Follow Us :              

Belajar Moderasi Beragama, Pemuda lintas agama ASEAN Temui Gubernur Jateng

  10 August 2022  |   10:00:00  |   dibaca : 551 
Kategori :
Bagikan :


Belajar Moderasi Beragama, Pemuda lintas agama ASEAN Temui Gubernur Jateng

10 August 2022 | 10:00:00 | dibaca : 551
Kategori :
Bagikan :

Foto : Vivi (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Vivi (Humas Jateng)

SEMARANG - Gubernur Jawa Tengah (Jateng), Ganjar Pranowo mendorong anak muda terlibat aktif dalam kemajemukan dan perdamaian dunia khususnya di ASEAN. Gubernur berharap, mereka bisa mewujudkan moderasi beragama antarbangsa. Hal itu disampaikan usai menerima delegasi ASEAN Youth Interfaith Camp (AYIC) di Gradhika Bhakti Praja, Rabu (10/8). Pada kegiatan itu, hadir delegasi dari Vietnam, Kamboja, Filipina dan Singapura. 

Puluhan peserta dari pemuda lintas agama ini, merupakan contoh anak muda yang mempunyai pemikiran positif. “Mereka ingin mendorong atau membikin program di mana anak-anak menjadi sangat moderat dan toleran. Sehingga pertanyaan-pertanyaan yang muncul juga bagaimana membangun toleransi itu,” ujarnya. 

AYIC merupakan implementasi ASEAN Declaration on Culture of Prevention for a Peaceful, Inclusive, Resilient, Healthy and Harmonious Society yang diinisiasi oleh Indonesia dan menjadi kegiatan tahunan ASEAN. 

Pada pertemuan itu, Gubernur dan para delegasi berdiskusi tentang bagaimana menghadapi tantangan perubahan serta situasi dunia yang terus dan terjadi begitu cepat. “Saya ceritakan ketika dunia tidak baik, karena ini anak-anak saya bilang 'bilang sama bapak ibumu, suruh ambil keputusan agar jangan perang'. Mari kita bekerjasama berkolaborasi untuk kebaikan semua,” katanya. 

Di Jateng banyak sekali contoh pelaksanaan serta gerakan moderasi dan toleransi beragama. Salah satunya di Kecamatan Kaloran, Temanggung. Gubernur menyarankan mereka untuk mencoba kegiatan live in.  “Bagaimana satu desa dengan sangat keberagaman agama mereka bisa sangat rukun atau pengalaman FKUB Banyumas yang keren banget sampai pendampingan ekonomi begitu dan bisa dilakukan,” tuturnya. 

Gubernur mengatakan, kegiatan ini modal bagus para pemuda untuk jadi masa depan bangsanya masing-masing. Dia mengaku senang dengan antusiasme para pemuda yang terlihat dari pertanyaan-pertanyaan yang muncul tentang cara menjaga perbedaan. 

“Saya senang dan bangga karena anak-anak muda kita juga berpikir positif, masa depan yang memang tidak gampang untuk mereka hadapi. Tapi mereka berikhtiar dengan mencoba melihat dan berkomunikasi dengan kawan-kawan se ASEAN,” katanya. 

Gubernur berharap, para delegasi AYIC 2022 ini mendapatkan ilmu tambahan yang bisa dimanfaatkan dalam event tersebut. “Mudah-mudahan banyak pelajaran yang mereka terima sehingga mereka bisa mendapatkan apa yang diinginkan. Pemerintah provinsi dengan senang hati bisa meng-guide (bimbing) agar mereka bisa mendapatkan informasi yang diinginkan. Kerenlah anak-anak ini,” tandasnya. 

Salah satu peserta AYIC, Novelin Silalahi dari Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) asal Lampung mengatakan, Jateng merupakan provinsi yang memberi contoh baik dalam persoalan anak dan perempuan. “Bagi saya Jateng salah satu percontohan yang baik, karena untuk tingkat penanganan persoalan perempuan dan anak dan banyak prestasi yang didapat,” katanya. 

Novelin senang mendapat kesempatan bertemu dan berdiskusi langsung dengan Gubernur. “Pak ganjar salah satu pemimpin yang humble dan bisa berbicara dengan berbagai kalangan anak muda,” katanya.


Bagikan :

SEMARANG - Gubernur Jawa Tengah (Jateng), Ganjar Pranowo mendorong anak muda terlibat aktif dalam kemajemukan dan perdamaian dunia khususnya di ASEAN. Gubernur berharap, mereka bisa mewujudkan moderasi beragama antarbangsa. Hal itu disampaikan usai menerima delegasi ASEAN Youth Interfaith Camp (AYIC) di Gradhika Bhakti Praja, Rabu (10/8). Pada kegiatan itu, hadir delegasi dari Vietnam, Kamboja, Filipina dan Singapura. 

Puluhan peserta dari pemuda lintas agama ini, merupakan contoh anak muda yang mempunyai pemikiran positif. “Mereka ingin mendorong atau membikin program di mana anak-anak menjadi sangat moderat dan toleran. Sehingga pertanyaan-pertanyaan yang muncul juga bagaimana membangun toleransi itu,” ujarnya. 

AYIC merupakan implementasi ASEAN Declaration on Culture of Prevention for a Peaceful, Inclusive, Resilient, Healthy and Harmonious Society yang diinisiasi oleh Indonesia dan menjadi kegiatan tahunan ASEAN. 

Pada pertemuan itu, Gubernur dan para delegasi berdiskusi tentang bagaimana menghadapi tantangan perubahan serta situasi dunia yang terus dan terjadi begitu cepat. “Saya ceritakan ketika dunia tidak baik, karena ini anak-anak saya bilang 'bilang sama bapak ibumu, suruh ambil keputusan agar jangan perang'. Mari kita bekerjasama berkolaborasi untuk kebaikan semua,” katanya. 

Di Jateng banyak sekali contoh pelaksanaan serta gerakan moderasi dan toleransi beragama. Salah satunya di Kecamatan Kaloran, Temanggung. Gubernur menyarankan mereka untuk mencoba kegiatan live in.  “Bagaimana satu desa dengan sangat keberagaman agama mereka bisa sangat rukun atau pengalaman FKUB Banyumas yang keren banget sampai pendampingan ekonomi begitu dan bisa dilakukan,” tuturnya. 

Gubernur mengatakan, kegiatan ini modal bagus para pemuda untuk jadi masa depan bangsanya masing-masing. Dia mengaku senang dengan antusiasme para pemuda yang terlihat dari pertanyaan-pertanyaan yang muncul tentang cara menjaga perbedaan. 

“Saya senang dan bangga karena anak-anak muda kita juga berpikir positif, masa depan yang memang tidak gampang untuk mereka hadapi. Tapi mereka berikhtiar dengan mencoba melihat dan berkomunikasi dengan kawan-kawan se ASEAN,” katanya. 

Gubernur berharap, para delegasi AYIC 2022 ini mendapatkan ilmu tambahan yang bisa dimanfaatkan dalam event tersebut. “Mudah-mudahan banyak pelajaran yang mereka terima sehingga mereka bisa mendapatkan apa yang diinginkan. Pemerintah provinsi dengan senang hati bisa meng-guide (bimbing) agar mereka bisa mendapatkan informasi yang diinginkan. Kerenlah anak-anak ini,” tandasnya. 

Salah satu peserta AYIC, Novelin Silalahi dari Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) asal Lampung mengatakan, Jateng merupakan provinsi yang memberi contoh baik dalam persoalan anak dan perempuan. “Bagi saya Jateng salah satu percontohan yang baik, karena untuk tingkat penanganan persoalan perempuan dan anak dan banyak prestasi yang didapat,” katanya. 

Novelin senang mendapat kesempatan bertemu dan berdiskusi langsung dengan Gubernur. “Pak ganjar salah satu pemimpin yang humble dan bisa berbicara dengan berbagai kalangan anak muda,” katanya.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu