Follow Us :              

Tinjau Pengelolaan Biogas, Wagub Minta Untuk Dikembangkan Di Desa - Desa Lainnya

  27 October 2022  |   15:00:00  |   dibaca : 1027 
Kategori :
Bagikan :


Tinjau Pengelolaan Biogas, Wagub Minta Untuk Dikembangkan Di Desa - Desa Lainnya

27 October 2022 | 15:00:00 | dibaca : 1027
Kategori :
Bagikan :

Foto : Bintoro (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Bintoro (Humas Jateng)

KAB. MAGELANG - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, mendorong optimalisasi pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT). Agar terealisasi, Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen, mengunjungi tiga desa di tiga Kabupaten untuk evaluasi sistem pengelolaan biogas yang telah dilakukan masyarakat. 

Wagub menilai pemanfaatan EBT dengan optimal dapat menjadi alternatif bagi masyarakat. Dia berharap masyarakat bisa mandiri energi gas, sehingga tidak perlu khawatir dengan pasokan minyak dan gas yang ada. 

"Setelah kita mengunjungi desa desa di Jateng di 3 kabupaten terkait EBT baik itu dari limbah pabrik tahu dan kotoran ternak. Saya ingin ini diangkat bareng, disuarakan bareng," kata Taj Yasin usai berdiskusi dengan masyarakat Desa Sambak, Kecamatan Kajoran, Kabupaten Magelang, Kamis (27/10/2022). 

Taj Yasin optimis, setelah mengunjungi tiga desa yakni, Desa Samirono Kabupaten Semarang, Desa Urutsewu Kabupaten Boyolali, dan Desa Sambak. Desa-desa lainnya yang memiliki ternak berpotensi menghasilkan biogas secara mandiri. Meski demikian, dia menginginkan agar masyarakat juga proaktif mendukung pemerintah supaya pemenuhan energi biogas ini bisa terwujud. 

Wagub menyadari diperlukan kerja keras dan gotong royong agar kebutuhan energi biogas ini bisa dipenuhi. Baginya, saat kebutuhan energi gas bisa dicukupi secara mandiri, maka turut menunjang pada sektor-sektor lainnya, termasuk ekonomi. 

"Saya yakin kok dimanapun pasti ada yang punya ternak sapi. Nah ini tinggal bagaimana mengelola biar masyarakat bisa punya digester (pengolah biogas) di rumah, atau syukur-syukur bisa komunal. Dan saya terima kasih kepada kawan-kawan di tiga desa di Kabupaten Magelang, Boyolali, dan Kabupaten Semarang, ayo kita diskusi bareng-bareng mana yang perlu kita kembangkan,"paparnya. 

Setelah meninjau desa-desa penghasil biogas, orang nomor dua di Jateng itu mengusulkan agar jajarannya segera mencari solusi terkait tempat penyimpanan. Dari hasil laporan yang dia terima, masyarakat masih kesulitan untuk menyimpan biogas yang sudah dihasilkan. Menurutnya, apabila biogas bisa ditampung secara berkala, maka bisa memenuhi kebutuhan gas bagi masyarakat secara lebih luas.  

"Karena sudah jadi pasti produksi dari biogasnya setiap jam, setiap detik pasti akan menghasilkan. Dan ini belum ada penampungannya, dan kita (coba) kembangkan lagi. Dari dinas ESDM kami juga baru menghitung anggaran itu,"imbuh wagub. 

Selain menyasar desa, wagub juga ingin wacana yang digulirkan Presiden RI Joko Widodo, itu bisa diaplikasikan di sektor perkotaan. Dia berharap para pengembang perumahan bisa menerapkan pola septic tank komunal. Tujuannya adalah, agar kotoran manusia yang tersentralkan bisa diolah menjadi biogas.  

"kami pemprov Jateng melihat desa ini mampu, saya harap pengembang perumahan ayo kita belajar dari desa Sambak dan lainnya. koma(kotoran manusia)nya bisa dikelola baik, (untuk) menjadi sumber gas untuk kebutuhan masyarakat, bisa di rumah, di Rusuna, Rusunawa," kata wagub.


Bagikan :

KAB. MAGELANG - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, mendorong optimalisasi pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT). Agar terealisasi, Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen, mengunjungi tiga desa di tiga Kabupaten untuk evaluasi sistem pengelolaan biogas yang telah dilakukan masyarakat. 

Wagub menilai pemanfaatan EBT dengan optimal dapat menjadi alternatif bagi masyarakat. Dia berharap masyarakat bisa mandiri energi gas, sehingga tidak perlu khawatir dengan pasokan minyak dan gas yang ada. 

"Setelah kita mengunjungi desa desa di Jateng di 3 kabupaten terkait EBT baik itu dari limbah pabrik tahu dan kotoran ternak. Saya ingin ini diangkat bareng, disuarakan bareng," kata Taj Yasin usai berdiskusi dengan masyarakat Desa Sambak, Kecamatan Kajoran, Kabupaten Magelang, Kamis (27/10/2022). 

Taj Yasin optimis, setelah mengunjungi tiga desa yakni, Desa Samirono Kabupaten Semarang, Desa Urutsewu Kabupaten Boyolali, dan Desa Sambak. Desa-desa lainnya yang memiliki ternak berpotensi menghasilkan biogas secara mandiri. Meski demikian, dia menginginkan agar masyarakat juga proaktif mendukung pemerintah supaya pemenuhan energi biogas ini bisa terwujud. 

Wagub menyadari diperlukan kerja keras dan gotong royong agar kebutuhan energi biogas ini bisa dipenuhi. Baginya, saat kebutuhan energi gas bisa dicukupi secara mandiri, maka turut menunjang pada sektor-sektor lainnya, termasuk ekonomi. 

"Saya yakin kok dimanapun pasti ada yang punya ternak sapi. Nah ini tinggal bagaimana mengelola biar masyarakat bisa punya digester (pengolah biogas) di rumah, atau syukur-syukur bisa komunal. Dan saya terima kasih kepada kawan-kawan di tiga desa di Kabupaten Magelang, Boyolali, dan Kabupaten Semarang, ayo kita diskusi bareng-bareng mana yang perlu kita kembangkan,"paparnya. 

Setelah meninjau desa-desa penghasil biogas, orang nomor dua di Jateng itu mengusulkan agar jajarannya segera mencari solusi terkait tempat penyimpanan. Dari hasil laporan yang dia terima, masyarakat masih kesulitan untuk menyimpan biogas yang sudah dihasilkan. Menurutnya, apabila biogas bisa ditampung secara berkala, maka bisa memenuhi kebutuhan gas bagi masyarakat secara lebih luas.  

"Karena sudah jadi pasti produksi dari biogasnya setiap jam, setiap detik pasti akan menghasilkan. Dan ini belum ada penampungannya, dan kita (coba) kembangkan lagi. Dari dinas ESDM kami juga baru menghitung anggaran itu,"imbuh wagub. 

Selain menyasar desa, wagub juga ingin wacana yang digulirkan Presiden RI Joko Widodo, itu bisa diaplikasikan di sektor perkotaan. Dia berharap para pengembang perumahan bisa menerapkan pola septic tank komunal. Tujuannya adalah, agar kotoran manusia yang tersentralkan bisa diolah menjadi biogas.  

"kami pemprov Jateng melihat desa ini mampu, saya harap pengembang perumahan ayo kita belajar dari desa Sambak dan lainnya. koma(kotoran manusia)nya bisa dikelola baik, (untuk) menjadi sumber gas untuk kebutuhan masyarakat, bisa di rumah, di Rusuna, Rusunawa," kata wagub.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu