dilaporkan sendiri oleh istrinya.  

Kisah ini diceritakan Wagiman saat Ganjar mengajak dua pemudik ini ngobrol. Diawali dengan bertanya kesan mereka selama dikarantina, sampai dengan alasan kenapa mereka bisa sampai ke tempat itu. 

"Saya dilaporkan istri pak. Gara-gara istri lapor ketua RT, saya langsung dikarantina," ucap Wagiman. 

Sontak jawaban Wagiman ini membuat Ganjar, dan para pejabat yang ikut mendampinginya tertawa. Bukan candaan belaka, Wagiman mengatakan bahwa ia benar-benar dilaporkan istrinya hingga ia harus tinggal di tempat itu untuk dikarantina. 

"Benar, saya dilaporkan istri. Istri saya yang lapor ke Pak RT bahwa saya datang dari Jakarta. Langsung sampai sini dikarantina, belum ketemu anak istri dikarantina di sini," ucapnya. 

Meski awalnya jengkel, namun setelah mengetahui bahwa sudah menjadi keharusan semua pemudik yang datang ke Banyumas pada tanggal 6-17 Mei harus dikarantina selama lima hari, ia pun akhirnya bisa menyadari. 

"Ya saya menerima, tidak apa-apa lima hari dikarantina di sini. Saya pesan pada saudara-saudara lainnya nggak usah mudik. Kalau ingin keluarga sehat semua, jangan mudik. Mudik juga sengsara, karena akan dikarantina seperti saya," ucapnya. 

Pemudik lain, Rasikun juga mengatakan hal yang sama. Ia rela dikarantina karena memang itu sudah menjadi peraturan bersama. 

"Saya pulang kemarin, tanggal 6. Langsung ada perangkat desa yang mendatangi rumah dan meminta saya dikarantina. Saya ikut saja, karena sudah peraturan mau gimana lagi," ucap Rasikun. 

Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mengatakan, kisah Wagiman justru menjadi kisah yang inspiratif. Sebab, ia dikarantina atas laporan dari istrinya. 

"Jadi dia dilaporkan istrinya ke RT. Istrinya bilang, bahwa suaminya akan mudik dari Jakarta tanggal sekian. Maka saat pulang langsung ketahuan. Partisipasi masyarakat Banyumas hebat sekali dan fair. Kalau masyarakat mendukung seperti ini, ini akan jadi contoh buat semuanya," kata Ganjar. 
Ganjar juga mendukung upaya yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Banyumas yang mengkarantina semua pemudik yang pulang pada tanggal 6-17 Mei. Lima hari lamanya, mereka dikarantina untuk efek jera. 

"Daerah lain tidak semua melakukan seperti ini, tapi beberapa melakukan. Mudah-mudahan semua bisa melakukan, sehingga orang akan mudik jadi mikir, nanti pulang dikarantina ndak jadi lebaran. Maka orang akan memilih tidak pulang dan semuanya jadi aman," pungkasnya.


Bagikan :

BANYUMAS - Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo menyempatkan diri menengok sejumlah pemudik yang menjalani karantina di GOR Satria, Kabupaten Banyumas, Jumat (7/5/2021). Ada kisah unik yang ditemui Ganjar di tempat itu. 

Disana terdapat dua pemudik. Salah satu dari mereka, Wagiman, ternyata justru dilaporkan sendiri oleh istrinya.  

Kisah ini diceritakan Wagiman saat Ganjar mengajak dua pemudik ini ngobrol. Diawali dengan bertanya kesan mereka selama dikarantina, sampai dengan alasan kenapa mereka bisa sampai ke tempat itu. 

"Saya dilaporkan istri pak. Gara-gara istri lapor ketua RT, saya langsung dikarantina," ucap Wagiman. 

Sontak jawaban Wagiman ini membuat Ganjar, dan para pejabat yang ikut mendampinginya tertawa. Bukan candaan belaka, Wagiman mengatakan bahwa ia benar-benar dilaporkan istrinya hingga ia harus tinggal di tempat itu untuk dikarantina. 

"Benar, saya dilaporkan istri. Istri saya yang lapor ke Pak RT bahwa saya datang dari Jakarta. Langsung sampai sini dikarantina, belum ketemu anak istri dikarantina di sini," ucapnya. 

Meski awalnya jengkel, namun setelah mengetahui bahwa sudah menjadi keharusan semua pemudik yang datang ke Banyumas pada tanggal 6-17 Mei harus dikarantina selama lima hari, ia pun akhirnya bisa menyadari. 

"Ya saya menerima, tidak apa-apa lima hari dikarantina di sini. Saya pesan pada saudara-saudara lainnya nggak usah mudik. Kalau ingin keluarga sehat semua, jangan mudik. Mudik juga sengsara, karena akan dikarantina seperti saya," ucapnya. 

Pemudik lain, Rasikun juga mengatakan hal yang sama. Ia rela dikarantina karena memang itu sudah menjadi peraturan bersama. 

"Saya pulang kemarin, tanggal 6. Langsung ada perangkat desa yang mendatangi rumah dan meminta saya dikarantina. Saya ikut saja, karena sudah peraturan mau gimana lagi," ucap Rasikun. 

Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mengatakan, kisah Wagiman justru menjadi kisah yang inspiratif. Sebab, ia dikarantina atas laporan dari istrinya. 

"Jadi dia dilaporkan istrinya ke RT. Istrinya bilang, bahwa suaminya akan mudik dari Jakarta tanggal sekian. Maka saat pulang langsung ketahuan. Partisipasi masyarakat Banyumas hebat sekali dan fair. Kalau masyarakat mendukung seperti ini, ini akan jadi contoh buat semuanya," kata Ganjar. 
Ganjar juga mendukung upaya yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Banyumas yang mengkarantina semua pemudik yang pulang pada tanggal 6-17 Mei. Lima hari lamanya, mereka dikarantina untuk efek jera. 

"Daerah lain tidak semua melakukan seperti ini, tapi beberapa melakukan. Mudah-mudahan semua bisa melakukan, sehingga orang akan mudik jadi mikir, nanti pulang dikarantina ndak jadi lebaran. Maka orang akan memilih tidak pulang dan semuanya jadi aman," pungkasnya.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu