Follow Us :              

Wagub Apresiasi Musala Apung di Demak Manfaatkan PLTS

  23 August 2022  |   11:00:00  |   dibaca : 870 
Kategori :
Bagikan :


Wagub Apresiasi Musala Apung di Demak Manfaatkan PLTS

23 August 2022 | 11:00:00 | dibaca : 870
Kategori :
Bagikan :

Foto : Handy (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Handy (Humas Jateng)

DEMAK - Wakil Gubernur Provinsi Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen mengapresiasi pemanfaatan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) untuk penerangan Musala Apung Bahrur Surur di Dukuh Menco, Kecamatan Wedung, Kabupaten Demak. Selain mempermudah nelayan melaksanakan ibadah, PLTS juga menghemat pengeluaran dan ramah lingkungan. 

"Saya senang, ini kreatif dan bagian dari inovasi masyarakat. Ini sekaligus menunjukkan bahwa kalau kita mau berikhtiar, insya Allah akan ada jalannya. Yang paling menarik, mereka didampingi Unissula dikenalkan energi terbarukan, yaitu PLTS atap yang memanfaatkan tenaga matahari," katanya di sela peresmian Musala Bahrus Surur di Teluk Sungai Wulan, Selasa (23/8/2022). 

Wagub menjelaskan, energi PLTS dimanfaatkan untuk penerangan bagian luar dan dalam musala. Inovasi ini dinilai diharapkan bisa inspirasi bagi nelayan yang selama ini menggunakan bahan bakar solar agar berangsur-angsur beralih memanfaatkan tenaga surya. 

"Musala apung ini bisa dicontoh di berbagai daerah, terutama daerah yang banyak nelayannya pergi malam pulang pagi atau sebaliknya pasti membutuhkan tempat untuk melaksanakan ibadah lima waktu saat melaut," katanya. 

Usai meresmikan Musala Bahrus Surur yang ditandai dengan penandatanganan prasasti, Wagub didampingi Wakil Bupati Demak Ali Makhsun, tokoh masyarakat, dan warga melaksanakan salat Zuhur berjamaah di atas musala apung. 

Pengurus Mushola Bahrus Surur, Bahrudin mengatakan, selain digunakan sebagai tempat salat para nelayan yang sedang melaut di sekitar Teluk Sungai Wulan, juga dimanfaatkan untuk pengajian maupun kegiatan-kegiatan keagamaan lainnya. 

Musala berukuran 9x7 meter itu dilengkapi berbagai sarana-prasarana layaknya musala yang didirikan di darat. Antara lain tempat wudhu, kamar mandi cuci kakus, lampu penerangan atau listrik tenaga surya, dan sebagainya. Bahan bangunan menggunakan bahan-bahan yang ringan, tahan karat, dan mudah dan banyak terdapat di kampung nelayan. 

Proses pembangunan musala Bahrus Surur didampingi akademisi dari Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) Semarang. Pembangunan ini menghabiskan dana sekitar Rp215 juta. Dana swadaya masyarakat itu digunakan untuk pembelian material bangunan. Dinding mushola ini terbuat dari bahan kayu dan stainless steel, sedangkan bagian bawah atau pondasi memanfaatkan sebanyak 110 drum plastik agar bangunan mengapung. 

"PLTS di musala apung ini didampingi Unissula. Kami memanfaatkan PLTS karena saat kami berada di laut tidak bisa menggunakan listrik PLN kecuali dengan PLTS. Untuk penggunaannya, kami sudah diberi pengarahan oleh Unissula agar lebih efisien atau tidak boros dan sesuai kebutuhan," jelasnya.


Bagikan :

DEMAK - Wakil Gubernur Provinsi Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen mengapresiasi pemanfaatan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) untuk penerangan Musala Apung Bahrur Surur di Dukuh Menco, Kecamatan Wedung, Kabupaten Demak. Selain mempermudah nelayan melaksanakan ibadah, PLTS juga menghemat pengeluaran dan ramah lingkungan. 

"Saya senang, ini kreatif dan bagian dari inovasi masyarakat. Ini sekaligus menunjukkan bahwa kalau kita mau berikhtiar, insya Allah akan ada jalannya. Yang paling menarik, mereka didampingi Unissula dikenalkan energi terbarukan, yaitu PLTS atap yang memanfaatkan tenaga matahari," katanya di sela peresmian Musala Bahrus Surur di Teluk Sungai Wulan, Selasa (23/8/2022). 

Wagub menjelaskan, energi PLTS dimanfaatkan untuk penerangan bagian luar dan dalam musala. Inovasi ini dinilai diharapkan bisa inspirasi bagi nelayan yang selama ini menggunakan bahan bakar solar agar berangsur-angsur beralih memanfaatkan tenaga surya. 

"Musala apung ini bisa dicontoh di berbagai daerah, terutama daerah yang banyak nelayannya pergi malam pulang pagi atau sebaliknya pasti membutuhkan tempat untuk melaksanakan ibadah lima waktu saat melaut," katanya. 

Usai meresmikan Musala Bahrus Surur yang ditandai dengan penandatanganan prasasti, Wagub didampingi Wakil Bupati Demak Ali Makhsun, tokoh masyarakat, dan warga melaksanakan salat Zuhur berjamaah di atas musala apung. 

Pengurus Mushola Bahrus Surur, Bahrudin mengatakan, selain digunakan sebagai tempat salat para nelayan yang sedang melaut di sekitar Teluk Sungai Wulan, juga dimanfaatkan untuk pengajian maupun kegiatan-kegiatan keagamaan lainnya. 

Musala berukuran 9x7 meter itu dilengkapi berbagai sarana-prasarana layaknya musala yang didirikan di darat. Antara lain tempat wudhu, kamar mandi cuci kakus, lampu penerangan atau listrik tenaga surya, dan sebagainya. Bahan bangunan menggunakan bahan-bahan yang ringan, tahan karat, dan mudah dan banyak terdapat di kampung nelayan. 

Proses pembangunan musala Bahrus Surur didampingi akademisi dari Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) Semarang. Pembangunan ini menghabiskan dana sekitar Rp215 juta. Dana swadaya masyarakat itu digunakan untuk pembelian material bangunan. Dinding mushola ini terbuat dari bahan kayu dan stainless steel, sedangkan bagian bawah atau pondasi memanfaatkan sebanyak 110 drum plastik agar bangunan mengapung. 

"PLTS di musala apung ini didampingi Unissula. Kami memanfaatkan PLTS karena saat kami berada di laut tidak bisa menggunakan listrik PLN kecuali dengan PLTS. Untuk penggunaannya, kami sudah diberi pengarahan oleh Unissula agar lebih efisien atau tidak boros dan sesuai kebutuhan," jelasnya.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu