Follow Us :              

Bertemu Ratusan Siswa SMK N 7 Semarang, Sekda : “Jaga Pergaulan”

  14 July 2022  |   08:00:00  |   dibaca : 1021 
Kategori :
Bagikan :


Bertemu Ratusan Siswa SMK N 7 Semarang, Sekda : “Jaga Pergaulan”

14 July 2022 | 08:00:00 | dibaca : 1021
Kategori :
Bagikan :

Foto : Handy (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Handy (Humas Jateng)

SEMARANG - Kesempatan bertemu dengan ratusan siswa SMK N 7 Semarang yang tengah menjalani Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS), Kamis (14/07/2022), dimanfaatkan Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah (Sekda Jateng) untuk mengkampanyekan program JoKawin Bocah (Jangan menikah di usia anak).  Di hadapan siswa, Sekda mengatakan banyak kasus rekan seusia mereka yang terpaksa menikah karena hamil di luar nikah. 

“Jadi kawin bocah itu karena sudah terpaksa. Jadi posisinya kawin bocah itu lebih banyak karena dipaksa kondisi, akibat pergaulan, akibat pertemanan,” ungkapnya di Aula SMK N 7 Semarang. 

Guna mencegah hal itu Sekda mengingatkan para siswa agar menjaga masalah pergaulan agar tidak sampai  terjebak pada pergaulan bebas. Selain melanggar norma agama, hal itu juga merusak diri-sendiri. Pihaknya menandaskan, masa sekolah adalah masa-masa mengembangkan diri. 

“Yang harus diantisipasi adalah bagaimana menjaga pergaulan, pertemanan adik-adik semua, supaya tidak terjerumus ke tadi (pernikahan usia anak),” pesannya. 

Banyak risiko yang ditimbulkan dari pernikahan dini. Selain organ reproduksinya belum siap untuk melahirkan, mental mereka juga belum siap mengurus anak. Maka ini berdampak buruk bagi kesehatan keduanya. Belum lagi dampak lainnya, seperti kehilangan kesempatan mendapat pendidikan yang lebih baik, dan rentan dihadapkan pada masalah ekonomi. 

Di samping menyampaikan kampanye JoKawin Bocah, Sekda juga menyinggung soal perkelahian antarpelajar yang biasanya dilakukan anak-anak SMK. Pada mereka Sekda berharap agar mereka tidak mudah terpancing melakukan perkelahian antar sekolah. 

‘‘Tujuannya apa kira-kira kalau anak-anak itu berkelahi? Paling tinggi itu hanya mempertahankan harga diri. Seberapa sih harganya dirinya itu? Karena apa? Orang itu mempertahankan harga diri itu bisa diwujudkan dengan mengalah. Dengan mengalah itu orang akan jauh lebih menghargai daripada orang yang brangasan (beringas) untuk melawan,” urai dia. 

Kenakalan remaja bisa ikut ditekan dengan peran aktif kepala sekolah dan para guru. Mereka diminta terus aktif mengingatkan para siswanya agar tidak melakukan tindakan-tindakan negatif. 

Para siswa perlu diingatkan, untuk disebut hebat tidak perlu mempertaruhkan nyawa. Akan lebih baik jika kata hebat didapatkan dengan prestasi nyata.


Bagikan :

SEMARANG - Kesempatan bertemu dengan ratusan siswa SMK N 7 Semarang yang tengah menjalani Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS), Kamis (14/07/2022), dimanfaatkan Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah (Sekda Jateng) untuk mengkampanyekan program JoKawin Bocah (Jangan menikah di usia anak).  Di hadapan siswa, Sekda mengatakan banyak kasus rekan seusia mereka yang terpaksa menikah karena hamil di luar nikah. 

“Jadi kawin bocah itu karena sudah terpaksa. Jadi posisinya kawin bocah itu lebih banyak karena dipaksa kondisi, akibat pergaulan, akibat pertemanan,” ungkapnya di Aula SMK N 7 Semarang. 

Guna mencegah hal itu Sekda mengingatkan para siswa agar menjaga masalah pergaulan agar tidak sampai  terjebak pada pergaulan bebas. Selain melanggar norma agama, hal itu juga merusak diri-sendiri. Pihaknya menandaskan, masa sekolah adalah masa-masa mengembangkan diri. 

“Yang harus diantisipasi adalah bagaimana menjaga pergaulan, pertemanan adik-adik semua, supaya tidak terjerumus ke tadi (pernikahan usia anak),” pesannya. 

Banyak risiko yang ditimbulkan dari pernikahan dini. Selain organ reproduksinya belum siap untuk melahirkan, mental mereka juga belum siap mengurus anak. Maka ini berdampak buruk bagi kesehatan keduanya. Belum lagi dampak lainnya, seperti kehilangan kesempatan mendapat pendidikan yang lebih baik, dan rentan dihadapkan pada masalah ekonomi. 

Di samping menyampaikan kampanye JoKawin Bocah, Sekda juga menyinggung soal perkelahian antarpelajar yang biasanya dilakukan anak-anak SMK. Pada mereka Sekda berharap agar mereka tidak mudah terpancing melakukan perkelahian antar sekolah. 

‘‘Tujuannya apa kira-kira kalau anak-anak itu berkelahi? Paling tinggi itu hanya mempertahankan harga diri. Seberapa sih harganya dirinya itu? Karena apa? Orang itu mempertahankan harga diri itu bisa diwujudkan dengan mengalah. Dengan mengalah itu orang akan jauh lebih menghargai daripada orang yang brangasan (beringas) untuk melawan,” urai dia. 

Kenakalan remaja bisa ikut ditekan dengan peran aktif kepala sekolah dan para guru. Mereka diminta terus aktif mengingatkan para siswanya agar tidak melakukan tindakan-tindakan negatif. 

Para siswa perlu diingatkan, untuk disebut hebat tidak perlu mempertaruhkan nyawa. Akan lebih baik jika kata hebat didapatkan dengan prestasi nyata.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu