Follow Us :              

Ikuti Peringatan Sumpah Pemuda Ala Milenial , Ganjar : Tidak Perlu Rumit yang Penting Semangat Persatuan

  28 October 2021  |   09:00:00  |   dibaca : 1108 
Kategori :
Bagikan :


Ikuti Peringatan Sumpah Pemuda Ala Milenial , Ganjar : Tidak Perlu Rumit yang Penting Semangat Persatuan

28 October 2021 | 09:00:00 | dibaca : 1108
Kategori :
Bagikan :

Foto : Slam (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Slam (Humas Jateng)

SEMARANG - Seusai memimpin upacara Peringatan Hari Sumpah Pemuda di kantornya, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, beranjak ke Asrama Mahasiswa Aceh Pocut Meurah Intan, Tembalang Kota Semarang, Kamis (28/10) untuk mengikuti acara serupa. Kali ini Gubernur hadir sebagai peserta pada upacara yang diselenggarakan Forum Persaudaraan Antar Etnis Nusantara Jawa Tengah. 

Upacara dimulai dengan kedatangan tiga mahasiswa berpakaian adat ke tengah-tengah lapangan diiringi lagu kebangsaan Indonesia Raya. Mereka membawa sebatang bambu yang diujungnya diikatkan Bendera Merah Putih. Bambu itu kemudian ditancapkan di tanah dan mengundang sikap tubuh sempurna seluruh peserta, menghormat pada Merah Putih berkibar dengan penuh hikmat. 

Usai pengibaran bendera, salah satu mahasiswa bernama Muhammad Zulkifli asal Muna Sulawesi Utara, tampil sebagai pembina upacara memberikan amanat. Dalam amanatnya Zulkifli mengajak peserta menggelorakan kembali semangat persatuan dan kesatuan bangsa. Dia mengajak peserta mengikrarkan kembali Sumpah Pemuda, dan kembali meneguhkan nilai-nilai sumpah itu dalam sebuah ikrar yang mereka sebut Sumpah Pemuda Milenial. 

"Deg-degan sekali rasanya, kapan lagi kita mahasiswa menggelar acara, pesertanya kepala daerah. Tapi kami bangga bisa menggelar acara ini dengan baik," kata Zulkifli ditemui usai upacara. 

Zulkifli yang juga menjabat Ketua Forum Persaudaraan Antar Etnis Nusantara ini mengatakan, Sumpah Pemuda Milenial intinya mengajak anak muda membangun peradaban Indonesia melalui keberagaman etnis. Pemuda-pemudi Indonesia harus berupaya keras untuk melindungi seluruh tumpah darah Indonesia. 

"Anak muda harus bisa memahami kearifan lokal, karena kita tahu Pancasila itu lahir dari kearifan lokal kebudayaan Indonesia. Namun Pancasila sekarang sifatnya lebih abstrak, kami ingin membuatnya nyata," jelasnya. 

Pancasila, UUD 1945 dan Sumpah Pemuda menurut Zulkifli adalah dasar. Namun itu perlu diperkuat, karena saat itu tujuannya hanya untuk mengantarkan Indonesia ke pintu gerbang kemerdekaan. 

"Sekarang, kita anak muda harus bisa mengantarkan Indonesia ke puncak peradaban, seperti yang dicita-citakan pendahulu kita. Proses eksekusinya seperti apa, tentu ini yang menjadi tantangan zaman sekarang," pungkasnya. 

Gubernur Ganjar mengaku sangat bangga  bisa menghadiri upacara Sumpah Pemuda yang digelar forum persaudaraan antar etnis nusantara itu. Dirinya langsung menerima begitu tawaran itu datang. 

"Saya senang dan merasa bangga bisa hadir di sini. Apalagi, mereka juga upacara dengan pakaian adat dari masing-masing daerah. Ternyata baju adat kita dahsyat, teknologi pembuatannya juga tinggi," jelasnya. 

Lebih terkesan lagi, lanjut Gubernur, mereka juga telah merumuskan sumpah dan janji baru sebagai pemuda-pemudi masa kini. Sumpah dan janji itu dibuat untuk melengkapi tantangan berikutnya dari pemuda era sekarang. 

Terkait pelaksanaan peringatan yang sederhana itu, Gubernur justru memberi apresiasi tinggi. Menurutnya gelaran upacara itu menjadi terasa unik dan menarik tetapi tepat mengenai tujuannya. 

"Tidak harus yang rumit-rumit, yang penting substansinya mereka dapat. Mereka bisa saling ketemu, saling kenal dan ngobrol bareng. Mereka senang, dan yang paling penting adalah mereka semua menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan," pungkasnya.


Bagikan :

SEMARANG - Seusai memimpin upacara Peringatan Hari Sumpah Pemuda di kantornya, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, beranjak ke Asrama Mahasiswa Aceh Pocut Meurah Intan, Tembalang Kota Semarang, Kamis (28/10) untuk mengikuti acara serupa. Kali ini Gubernur hadir sebagai peserta pada upacara yang diselenggarakan Forum Persaudaraan Antar Etnis Nusantara Jawa Tengah. 

Upacara dimulai dengan kedatangan tiga mahasiswa berpakaian adat ke tengah-tengah lapangan diiringi lagu kebangsaan Indonesia Raya. Mereka membawa sebatang bambu yang diujungnya diikatkan Bendera Merah Putih. Bambu itu kemudian ditancapkan di tanah dan mengundang sikap tubuh sempurna seluruh peserta, menghormat pada Merah Putih berkibar dengan penuh hikmat. 

Usai pengibaran bendera, salah satu mahasiswa bernama Muhammad Zulkifli asal Muna Sulawesi Utara, tampil sebagai pembina upacara memberikan amanat. Dalam amanatnya Zulkifli mengajak peserta menggelorakan kembali semangat persatuan dan kesatuan bangsa. Dia mengajak peserta mengikrarkan kembali Sumpah Pemuda, dan kembali meneguhkan nilai-nilai sumpah itu dalam sebuah ikrar yang mereka sebut Sumpah Pemuda Milenial. 

"Deg-degan sekali rasanya, kapan lagi kita mahasiswa menggelar acara, pesertanya kepala daerah. Tapi kami bangga bisa menggelar acara ini dengan baik," kata Zulkifli ditemui usai upacara. 

Zulkifli yang juga menjabat Ketua Forum Persaudaraan Antar Etnis Nusantara ini mengatakan, Sumpah Pemuda Milenial intinya mengajak anak muda membangun peradaban Indonesia melalui keberagaman etnis. Pemuda-pemudi Indonesia harus berupaya keras untuk melindungi seluruh tumpah darah Indonesia. 

"Anak muda harus bisa memahami kearifan lokal, karena kita tahu Pancasila itu lahir dari kearifan lokal kebudayaan Indonesia. Namun Pancasila sekarang sifatnya lebih abstrak, kami ingin membuatnya nyata," jelasnya. 

Pancasila, UUD 1945 dan Sumpah Pemuda menurut Zulkifli adalah dasar. Namun itu perlu diperkuat, karena saat itu tujuannya hanya untuk mengantarkan Indonesia ke pintu gerbang kemerdekaan. 

"Sekarang, kita anak muda harus bisa mengantarkan Indonesia ke puncak peradaban, seperti yang dicita-citakan pendahulu kita. Proses eksekusinya seperti apa, tentu ini yang menjadi tantangan zaman sekarang," pungkasnya. 

Gubernur Ganjar mengaku sangat bangga  bisa menghadiri upacara Sumpah Pemuda yang digelar forum persaudaraan antar etnis nusantara itu. Dirinya langsung menerima begitu tawaran itu datang. 

"Saya senang dan merasa bangga bisa hadir di sini. Apalagi, mereka juga upacara dengan pakaian adat dari masing-masing daerah. Ternyata baju adat kita dahsyat, teknologi pembuatannya juga tinggi," jelasnya. 

Lebih terkesan lagi, lanjut Gubernur, mereka juga telah merumuskan sumpah dan janji baru sebagai pemuda-pemudi masa kini. Sumpah dan janji itu dibuat untuk melengkapi tantangan berikutnya dari pemuda era sekarang. 

Terkait pelaksanaan peringatan yang sederhana itu, Gubernur justru memberi apresiasi tinggi. Menurutnya gelaran upacara itu menjadi terasa unik dan menarik tetapi tepat mengenai tujuannya. 

"Tidak harus yang rumit-rumit, yang penting substansinya mereka dapat. Mereka bisa saling ketemu, saling kenal dan ngobrol bareng. Mereka senang, dan yang paling penting adalah mereka semua menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan," pungkasnya.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu