REMBANG - Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen mengapresiasi masyarakat, komunitas, serta para pegiat ekonomi kreatif yang turut mendorong peningkatan ekonomi dan kemandirian warga. Salah satunya, penyelenggaraan Pasar Ramadan Sekarsari yang menyediakan sarana berwisata kuliner di Kabupaten Rembang. 

"Terima kasih kepada teman-teman pegiat ekonomi kreatif dan masyarakat Sekarsari Kecamatan Sumber, Kabupaten Rembang, yang mendorong masyarakat untuk mandiri dan memiliki etos kerja, menciptakan lahan untuk kawasan perdagangan, sehingga mereka bisa berjualan bersama-sama," ucap Taj Yasin, usai mengunjungi Pasar Ramadan, Rabu (13/04/2022). 

Keberadaan pasar aneka takjil dan menu makanan tersebut, diharapkan dapat mengundang masyarakat sekitarnya untuk berbelanja aneka kudapan sambil menunggu waktu berbuka puasa. Menurutnya Pasar Ramadan yang digagas Komite Ekonomi Kreatif bersama Komunitas Kreatif Rukun Mandiri Squad (KMRS) ini, juga dapat menjadi sarana berwisata kuliner bagi masyarakat. 

"Pasar ini bisa sebagai media berwisata, bertemu dengan berbagai komunitas, berkumpul dan ngobrol bareng. Nanti ini bisa didorong untuk dikembangkan menjadi salah satu destinasi wisata di Rembang," harapnya. 

Taj Yasin menjelaskan, Desa Sekarsari merupakan salah satu desa dampingan dari Biro Administrasi Pengadaan Barang Jasa Provinsi Jawa Tengah yang digerakkan melalui program "Satu OPD Satu Desa Dampingan". Lewat program ini, pemerintah tidak hanya memberikan stimulus, tetapi juga mendorong masyarakat agar mampu berkreasi menciptakan usaha bersama. 

Selain Desa Sekarsari, program Satu OPD Satu Desa di desa-desa miskin lainnya juga melibatkan berbagai komunitas dalam pelaksanaannya, termasuk Komite Ekonomi Kreatif. Sehingga berbagai potensi yang ada di desa-desa tersebut dapat digali bersama-sama untuk meningkatkan ekonomi masyarakat, seperti yang disampaikan Ahdiat Galih, salah seorang pegiat Komunitas Kreatif Rukun Mandiri Squad (KRMS). 

"Pasar ini merupakan semangat dari teman-teman KRMS untuk meningkatkan ekonomi masyarakat. Ini juga untuk menjawab keinginan masyarakat yang ingin punya pasar (Ramadan)," kata Galih 

Pasar yang berlokasi di tengah pemukiman warga itu, tidak hanya menyediakan aneka makanan ringan dan minuman buatan warga, seperti aneka olahan pisang, es dawet, es buah dan sebagainya, tetapi juga menampilkan hiburan seperti tarian sufi, musik, serta beragam hiburan lain. 

"Pasar sudah berjalan beberapa hari, hasilnya cukup bagus dan bisa menambah pendapatan warga. Bahkan perputaran uang di pasar ini Rp 4-5 juta per hari," jelasnya. 

Sekitar 20 pedagang yang setiap sore atau sekitar pukul 16.00 mulai menjajakan daganganya di lapak-lapak yang dihias dengan berbagai ornamen unik. Seperti lumpang kayu kuno, alat pembajak sawah kayu, serta berbagai properti tradisional  lainnya.