Follow Us :              

Gotong Royong Dukung Wisata Ramah Alam

  12 April 2017  |   10:00:00  |   dibaca : 725 
Kategori :
Bagikan :


Gotong Royong Dukung Wisata Ramah Alam

12 April 2017 | 10:00:00 | dibaca : 725
Kategori :
Bagikan :

Foto : (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : (Humas Jateng)

Wonosobo – Jalan menanjak, sempit, dan berliku, pepohonan rimbun, serta udara sejuk

menyambut ketika Ketua TP PKK Provinsi Jawa Tengah Hj Atikoh Ganjar Pranowo tiba di Desa

Wisata Karangsari, Kecamatan Sapuran, Rabu (12/4). Keasrian desa wisata yang terkenal dengan

keindahan Curug Drimasnya itu seketika membuat Atikoh jatuh hati.

“Ini pertama kali kesempatan saya mengunjungi desa ini. Nuansanya luar biasa. Begitu masuk

langsung hijaunya sudah terlihat. Udaranya segar. Ini juga bisa mengikis energi negatif yang

selama ini mengendap di paru-paru saya karena polusi kendaraan atau aktivitas lainnya,” puji

Atikoh ketika menjadi pembina Upacara Gotong Royong Bakti Alam Kartini Muda Jawa Tengah

di Lapangan Desa Wisata Karangsari.

Istri orang nomor satu di Jawa Tengah itu juga mengapresiasi semangat gotong royong

masyarakat Wonosobo dalam menjaga kelestarian lingkungannya. Salah satunya melalui gerakan

masyarakat menanam sekitar 21 ribu bibit pohon sengon, durian, dan lainnya yang dilakukan

bersama Forum Komunikasi Praktisi Lingkungan Hidup Indonesia (Prestalindo) baru-baru ini.

Menurutnya, upaya konkret warga yang gemar menanam dan memelihara tumbuhan di

sekitarnya mampu menghambat pemanasan global serta mendukung konsep pariwisata yang

ramah alam.

“Saya berterima kasih sekali karena gotong royong di Wonosobo masih sangat kental. Kita

melihat ini sebagai isu strategis karena fenomena alam sekarang ada pemanasan global (global

warming). Di mana-mana suhunya tinggi sekali. (Upaya reboisasi) ini mendukung konsep

pariwisata sekarang, back to nature atau kembali ke alam,” tambahnya.

Ibu satu putera itu berharap, masyarakat khususnya para ibu dapat mengoptimalkan pekarangan

rumah mereka untuk menanam bibit cabai dan sayur lainnya. Sehingga keluarga dapat lebih

berhemat, namun tetap tercukupi gizinya.

“Optimalisasi lahan walaupun cuma sedikit, cuma sejengkal, karena di perkotaan lahannya

terbatas, itu bisa kita tanam cabai dan sayur-sayuran. Kalau di Wonosobo space-nya masih luas,

jadi bisa diintegrasikan dengan tanaman lain. Lewat pemanfaatan pekarangan kita, kecukupan

gizi keluarga itu terjamin ” pesannya.


Bagikan :

Wonosobo – Jalan menanjak, sempit, dan berliku, pepohonan rimbun, serta udara sejuk

menyambut ketika Ketua TP PKK Provinsi Jawa Tengah Hj Atikoh Ganjar Pranowo tiba di Desa

Wisata Karangsari, Kecamatan Sapuran, Rabu (12/4). Keasrian desa wisata yang terkenal dengan

keindahan Curug Drimasnya itu seketika membuat Atikoh jatuh hati.

“Ini pertama kali kesempatan saya mengunjungi desa ini. Nuansanya luar biasa. Begitu masuk

langsung hijaunya sudah terlihat. Udaranya segar. Ini juga bisa mengikis energi negatif yang

selama ini mengendap di paru-paru saya karena polusi kendaraan atau aktivitas lainnya,” puji

Atikoh ketika menjadi pembina Upacara Gotong Royong Bakti Alam Kartini Muda Jawa Tengah

di Lapangan Desa Wisata Karangsari.

Istri orang nomor satu di Jawa Tengah itu juga mengapresiasi semangat gotong royong

masyarakat Wonosobo dalam menjaga kelestarian lingkungannya. Salah satunya melalui gerakan

masyarakat menanam sekitar 21 ribu bibit pohon sengon, durian, dan lainnya yang dilakukan

bersama Forum Komunikasi Praktisi Lingkungan Hidup Indonesia (Prestalindo) baru-baru ini.

Menurutnya, upaya konkret warga yang gemar menanam dan memelihara tumbuhan di

sekitarnya mampu menghambat pemanasan global serta mendukung konsep pariwisata yang

ramah alam.

“Saya berterima kasih sekali karena gotong royong di Wonosobo masih sangat kental. Kita

melihat ini sebagai isu strategis karena fenomena alam sekarang ada pemanasan global (global

warming). Di mana-mana suhunya tinggi sekali. (Upaya reboisasi) ini mendukung konsep

pariwisata sekarang, back to nature atau kembali ke alam,” tambahnya.

Ibu satu putera itu berharap, masyarakat khususnya para ibu dapat mengoptimalkan pekarangan

rumah mereka untuk menanam bibit cabai dan sayur lainnya. Sehingga keluarga dapat lebih

berhemat, namun tetap tercukupi gizinya.

“Optimalisasi lahan walaupun cuma sedikit, cuma sejengkal, karena di perkotaan lahannya

terbatas, itu bisa kita tanam cabai dan sayur-sayuran. Kalau di Wonosobo space-nya masih luas,

jadi bisa diintegrasikan dengan tanaman lain. Lewat pemanfaatan pekarangan kita, kecukupan

gizi keluarga itu terjamin ” pesannya.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu