Foto : (Humas Jateng)
Foto : (Humas Jateng)
Semarang – Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Jawa Tengah mulai melek
teknologi. Tidak sedikit di antara mereka yang memanfaatkan teknologi untuk memasarkan
produknya, di samping penjualan manual yang selama ini mereka jalani.
Hal tersebut tampak saat acara Gayeng Bareng Gubernur Jateng yang dibawakan langsung oleh
Gubernur H Ganjar Pranowo SH MIP di Studio TVRI Jateng, Senin (10/4) sore. Dalam acara itu
hadir para pelaku UMKM yang sudah memanfaatkan e-commerce sebagai sarana berjualan
mereka.
Dicky Irawan pengusaha UMKM yang bergerak di bidang pengelolaan susu segar dengan varian
rasa mencapai 80 macam ini lebih memilih e-commerce sebagai basis penjualannya karena lebih
mudah, murah dan jangkauannya cukup luas.
Namun dia mengaku dalam memasarkan produk olahan susunya masih terkendala dengan
perizinan BPOM karena untuk memenuhi infrastruktur pengelolaan yang disyaratkan oleh
BPOM sangat mahal. Sebab, persyaratan infrastruktur pengelolaan masih menggunakan standar
industri susu skala besar. Sehingga pelaku UMKM kesulitan memenuhi persyaratan tersebut.
Karenanya, dia meminta agar perizinan tersebut dapat dipisahkan antara industri besar dengan
industri kecil.
“Infrastruktur yang harus saya punya, mulai dari standar tempat sampai instalasi pengelolaan
limbah sangat mahal. Kemarin kami sudah minta untuk diskalakan yang kecil jadi tiidak
disamakan dengan industri susu yang besar,” katanya.
Selain Dicky, ada juga pelaku UMKM penyandang disabilitas yang mengembangkan hobinya
untuk menjadi mata pencaharian. Salah satunya, Rini yang bergerak dibidang handycraft
berbahan baku limbah bungkus plastik kopi. Dengan keterampilan dan kreativitasnya dia bisa
menjadi limbah bungkus plastik kopi yang tidak bernilai menjadi dompet ataupun tas yang
bernilai jual tinggi.
“Produknya saya jual seharga Rp 200 ribu. Saya jual secara manual dan online dibantu oleh
mahasiswa,” katanya.
Banyaknya manfaat dari e-commerce tersebut yang mendasari dibuatnya program Cyber UMKM
dan Sadewa Mart. Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Jawa Tengah Ema Rachmawati
mengatakan Sadewa Mart merupakan gerakan UMKM Jawa Tengah untuk dapat naik kelas
berbasis digital. Diharapkan seluruh UMKM yang ada d Jawa Tengah dapat memanfaatkan
Cyber UMKM. Nantinya mereka juga bisa mendapat pendampingan-pendampingan berupa
pelatihan, permodalan, hingga accounting digital dari perbankan hingga perguruan tinggi.
Mereka juga akan mendapat layanan-layanan yang dibutuhkan seperti bantuan bahan baku
hingga ISO dan sertifikasi halal.
“Setelah UMKM mendaftar pertama levelnya adalah regular. Kemudian mereka akan mendapat
pendampingan-pendampingan hingga akhirnya akan naik kelas menjadi juara, bisa mendapatkan
ISO dan sertifikasi halal,” katanya.
Gubernur Ganjar berharap melalui Cyber UMKM dan Sadewa Mart itu akan memberikan wadah
bagi para pelaku UMKM agar mereka lebih bisa berusaha dan mereka juga akan mendapat
fasilitas-fasilitas usaha mulai dari peningkatan market hingga akses permodalan.
“Kita akan bantu fasilitasi usaha itu agar market-nya bisa masuk, mungkin skala usaha juga bisa
meningkat dan akses permodalannya nanti juga bisa,” tutupnya.
Semarang – Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Jawa Tengah mulai melek
teknologi. Tidak sedikit di antara mereka yang memanfaatkan teknologi untuk memasarkan
produknya, di samping penjualan manual yang selama ini mereka jalani.
Hal tersebut tampak saat acara Gayeng Bareng Gubernur Jateng yang dibawakan langsung oleh
Gubernur H Ganjar Pranowo SH MIP di Studio TVRI Jateng, Senin (10/4) sore. Dalam acara itu
hadir para pelaku UMKM yang sudah memanfaatkan e-commerce sebagai sarana berjualan
mereka.
Dicky Irawan pengusaha UMKM yang bergerak di bidang pengelolaan susu segar dengan varian
rasa mencapai 80 macam ini lebih memilih e-commerce sebagai basis penjualannya karena lebih
mudah, murah dan jangkauannya cukup luas.
Namun dia mengaku dalam memasarkan produk olahan susunya masih terkendala dengan
perizinan BPOM karena untuk memenuhi infrastruktur pengelolaan yang disyaratkan oleh
BPOM sangat mahal. Sebab, persyaratan infrastruktur pengelolaan masih menggunakan standar
industri susu skala besar. Sehingga pelaku UMKM kesulitan memenuhi persyaratan tersebut.
Karenanya, dia meminta agar perizinan tersebut dapat dipisahkan antara industri besar dengan
industri kecil.
“Infrastruktur yang harus saya punya, mulai dari standar tempat sampai instalasi pengelolaan
limbah sangat mahal. Kemarin kami sudah minta untuk diskalakan yang kecil jadi tiidak
disamakan dengan industri susu yang besar,” katanya.
Selain Dicky, ada juga pelaku UMKM penyandang disabilitas yang mengembangkan hobinya
untuk menjadi mata pencaharian. Salah satunya, Rini yang bergerak dibidang handycraft
berbahan baku limbah bungkus plastik kopi. Dengan keterampilan dan kreativitasnya dia bisa
menjadi limbah bungkus plastik kopi yang tidak bernilai menjadi dompet ataupun tas yang
bernilai jual tinggi.
“Produknya saya jual seharga Rp 200 ribu. Saya jual secara manual dan online dibantu oleh
mahasiswa,” katanya.
Banyaknya manfaat dari e-commerce tersebut yang mendasari dibuatnya program Cyber UMKM
dan Sadewa Mart. Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Jawa Tengah Ema Rachmawati
mengatakan Sadewa Mart merupakan gerakan UMKM Jawa Tengah untuk dapat naik kelas
berbasis digital. Diharapkan seluruh UMKM yang ada d Jawa Tengah dapat memanfaatkan
Cyber UMKM. Nantinya mereka juga bisa mendapat pendampingan-pendampingan berupa
pelatihan, permodalan, hingga accounting digital dari perbankan hingga perguruan tinggi.
Mereka juga akan mendapat layanan-layanan yang dibutuhkan seperti bantuan bahan baku
hingga ISO dan sertifikasi halal.
“Setelah UMKM mendaftar pertama levelnya adalah regular. Kemudian mereka akan mendapat
pendampingan-pendampingan hingga akhirnya akan naik kelas menjadi juara, bisa mendapatkan
ISO dan sertifikasi halal,” katanya.
Gubernur Ganjar berharap melalui Cyber UMKM dan Sadewa Mart itu akan memberikan wadah
bagi para pelaku UMKM agar mereka lebih bisa berusaha dan mereka juga akan mendapat
fasilitas-fasilitas usaha mulai dari peningkatan market hingga akses permodalan.
“Kita akan bantu fasilitasi usaha itu agar market-nya bisa masuk, mungkin skala usaha juga bisa
meningkat dan akses permodalannya nanti juga bisa,” tutupnya.
Berita Terbaru