Follow Us :              

“Yes, Aku Berhasil…”

  27 October 2017  |   09:30:00  |   dibaca : 810 
Kategori :
Bagikan :


“Yes, Aku Berhasil…”

27 October 2017 | 09:30:00 | dibaca : 810
Kategori :
Bagikan :

Foto : (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : (Humas Jateng)

Semarang – Kekhawatiran sempat melanda Mieke, pegawai Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata Provinsi Jawa Tengah ketika hendak menjalani tes IVA sebagai deteksi dini terhadap kanker serviks, dan tes sadanis (periksa payudara klinis) di gedung Dharma Wanita Provinsi Jawa Tengah, Jumat (27/10). Saking groginya, dia sempat meminta agar antreannya dilewati.

“Aku di-skip aja dulu deh. Aku grogi nih,” ujarnya kepada petugas pendaftaran

Petugas pun menenangkan Mieke dan menjamin pemeriksaan yang akan dijalani tidak sakit hingga akhirnya, Mieke pun bersedia. Tak berapa lama, dia keluar dari bilik pemeriksaan dan mengungkapkan kebahagiaannya karena dinyatakan negatif prakanker serviks maupun kanker payudara.

“Yes, aku berhasil. Walaupun tadi tanganku sempat dipegangi dua orang,” tuturnya.

Selain Mieke, banyak ibu lain yang mengalami perasaan serupa. Ketua TP PKK Provinsi Jawa Tengah sekaligus penasehat Dharma Wanita Persatuan Provinsi Jawa Tengah, Hj Atikoh Ganjar Pranowo pun, ikut menenangkan.

“Tarik nafas, buang nafas. Tidak usah tegang bu,” ujar ibu satu putera itu seraya mengajak berdialog.

Atikoh menuturkan, Oktober tahun ini, bulan deteksi dini kanker serviks dan payudara diperuntukkan bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) dan keluarganya. Sebab, seringkali karena terlalu berkonsentrasi melayani masyarakat, justru di internal dinas terlupakan.

“Kegiatan ini dilaksanakan secara nasional, bukan hanya di Jawa Tengah. Ini adalah kepedulian ibu negara, kemenkes, dan seluruh pimpinan negara yang terkait. Sebab, sejak 2015 (tes IVA dan sadanis ) difokuskan pada masyarakat umum. Tapi yang di internal kita sendiri, malah justru lupa,” bebernya.

Atikoh menyampaikan, rata-rata perempuan yang belum menjalani tes IVA dan sadanis ragu-ragu untuk periksa karena takut dengan hasilnya, dan malu. Dia pun meminta para ibu tidak perlu khawatir. Sebab, jika diketahui dari awal, justru akan lebih mudah mengobatinya. Apalagi, kanker serviks dan payudara adalah jenis kanker yang bisa dideteksi sejak dini.

“Harapannya semua negatif. Tapi kalau ada yang positif, kalau tahapnya masih rendah, bisa diobati. Kemudian ada cryotherapy, nanti bisa ke rumah sakit,” jelasnya.

Berdasarkan data statistik yang diterima PKK Provinsi Jawa Tengah dari kabupaten/ kota, rata-rata dalam pemeriksaan, hanya ditemukan tiga sampai 10 persen kasus kanker serviks dan payudara. Namun, pihaknya mengakui memang ada yang dalam satu daerah temuan positifnya mencapai lima persen.

“Kita sendiri ingin menganalisa, karena kecenderungan daerah-daerah tertentu itu cukup tinggi. Apakah ini karena faktor pestisida atau yang lain. Kemarin saya mengikuti seminar kesehatan, dalam seminar disampaikan, genetika menyumbang 15 persen kemungkinan seseorang terkena kanker. Yang 85 persen faktor lingkungan. Kita berusaha siasati yang 85 persen ini,” urainya.

Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah Dr Ir Sri Puryono KS MP menambahkan, pihaknya sangat mendukung kegiatan tes IVA dan sadanis untuk meningkatkan derajat kesehatan kaum perempuan. Pihaknya menargetkan, seluruh ASN perempuan di lingkungan Provinsi Jawa Tengah pada tahun ini harus sudah mengikuti IVA tes. Bahkan, di tahun-tahun mendatang, tidak menutup kemungkinan pihaknya memfasilitasi untuk masyarakat umum.

“Ini penting. Kalau yang terkena itu yang sakit ya sakit. Yang melihat sakit. Yang ngopeni juga sakit. Kakak saya tahun 96 sudah divonis dokter usianya tinggal delapan bulan. Tapi karena semangatnya bagus, kita juga nyengkuyung, 20 tahun bisa bertahan. Tapi saya berharap tidak ada yang kena. Untuk itu jangan takut memeriksakan diri dan ikut mensosialisasikan,” ajaknya.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah dr Yulianto MKes menambahkan, pihaknya secara bertahap terus melakukan pelatihan skrining tes IVA bagi tenaga medis. Meski saat ini ada 875 tenaga, namun itu belum mencukupi. Pihaknya berharap, di setiap kabupaten, paling tidak memiliki tenaga skrining sebanyak separuh dari kebutuhan.

 

Penulis : Rt, Humas Jateng

Editor : Ul, Diskominfo Jateng


Bagikan :

Semarang – Kekhawatiran sempat melanda Mieke, pegawai Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata Provinsi Jawa Tengah ketika hendak menjalani tes IVA sebagai deteksi dini terhadap kanker serviks, dan tes sadanis (periksa payudara klinis) di gedung Dharma Wanita Provinsi Jawa Tengah, Jumat (27/10). Saking groginya, dia sempat meminta agar antreannya dilewati.

“Aku di-skip aja dulu deh. Aku grogi nih,” ujarnya kepada petugas pendaftaran

Petugas pun menenangkan Mieke dan menjamin pemeriksaan yang akan dijalani tidak sakit hingga akhirnya, Mieke pun bersedia. Tak berapa lama, dia keluar dari bilik pemeriksaan dan mengungkapkan kebahagiaannya karena dinyatakan negatif prakanker serviks maupun kanker payudara.

“Yes, aku berhasil. Walaupun tadi tanganku sempat dipegangi dua orang,” tuturnya.

Selain Mieke, banyak ibu lain yang mengalami perasaan serupa. Ketua TP PKK Provinsi Jawa Tengah sekaligus penasehat Dharma Wanita Persatuan Provinsi Jawa Tengah, Hj Atikoh Ganjar Pranowo pun, ikut menenangkan.

“Tarik nafas, buang nafas. Tidak usah tegang bu,” ujar ibu satu putera itu seraya mengajak berdialog.

Atikoh menuturkan, Oktober tahun ini, bulan deteksi dini kanker serviks dan payudara diperuntukkan bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) dan keluarganya. Sebab, seringkali karena terlalu berkonsentrasi melayani masyarakat, justru di internal dinas terlupakan.

“Kegiatan ini dilaksanakan secara nasional, bukan hanya di Jawa Tengah. Ini adalah kepedulian ibu negara, kemenkes, dan seluruh pimpinan negara yang terkait. Sebab, sejak 2015 (tes IVA dan sadanis ) difokuskan pada masyarakat umum. Tapi yang di internal kita sendiri, malah justru lupa,” bebernya.

Atikoh menyampaikan, rata-rata perempuan yang belum menjalani tes IVA dan sadanis ragu-ragu untuk periksa karena takut dengan hasilnya, dan malu. Dia pun meminta para ibu tidak perlu khawatir. Sebab, jika diketahui dari awal, justru akan lebih mudah mengobatinya. Apalagi, kanker serviks dan payudara adalah jenis kanker yang bisa dideteksi sejak dini.

“Harapannya semua negatif. Tapi kalau ada yang positif, kalau tahapnya masih rendah, bisa diobati. Kemudian ada cryotherapy, nanti bisa ke rumah sakit,” jelasnya.

Berdasarkan data statistik yang diterima PKK Provinsi Jawa Tengah dari kabupaten/ kota, rata-rata dalam pemeriksaan, hanya ditemukan tiga sampai 10 persen kasus kanker serviks dan payudara. Namun, pihaknya mengakui memang ada yang dalam satu daerah temuan positifnya mencapai lima persen.

“Kita sendiri ingin menganalisa, karena kecenderungan daerah-daerah tertentu itu cukup tinggi. Apakah ini karena faktor pestisida atau yang lain. Kemarin saya mengikuti seminar kesehatan, dalam seminar disampaikan, genetika menyumbang 15 persen kemungkinan seseorang terkena kanker. Yang 85 persen faktor lingkungan. Kita berusaha siasati yang 85 persen ini,” urainya.

Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah Dr Ir Sri Puryono KS MP menambahkan, pihaknya sangat mendukung kegiatan tes IVA dan sadanis untuk meningkatkan derajat kesehatan kaum perempuan. Pihaknya menargetkan, seluruh ASN perempuan di lingkungan Provinsi Jawa Tengah pada tahun ini harus sudah mengikuti IVA tes. Bahkan, di tahun-tahun mendatang, tidak menutup kemungkinan pihaknya memfasilitasi untuk masyarakat umum.

“Ini penting. Kalau yang terkena itu yang sakit ya sakit. Yang melihat sakit. Yang ngopeni juga sakit. Kakak saya tahun 96 sudah divonis dokter usianya tinggal delapan bulan. Tapi karena semangatnya bagus, kita juga nyengkuyung, 20 tahun bisa bertahan. Tapi saya berharap tidak ada yang kena. Untuk itu jangan takut memeriksakan diri dan ikut mensosialisasikan,” ajaknya.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah dr Yulianto MKes menambahkan, pihaknya secara bertahap terus melakukan pelatihan skrining tes IVA bagi tenaga medis. Meski saat ini ada 875 tenaga, namun itu belum mencukupi. Pihaknya berharap, di setiap kabupaten, paling tidak memiliki tenaga skrining sebanyak separuh dari kebutuhan.

 

Penulis : Rt, Humas Jateng

Editor : Ul, Diskominfo Jateng


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu