Follow Us :              

Gelar Kontak Bisnis dan Pameran UMKM 2024, Pemprov Jateng Pasarkan Produk 20 UMKM ke Pasar Internasional

  19 July 2024  |   09:00:00  |   dibaca : 179 
Kategori :
Bagikan :


Gelar Kontak Bisnis dan Pameran UMKM 2024, Pemprov Jateng Pasarkan Produk 20 UMKM ke Pasar Internasional

19 July 2024 | 09:00:00 | dibaca : 179
Kategori :
Bagikan :

Foto : (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : (Humas Jateng)

SEMARANG – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah memberangkatkan 20 pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dari Jateng untuk memasarkan produk-produknya di pasar internasional.

Para pelaku UMKM akan dipertemukan dengan pembeli dari berbagai negara pada acara Kontak Bisnis dan Pameran Produk UMKM Jateng di Mall Trans Studio, Kota Denpasar, Bali pada 20-21 Juli 2024.

Pj Gubernur Jawa Tengah, Komjen Pol (P) Drs. Nana Sudjana A.S., M.M., mengungkapkan, pihaknya berkomitmen untuk terus melakukan upaya-upaya pendampingan dan mencoba meningkatkan produktivitas UMKM Jateng. Salah satunya dengan menggelar pameran di luar daerah.

"Kita berangkatkan 20 UMKM, untuk mengikuti UMKM Expo di Bali," ucapnya beberapa hari lalu. 

Pj Gubernur menyampaikan, promosi ini bertujuan untuk meningkatkan gairah para pelaku UMKM, sehingga mereka menjadi lebih kompetitif. Dengan begitu, para pelaku usaha semakin terpacu dalam meningkatkan kualitas produk-produknya.

Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Jawa Tengah, Eddy S. Bramiyanto menyatakan, para pelaku UMKM yang hendak mengikuti kegiatan ini sebenarnya sangatlah banyak, akan tetapi yang diberangkatkan baru sebanyak 20 UMKM.

"Mereka adalah hasil kurasi atau penjaringan, dari total 245 UMKM se-Jateng yang antusias mengikuti kegiatan (pameran)," ucapnya.

Sebanyak 20 UMKM itu berasal dari 11 kabupaten/kota di Jateng, antara lain Kabupaten Banjarnegara, Cilacap, Jepara, Klaten, Purbalingga, Sukoharjo, Tegal, Wonosobo, Kota Salatiga, Semarang dan Surakarta.

Produk-produk UMKM yang dipamerkan juga sangat beragam, mulai dari produk fesyen, aksesoris, furniture/home decor, makanan/minuman, dan alat musik.

Eddy menuturkan, seleksi UMKM dilakukan secara daring dan luring oleh tim independen dari Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia (GPEI) Jateng dan Bali. Para pelaku usaha menjalani berbagai tahapan kurasi, bimbingan teknis, dan sertifikasi ekspor hingga dapat ditetapkan layak ikut dalam kontak bisnis di Bali.

Para pelaku UMKM itu dipertemukan dengan para pembeli dari dalam dan luar negeri, seperti India, Hungaria, Austria, Perancis, dan Brasil.

"Mereka sudah layak dan siap dipertemukan dengan buyer (pembeli), dan Konsulat Jenderal (Konjen) dari 32 negara," tegasnya.

Sebanyak 32 Konjen yang akan dihadirkan dalam kegiatan kontak bisnis tahun 2024 ini, di antaranya Konjen Australia, Amerika, Britania Raya, Denmark, Finlandia, Korea Selatan, Spanyol, Swiss, Tunisia, bahkan Rusia.

Eddy mengatakan, Kontak Bisnis di tahun 2024 ini menargetkan peningkatan omzet dibandingkan tahun sebelumnya. Pada tahun 2023 lalu, terjadi 8 kali penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) dengan total nilai sebanyak Rp25 miliar, serta kontak bisnis secara face to face sebesar Rp299 juta.

"Tahun ini harapannya meningkat, dengan target Rp35 miliar. Karena tahun ini, kami mendatangkan banyak buyer (pembeli), serta menghadirkan UMKM yang sudah terkurasi secara ketat," ujarnya.

Dengan kegiatan itu, nilai ekspor UMKM di Jateng diharapkan dapat terus meningkat. Pada tahun 2022, nilai ekspor UMKM Jateng ke 32 negara mencapai Rp206 miliar. Sejumlah produk unggulan yang bisa menembus pasar internasional meliputi batik, tekstil, dan produk pertanian. seperti kopi, teh, dan rempah, hingga berbagai macam produk perikanan.

"Faktor pendukungnya, seperti keunggulan bahan baku lokal; sumber alam dan bahan baku yang melimpah; dukungan infrastruktur dan pemerintah; serta pertumbuhan perkembangan teknologi digital dalam memasarkan produk," ucap Eddy.

Berdasarkan data dari Dinkop dan UMKM Jateng, sampai dengan Triwulan II tahun 2024, jumlah binaan UMKM di Jateng mencapai 191.689 usaha. Rinciannya, UKM produksi/nonpertanian sebanyak 74.203 usaha, UKM Pertanian 28.520 usaha, UKM perdagangan 67.210 usaha, dan UKM Jasa 21.756 usaha.

Eddy mengatakan, UMKM Jateng berkontribusi cukup besar terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Sejak tahun 2021, kontribusi koperasi dan UMKM terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Jateng terus mengalami kenaikan.

"Tahun 2021,sebesar 12,45 persen, pada tahun 2022 sebesar 12,46 persen, dan pada tahun 2023 sebesar 14,89 persen,” katanya.

Eddy berharap, kontak bisnis tahun ini tidak hanya mengembangkan jaringan pemasaran produk UMKM ke pasar internasional. Akan tetapi, juga mengidentifikasi potensi pasar produk UMKM Jateng di pasar Internasional.


Bagikan :

SEMARANG – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah memberangkatkan 20 pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dari Jateng untuk memasarkan produk-produknya di pasar internasional.

Para pelaku UMKM akan dipertemukan dengan pembeli dari berbagai negara pada acara Kontak Bisnis dan Pameran Produk UMKM Jateng di Mall Trans Studio, Kota Denpasar, Bali pada 20-21 Juli 2024.

Pj Gubernur Jawa Tengah, Komjen Pol (P) Drs. Nana Sudjana A.S., M.M., mengungkapkan, pihaknya berkomitmen untuk terus melakukan upaya-upaya pendampingan dan mencoba meningkatkan produktivitas UMKM Jateng. Salah satunya dengan menggelar pameran di luar daerah.

"Kita berangkatkan 20 UMKM, untuk mengikuti UMKM Expo di Bali," ucapnya beberapa hari lalu. 

Pj Gubernur menyampaikan, promosi ini bertujuan untuk meningkatkan gairah para pelaku UMKM, sehingga mereka menjadi lebih kompetitif. Dengan begitu, para pelaku usaha semakin terpacu dalam meningkatkan kualitas produk-produknya.

Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Jawa Tengah, Eddy S. Bramiyanto menyatakan, para pelaku UMKM yang hendak mengikuti kegiatan ini sebenarnya sangatlah banyak, akan tetapi yang diberangkatkan baru sebanyak 20 UMKM.

"Mereka adalah hasil kurasi atau penjaringan, dari total 245 UMKM se-Jateng yang antusias mengikuti kegiatan (pameran)," ucapnya.

Sebanyak 20 UMKM itu berasal dari 11 kabupaten/kota di Jateng, antara lain Kabupaten Banjarnegara, Cilacap, Jepara, Klaten, Purbalingga, Sukoharjo, Tegal, Wonosobo, Kota Salatiga, Semarang dan Surakarta.

Produk-produk UMKM yang dipamerkan juga sangat beragam, mulai dari produk fesyen, aksesoris, furniture/home decor, makanan/minuman, dan alat musik.

Eddy menuturkan, seleksi UMKM dilakukan secara daring dan luring oleh tim independen dari Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia (GPEI) Jateng dan Bali. Para pelaku usaha menjalani berbagai tahapan kurasi, bimbingan teknis, dan sertifikasi ekspor hingga dapat ditetapkan layak ikut dalam kontak bisnis di Bali.

Para pelaku UMKM itu dipertemukan dengan para pembeli dari dalam dan luar negeri, seperti India, Hungaria, Austria, Perancis, dan Brasil.

"Mereka sudah layak dan siap dipertemukan dengan buyer (pembeli), dan Konsulat Jenderal (Konjen) dari 32 negara," tegasnya.

Sebanyak 32 Konjen yang akan dihadirkan dalam kegiatan kontak bisnis tahun 2024 ini, di antaranya Konjen Australia, Amerika, Britania Raya, Denmark, Finlandia, Korea Selatan, Spanyol, Swiss, Tunisia, bahkan Rusia.

Eddy mengatakan, Kontak Bisnis di tahun 2024 ini menargetkan peningkatan omzet dibandingkan tahun sebelumnya. Pada tahun 2023 lalu, terjadi 8 kali penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) dengan total nilai sebanyak Rp25 miliar, serta kontak bisnis secara face to face sebesar Rp299 juta.

"Tahun ini harapannya meningkat, dengan target Rp35 miliar. Karena tahun ini, kami mendatangkan banyak buyer (pembeli), serta menghadirkan UMKM yang sudah terkurasi secara ketat," ujarnya.

Dengan kegiatan itu, nilai ekspor UMKM di Jateng diharapkan dapat terus meningkat. Pada tahun 2022, nilai ekspor UMKM Jateng ke 32 negara mencapai Rp206 miliar. Sejumlah produk unggulan yang bisa menembus pasar internasional meliputi batik, tekstil, dan produk pertanian. seperti kopi, teh, dan rempah, hingga berbagai macam produk perikanan.

"Faktor pendukungnya, seperti keunggulan bahan baku lokal; sumber alam dan bahan baku yang melimpah; dukungan infrastruktur dan pemerintah; serta pertumbuhan perkembangan teknologi digital dalam memasarkan produk," ucap Eddy.

Berdasarkan data dari Dinkop dan UMKM Jateng, sampai dengan Triwulan II tahun 2024, jumlah binaan UMKM di Jateng mencapai 191.689 usaha. Rinciannya, UKM produksi/nonpertanian sebanyak 74.203 usaha, UKM Pertanian 28.520 usaha, UKM perdagangan 67.210 usaha, dan UKM Jasa 21.756 usaha.

Eddy mengatakan, UMKM Jateng berkontribusi cukup besar terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Sejak tahun 2021, kontribusi koperasi dan UMKM terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Jateng terus mengalami kenaikan.

"Tahun 2021,sebesar 12,45 persen, pada tahun 2022 sebesar 12,46 persen, dan pada tahun 2023 sebesar 14,89 persen,” katanya.

Eddy berharap, kontak bisnis tahun ini tidak hanya mengembangkan jaringan pemasaran produk UMKM ke pasar internasional. Akan tetapi, juga mengidentifikasi potensi pasar produk UMKM Jateng di pasar Internasional.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu