Foto : (Humas Jateng)
Foto : (Humas Jateng)
Semarang – Perintah salat lima waktu menjadi salah satu hikmah penting dalam peristiwa Isra
Miraj yang dialami Nabi Muhammad SAW. Sebab, bacaan salat yang terus diulang, akan
meneguhkan ikrar umat muslim untuk menjadi hamba yang sholeh dan sholehah, serta
memberikan kebaikan bagi semesta.
“Ini yang kemudian melahirkan jiwa yang selalu dekat kepada Allah sehingga pada gilirannya
kita akan malu untuk berbuat mungkar, dan selalu termotivasi untuk berbuat kebaikan. Tinggal
kemudian bagaimana kita dapat melaksanakan salat dengan sebaik-baiknya,” kata Sekretaris
Daerah Provinsi Jawa Tengah Dr Ir Sri Puryono KS MP saat memberi sambutan dalam acara
Peringatan Isra Miraj bertema Salat Membentuk Pribadi yang Bersih dan Jujur, di Ghradhika
Bhakti Praja, Selasa (18/4).
Menjalankan ibadah salat, lanjutnya, bukan sekadar menggugurkan kewajiban. Namun, mesti
dilaksanakan dengan bersungguh-sungguh sehingga mampu menggugah dan membangkitkan
nilai-nilai kebaikan, baik dalam pikiran, ucapan, maupun tindakan sehari-hari.
Ustadz Joko Zulianto membenarkan pernyataan tersebut. Salat pada hakekatnya dapat mencegah
perbuatan keji dan munkar, asalkan dilaksanakan berdasarkan ilmunya. Sebab, tidak sedikit umat
muslim yang salat hanya sekadar untuk menggugurkan kewajiban.
“Banyak orang salat tapi sregep fasik, dzalim, sregep suudzon, takabur, lan sak piturute. Niki
mungkin salate, sarat rukune ora entuk, ora tumakninah, ora khusyuk, dadi atine ora bisa hadir
ning Gusti Allah. Ditambah ora tepat waktu sisan. Oleh karena itu, perlu selalu muhasabah,
mawas diri,” terang dia.
Joko melanjutkan, pada hakekatnya, seluruh ibadah yang dilaksanakan umat muslim ada
ilmunya. Mulai dari salat, zakat, hingga haji. Agar ibadah yang dilaksanakan menjadi berkah dan
diterima Allah SWT, semua harus dilaksanakan berdasar ilmunya.
Semarang – Perintah salat lima waktu menjadi salah satu hikmah penting dalam peristiwa Isra
Miraj yang dialami Nabi Muhammad SAW. Sebab, bacaan salat yang terus diulang, akan
meneguhkan ikrar umat muslim untuk menjadi hamba yang sholeh dan sholehah, serta
memberikan kebaikan bagi semesta.
“Ini yang kemudian melahirkan jiwa yang selalu dekat kepada Allah sehingga pada gilirannya
kita akan malu untuk berbuat mungkar, dan selalu termotivasi untuk berbuat kebaikan. Tinggal
kemudian bagaimana kita dapat melaksanakan salat dengan sebaik-baiknya,” kata Sekretaris
Daerah Provinsi Jawa Tengah Dr Ir Sri Puryono KS MP saat memberi sambutan dalam acara
Peringatan Isra Miraj bertema Salat Membentuk Pribadi yang Bersih dan Jujur, di Ghradhika
Bhakti Praja, Selasa (18/4).
Menjalankan ibadah salat, lanjutnya, bukan sekadar menggugurkan kewajiban. Namun, mesti
dilaksanakan dengan bersungguh-sungguh sehingga mampu menggugah dan membangkitkan
nilai-nilai kebaikan, baik dalam pikiran, ucapan, maupun tindakan sehari-hari.
Ustadz Joko Zulianto membenarkan pernyataan tersebut. Salat pada hakekatnya dapat mencegah
perbuatan keji dan munkar, asalkan dilaksanakan berdasarkan ilmunya. Sebab, tidak sedikit umat
muslim yang salat hanya sekadar untuk menggugurkan kewajiban.
“Banyak orang salat tapi sregep fasik, dzalim, sregep suudzon, takabur, lan sak piturute. Niki
mungkin salate, sarat rukune ora entuk, ora tumakninah, ora khusyuk, dadi atine ora bisa hadir
ning Gusti Allah. Ditambah ora tepat waktu sisan. Oleh karena itu, perlu selalu muhasabah,
mawas diri,” terang dia.
Joko melanjutkan, pada hakekatnya, seluruh ibadah yang dilaksanakan umat muslim ada
ilmunya. Mulai dari salat, zakat, hingga haji. Agar ibadah yang dilaksanakan menjadi berkah dan
diterima Allah SWT, semua harus dilaksanakan berdasar ilmunya.
Berita Terbaru